BLOGSPOT atas

Sunday, March 22, 2009

[Kompas 100]: Cowell Development: A Pioneer of Satellite City Development

Bagian 40 dari 100

Minggu, 22 Maret 2009 | 12:04 WIB

TIDAK ada kota besar tanpa kota satelit. Dan kota besar seperti Jakarta jelas punya. Kota satelit itu sendiri punya fungsi bermacam-macam, mulai dari penopang kegiatan kota besar hingga enabler penantaan kota Jakarta. Tapi tidak berarti kota satelit selalu bergantung penuh pada kota besar, karena ada yang bisa berkembang menjadi sebuah kota mandiri dengan berbagai pusat bisnis maupun belanja.

Salah satu kota satelit Jakarta ini adalah Serpong, sebuah kawasan sebelah barat kota Jakarta. Wilayah ini, yang secara administratif masuk propinsi Banten, tepatnya kabupaten Tangerang, memang berkembang sangat pesat beberapa tahun belakangan. Digarap oleh beberapa pengembang properti ternama, Serpong kini sudah memiliki pusat kota yang cukup ramai dengan beberapa kawasan kantor dan niaga yang mulai berkembang.

Salah satu pionir pengembangan Serpong adalah PT Internusa Artacipta yang berdiri tahun 1981. Tiga tahun setelah pendiriannya, pengembang properti ini kemudian membangun perumahan yang kini dikenal luas sebagai Villa Melati Mas atau Melati Mas Residence. Dalam evolusinya, dengan terjadinya perpindahan kepemilikan, pengembang ini kini bernama PT Cowell Development Tbk (COWL).

COWL mungkin sedikit kalah tenar dibandingkan perusahaan properti tenama lainnya yang juga mengembangkan Serpong, seperti BSD City yang memiliki lahan seluas 6000 hektar, ataupun Summarecon Serpong yang memegang 1500 hektar tanah di wilayah tersebut. Namun sebagai pemain lama, COWL tentunya memiliki keunggulan dalam hal pengetahuan yang dalam mengenai wilayah Serpong termasuk profil pembelinya.

Melihat potensi yang besar di segmen menengah ke bawah, sejak tahun 2004 COWL mulai membangun perumahan dengan harga yang lebih terjangkau, yaitu Serpong Park dengan luas lahan sekitar 40 hektar. Mulai tahun 2008, COWL lalu mengembangkan proyek Serpong Terrace dengan luas lahan 10 hektar yang juga ditujukan untuk memenuhi kebutuhan permintaan pasar dari pembeli kelas menengah.

Setelah sukses mengembangkan perumahan di wilayah Serpong untuk kelas menengah, COWL kini mengambil langkah yang kami lihat sebagai sesuatu yang ”berani”. Dengan akuisisi PT Sandi Mitra Selaras pada Maret 2008, COWL memperoleh lahan di daerah Tanjung Duren yang bisa dikatakan sebagai lokasi yang premium karena terletak di dekat jantung kota Jakarta, tepatnya di depan Mall Taman Anggrek. Di lokasi ini, COWL mencoba melakukan sesuatu yang tergolong baru bagi mereka, yaitu membangun high-rise apartemen dengan target market kalangan atas.

Di sinilah kami melihat COWL harus berhati hati. Perusahaan mencoba memasuki wilayah yang masih sangat ”asing” jika dibandingkan tipikal pembangunan properti yang dilakukan COWL sebelumnya, yaitu landed house di pinggiran kota Jakarta. Jika perusahaan tidak bisa membangun kompetensi baru dengan cepat, baik dengan cara mendatangkannya dari luar ataupun membangun sendiri dari dalam, COWL akan sulit berkompetisi dengan pemain-pemain lain yang sudah lama berkecimpung di kategori ini.

Namun, di lain pihak, jika berhasil meraih sukses dalam pembangunan di kategori baru ini, maka COWL akan on-track dalam upayanya untuk meningkatkan sustainability perusahaan dengan melakukan diversifikasi usaha. Dan COWL dapat terus berkembang dari sekedar developer perumahan pinggiran kota yang low-profile, menjadi a prominent multi-product property developer.

"Philip Kotler's Executive Class: 66 Days To Go"

Hermawan Kartajaya, Taufik

Kompas

No comments: