BLOGSPOT atas

Monday, October 5, 2009

DNA adalah Keunikan yang Sakral

Senin, 5 Oktober 2009 | 19:29 WIB

KOMPAS.com — “Anda Berbohong” (you lie!) demikian teriakan yang dilontarkan oleh Joe Wilson, seorang anggota Kongres Amerika Serikat (AS), kepada Obama pada sebuah pidatonya baru-baru ini.

Ketika itu Obama menyampaikan pidatonya kepada Kongres, dan hampir setiap segmen diakhiri oleh tepuk tangan para anggota Kongres yang setuju dengan apa yang ia katakan. Namun di satu bagian, ketika ia menyinggung usaha-usahanya dalam memperbaiki pelayanan di sektor kesehatan publik, Wilson, seorang anggota Kongres dari partai Republik, seakan tidak tahan lagi untuk meredam emosinya dengan berteriak seperti itu.

Sidang di Kongres tersebut disiarkan oleh televisi nasional setempat, dan kontan menggemparkan negeri Paman Sam. Wilson langsung minta maaf atas insiden tersebut ketika kala itu ia mengatakan bahwa “Malam ini saya tidak dapat meredam emosi. Meskipun saya tidak setuju dengan pernyataan Presiden Obama, komentar saya itu tidak pada tempatnya dan patut disesalkan. Dengan ini, saya minta maaf yang sebesar-besarnya kepada Presiden Obama atas hal yang sangat tidak beradab tersebut.”

Banyak yang menyesalkan dan menanggapi insiden ”You Lie!” tersebut. Mantan Presiden AS, Jimmy Carter, bahkan sempat memberikan komentarnya bahwa parlemen AS saat ini dihantui pola pikir rasisme. Seperti yang ia katakan ”Saya pikir hal itu mencuat ke permukaan karena ada kepercayaan di antara banyak orang kulit putih, bukan hanya di selatan (Wilson adalah anggota Kongres dari South Carolina, sebuah negara bagian di selatan AS), melainkan di seluruh negeri, bahwa orang Afrika-Amerika tidak pantas memimpin negara besar ini.”

Media di Amerika mengamini pernyataan Carter tersebut. Di New York Times dikatakan bahwa Obama sedang berada di tengah-tengah masa pergolakan rasial yang dipicu keterpilihannya menjadi Presiden AS. Washington Post menulis, ”Ada sesuatu yang lepas dari dalam negeri, sebuah keburukan dan kebencian yang ditujukan kepada Barack Obama, bangsa Afrika-Amerika pertama yang jadi presiden.”

Posisi Obama memang serba tidak menguntungkan. Di saat ia harus membuktikan segala janjinya pada saat kampanye, ia harus berkutat dengan segala pekerjaan rumah yang ditinggalkan pemerintahan sebelumnya, mulai dari memulihkan ekonomi di era krisis, memperbaiki citra AS di dunia luar, sampai isu-isu yang muncul seperti pola pikir rasialis seperti ini.

Obama bisa dikatakan sudah memenangi dua dari tiga pertarungan. Pertama, pada saat mengalahkan Hillary di penjaringan capres Partai Demokrat. Kedua, pada saat ia mengalahkan John McCain di Pilpres AS. Adapun yang ketiga, yaitu pertarungan untuk menyelesaikan masa pemerintahannya, masih harus menunggu waktu.

Pada dua pertarungan yang ia lewati, Obama sudah jelas menang karena pendekatannya yang horizontal dan sangat New Wave. Ia seakan sadar bahwa positioning dengan sekadar memberi tagline sebagai suatu simple statement tidak cukup lagi. Namun, harus ada clarification. Makanya ketika mengatakan ”Change: Yes We Can” ia mengklarifikasikan perubahan apa saja yang dijanjikan. Seperti yang ditulis di Newsweek, ada 500 janji kampanye yang ia klarifikasi supaya slogan yang ia usung itu bukan hanya jadi slogan berjanji kosong.

Di era New Wave, Differentiation is codification of DNA. Artinya, di dalam era yang horizontal seperti sekarang, diferensiasi yang dimiliki harus benar-benar otentik. Dengan demikian, barulah terlihat keunikan yang sakral. Di sini, sekali lagi Obama membuktikan bahwa secara lahiriah, ia memang sudah global citizen yang bisa merubah citra Amerika yang sedang jelek di arena internasional. Bapaknya orang Afrika, Muslim, dan berkulit hitam. Adapun ibunya orang Amerika, Kristen, dan berkulit putih. Ditambah lagi, ia pernah tinggal di negara berkembang seperti Indonesia selama empat tahun.

Di era New Wave seperti sekarang, apa yang telah menjadi bagian dari DNA Anda adalah keunikan yang betul-betul sakral. Ia adalah nyawa dari pemasaran, makanya harus disusun dan dikodifikasi sebagai bentuk diferensiasi yang, bukan saja membedakan Anda di permukaan, melainkan memang “membedakan dari lahir”.


Hermawan Kartajaya,Waizly Darwin

KOMPAS

No comments: