BLOGSPOT atas

Tuesday, February 17, 2009

[Kompas 100]: Ciputra Surya: "A Reputable Township Developer in Surabaya"

Selasa, 17 Februari 2009 | 07:25 WIB

Bisnis properti adalah bisnis yang menjual masa depan yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Yang menjadi tantangan adalah bagaimana dari awal memilih jenis masa depan yang akan di jual dalam jangka panjang. Ini butuh “jam terbang” dan pemahaman unspoken customer needs.

Terus terang ini bukan suatu hal yang mudah bagi PT Ciputra Surya Tbk (CTRS), anak perusahaan dari PT Ciputra Development Tbk (CTRA), ketika mendirikan CitraRaya. CTRA adalah pengembang dengan fokus di Jawa Timur, spesifiknya di wilayah Surabaya dan sekitarnya, ditambah dengan sebuah proyek residential di Lampung. Sekalipun merupakan perusahaan yang dilahirkan oleh legenda di industri properti Indonesia, tapi Surabaya bisa dibilang pasar baru bagi CTRA dan CTRS.

Namun CTRS paham benar soal menjual masa depan. Melalui riset yang dilakukan, CTRS menangkap unspoken needs orang-orang Surabaya yang menjadikan Jakarta dan Singapura sebagai benchmark. Yang kemudian dipilih adalah Singapura. Maka dibangunlah kawasan township CitraRaya dengan asosiasi yang kuat pada Singapura.

Perumahan kelas atas di wilayah Surabaya Barat, yang yang dibangun sejak 1989 ini, secara konsisten menjaga image Singapura-nya sebagai positioning yang kuat. Namun positioning yang kuat ini tentunya juga didukung oleh diferensiasi yang nyata, yang ditunjukkan dengan memunculkan berbagai content dan context yang bisa langsung menciptakan impresi sebagai miniatur Singapura dan sekaligus alat brand communication yang ampuh. Dengan konsistensi itu, CitraRaya berhasil mendatangkan pembeli dan pengunjung dari seluruh wilayah Surabaya, meskipun terletak di pinggiran kota Surabaya.

Sebagai bagian dari Group Ciputra, CTRS mewarisi visi dan misi sang pendiri, Ir Ciputra yang sering di sebut pelopor bisnis properti modern di Indonesia. Sang pelopor ini selalu berprinsip: Kalau mendirikan kawasan, haruslah menguntungkan. Ini adalah janji terhadap pembeli. Dan “janji adalah hutang”. Oleh sebab itu, Group Ciputra selalu menunjukkan komitmen terhadap upaya meramaikan kawasan yang dikembangkannya.

Sehubungan dengan itu, keputusan CTRS untuk memisahkan pembangunan dan pemasaran sebuah kawasan affordable housing di sebelah utara CitraRaya, kami lihat sebagai keputusan yang tepat. Dengan langkah ini, dapat dihindari terjadinya pengaburan positioning dari CitraRaya sebagai perumahan yang modern dan elit, layaknya Singapura.

Adanya strategi marketing yang nyata ini berhasil menciptakan Marketing Value yang kuat bagi CTRS. Salah satu hasil nyata manfaat dari marketing value adalah kasus G-Walk. Pusat jajanan di dalam CitraRaya ini dulu cukup mengkhawatirkan karena sepi pengunjung pada awal pendiriannya. Namun CTRS berhasil mengubahnya menjadi pusat nongkrong yang trendi di kalangan anak muda Surabaya. G-Walk menjadi tempat bagi orang yang ingin “merasakan” Singapura tanpa harus meninggalkan Surabaya.

Pembentukan Marketing Strategy yang kuat seperti ini bisa menjadi kunci utama kemampuan CTRS untuk tetap kompetitif di masa mendatang. Hal ini diuji dalam proyek baru dan ambisius yang sedang dibangun di gerbang masuk Surabaya Barat, yaitu Ciputra World Surabaya. Proyek komersial CTRS yang pertama ini akan menjadi ujian dari kemampuan perusahaan dalam menciptakan Marketing Value yang kuat bagi pemegang saham dan para tenant.

Jika CTRS konsisten dalam menciptakan dan menjaga positioning yang relevan dan berarti (relevant and meaningful) terhadap target market-nya, didukung oleh diferensiasi yang nyata, serta aplikasi branding yang solid, kami melihat bahwa perusahaan ini akan dapat terus kompetitif dan unggul sebagai: A reputable township developer in Surabaya.

"Philip Kotler's Executive Class: 99 Days To Go"

Hermawan Kartajaya,Taufik

Kompas

No comments: