BLOGSPOT atas

Thursday, April 23, 2009

[Kompas 100]: Adaro: "A Big Environmentally Friendly Coal Producer"

Kamis, 23 April 2009 | 07:47 WIB

Arnold Schwarzenegger sekilas tampak bukan orang yang pas sebagai guru TK.

Ini kalau bayangan kita tentang guru TK itu adalah orang yang lemah lembut dan sabar terhadap anak-anak kecil. Dengan kriteria semacam itu, yang cocok adalah para wanita, sekalipun tidak tertutup kemungkinan bahwa seorang pria yang memang bisa lemah lembut dan sabar menghadapi anak-anak kecil tetap layak menjadi guru TK. Hanya saja, pria yang bisa menjadi guru TK biasanya juga mesti jago mendongeng.

Arnold seperti sulit memenuhi kriteria seperti tersebut di atas, terutama kalau melihat perannya di film seperti The Terminator yang melambungkan namanya dan melekat kuat pada dirinya. Padahal selain The Terminator, ia dulu pernah berperan dalam film Conan the Barbarian atau film-film sukses lain dimana dia berperan sebagai jagoan atau prajurit tinggi besar dan berotot serta dingin dalam bertindak. Begitu kuatnya asosiasi dirinya dengan Terminator, maka ia yang kini menjadi Gubernur Negara Bagian California dijuluki sebagai Governator yang merupakan gabungan antara Governor dan Terminator.

Tapi sekuat-kuatnya asosiasi pada Terminator, tidak berarti Arnold tidak bisa melepaskan diri dari stereotype jagoan tersebut. Maka ia pun kemudian tampil dalam film komedi yang unik yaitu Twins bersama dengan Danny de Vitto yang mengisahkan dua saudara kembar yang nyaris tidak ada kemiripan secara fisik. Dan karena film ini laris, maka Arnold punya opsi yang lebih luas untuk berperan sebagai seorang jagoan.

Yang kemudian muncul sungguh di luar dugaan, dimana Arnold berperan sebagai polisi yang menyamar menjadi guru TK. Awalnya, ia yang sebetulnya tidak diplot jadi guru TK, terlihat tidak begitu pas menjadi guru TK. Tapi dengan mengandalkan berang-berang piaraannya, ia mampu menarik perhatian anak-anak TK dan pada akhirnya malah memilih meninggalkan dinas kepolisian dan menjadi guru TK.

Arnold yang tinggi besar tapi lemah lembut dan sabar menghadapi anak-anak TK ini bisa menjadi personifikasi dari batubara yang ramah lingkungan. Selama ini, batubara –yang merupakan bahan baku pembangkit listrik yang paling banyak digunakan– punya dua sisi, positif dalam aspek harga yang murah dan negatif dalam kaitan dengan tingkat polusi yang dihasilkannya. Tentu akan bagus kalau jalan keluarnya adalah batubara yang murah tapi ramah lingkungan.

Inilah yang sudah lama dilakukan PT Adaro Energy Tbk (ADRO). Tapi berbeda dengan kebanyakan perusahaan pertambangan batubara ataupun perusahaan pengguna batubara yang mencoba memenuhi kedua tujuan tersebut melalui proses baru pemanfaatan batubara, yang dilakukan ADRO boleh dikata hanya sekedar menjaga kualitas batubara yang ditambangnya. Soalnya, ADRO ini punya konsesi pertambangan dengan jenis batubara yang punya ciri khas, yaitu bersih, yang ditandai dengan 0,1% sulphur, 1,5% ash dan nitrogen yang rendah, yang kemudian dipasarkan dengan merek dagang Envirocoal.

ADRO berani menggunakan brand tersebut karena selama ini, pemanfaatan batubara untuk pembangkit listrik dituding banyak pihak meningkatkan emisi partikel Sox, Nox dan Cox, di samping abu terbang. Dan itu bukan hanya kekhawatiran, karena kota-kota yang menjadi lokasi pembangkit listrik tenaga batubara memang kotor udaranya. Itulah sebabnya, banyak produsen dan pengguna batubara yang mencoba membuat sistem pemanfaatan batubara yang ramah lingkungan dengan cara gasifikasi.

Melalui teknik tersebut maka emisi dari hasil pemanfaatan batubara tersebut bisa dihambat atau tidak terlepas ke atmosfir. Ini bisa terjadi karena di teknik tersebut digunakan apa yang disebut carbon capture atau penangkapan emisi karbon. Tapi teknologi pemanfaatan batubara sistem gasifikasi terbilang mahal dan canggih, dan sejauh ini belum banyak yang bisa melakukannya.

Karena masih mahalnya sistem gasifikasi, maka pilihannya adalah batubara padat yang ramah lingkungan sebagaimana ditunjukkan dengan keberhasilan Envirocoal yang mampu menembus dengan mudah pasar-pasar yang punya tuntutan standar lingkungan yang tinggi. Selain bisa digunakan secara langsung, produk batubara ADRO juga digunakan sebagai campuran untuk batubara yang punya kandungan sulphur dan ash yang tinggi dan hasilnya masih tetap ramah lingkungan. Karena itulah batubara ADRO menjadi produk batubara ramah lingkungan yang paling banyak dicari.

ADRO bukan hanya sekedar menunjukkan positioning yang seperti itu, tapi juga mampu menunjukkan diferensiasinya dalam teknis, lingkungan dan biaya. Di aspek teknis ada keuntungan dalam storage, combustion, ash, dan ash deposition, di lingkungan ada dalam bentuk penurunan emisi SO2 dan NOx, opacity dan limbah dan biaya ada dalam bentuk fuel cost, maintenance cost dan operating cost yang lebih murah. Dengan positioning dan diferensiasi yang seperti itu, serta didukung dengan jaringan logistik yang dimilikinya, maka Envirocoal punya pasar yang bagus, seperti lebih dari lima puluh pembangkit listrik utama di Eropa, Amerika dan Asia.

Di sisi lain, sebagai sebuah perusahaan batubara terbesar kedua di Indonesia, ADRO tidak hanya punya cadangan batubara yang besar, melainkan juga merupakan perusahaan batubara yang mengoperasikan tambang yang terbesar di Indonesia dan terpanjang di belahan selatan dunia. Keberadaan tambang semacam ini membuat ADRO mampu menjalankan operasi yang efisien dan mengontrol. Dengan kondisi ini dan ditambah dengan kelebihan yang dimiliki, ADRO bisa mengoptimalkan posisi sebagai a big environmentally friendly coal producer.


"Philip Kotler's Executive Class: 34 Days To Go"

Hermawan Kartajaya, Taufik

No comments: