BLOGSPOT atas

Monday, March 23, 2009

[Kompas 100]: Matahari Putra Prima: "A Multi Specialist Retailer"

Bagian 41 dari 100

Senin, 23 Maret 2009 | 07:31 WIB

TAK banyak artis yang bisa seperti Jennifer Lopez atau J.Lo. Ia adalah salah satu dari sedikit artis yang bisa melakoni berbagai profesi, mulai dari penyanyi, produser rekaman dan televisi, penari, sampai desainer busana. Artis Hollywood keturunan Latin American terkaya menurut Forbes ini memang dikenal sebagai artis multi-talenta. Yang lebih menarik lagi adalah Ben Stiller yang main di film komedi Tropic Thunder. Di sana, Stiller berperan sebagai produser, penulis naskah, sutradara, dan bahkan menjadi pemain utama. Tampil dengan berbagai wajah, Stiller seakan-akan bekerja sendirian untuk melahirkan film ini.

Jika di Hollywood, tampil dengan berbagai wajah itu biasa, tidak demikian halnya di industri ritel Indonesia. Boleh dibilang jarang ada pemain yang berani masuk di area bisnis yang beragam seperti yang dilakukan PT Matahari Putra Prima Tbk (MPAA). MPPA memang memiliki Matahari Department Store, Matahari New Genaration, Hypermart, Foodmart, Boston Pharmacy, Timezone dan unit usaha penunjang bisnis retail.

Menyadari bahwa pasar sandang dan pangan selalu besar, terutama di pasar menengah, baik di saat kondisi ekonomi baik maupun krisis, MPPA mengembangkan bisnisnya di area tersebut. Meski beberapa format ritelnya menyasar segmen yang lebih tinggi, MPPA harus diakui merupakan spesialis pasar menengah. Makanya pengembangan bisnisnya bisa begitu massal dan flagship brand Matahari untuk ritel sandang bisa mudah diterima masyarakat luas. Model bisnisnya di segmen ini juga boleh dibilang mapan. Karena itu, perluasan ke area ritel atau format lain di segmen yang sama atau sedikit lebih tinggi tidak menjadi masalah buat MPPA.

MPPA bahkan berhasil mengintegrasikan berbagai multi-format retail menjadi satu penawaran dalam Matahari Club Card (MCC). Sangat jarang ada pemain ritel di Indonesia yang mampu memberikan penawaran komplit seperti ini di bawah satu bendera perusahaan dan kartu keanggotaan pelanggan. Sekitar 4 juta orang sudah bergabung ke dalam program loyalitas ini. Hebatnya, kartu keanggotaan ini tidak diberikan secara gratis. Karena itu, hanya penawaran yang multi-benefit yang bisa menarik jumlah anggota sebanyak itu.

Tantangan MPPA ke depan adalah bagaimana menata merek-merek format ritel yang dimilikinya sekarang dengan menyeimbangkan antara fleksibilitas setiap format untuk berkembang dan integrasi dari berbagai format tersebut. Kompleksitas mulai muncul karena segmen yang dituju mulai berbeda jauh secara vertikal. MPPA sempat beberapa kali mengganti merek untuk menyasar segmen yang lebih tinggi. MPPA, misalnya, mempunyai Galeria, lalu diubah menjadi Parisian untuk menyasar segmen yang jauh lebih tinggi, dan kemudian dikembalikan menjadi Matahari New Generation untuk segmen yang mirip dengan segmen Galeria. Penggantian merek secara strategis seperti ini seharusnya dapat diminimalkan frekuensinya sehingga tidak menimbulkan kebingungan di pasar.

Selain mengembangkan bisnisnya ke berbagai format lain, MPPA juga harus terus mempertahankan posisinya di segmen menengah yang menjadi primary market bagi flagship brand Matahari. Dengan demikian, MPPA akan mempunyai fondasi yang lebih kokoh untuk bermain di area-area baru dan menjadi semakin bersinar sebagai a multi-format retailer.

"Philip Kotler's Executive Class: 65 Days To Go"

Hermawan Kartajaya, Taufik

Kompas

No comments: