BLOGSPOT atas

Sunday, May 4, 2008

Mengelola Reksa Dana

Minggu, 4 Mei 2008 | 02:07 WIB

Adler Haymans Manurung praktisi keuangan

Reksa dana sudah menjadi primadona bagi investor untuk meningkatkan kekayaan. Industri reksa dana juga mengalami masa keemasan dan masa paling buruk dengan adanya penarikan besar-besaran.

Faktor utama yang membuat reksa dana sangat menarik bagi investor adalah karena tingkat bunga cukup kecil belakangan ini dan investor tidak dikenai pajak untuk berinvestasi pada reksa dana.

Reksa Dana yang ditawarkan ke publik saat ini adalah Reksa Dana Pasar Uang (RDPU), Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT), Reksa Dana Campuran (RDC), Reksa Dana Saham (RDS), Reksa Dana Indeks (RDI), dan Reksa Dana Proteksi (RDPSI). Kemungkinan akan bermunculan Reksa Dana Khusus dan yang lain, tergantung kreativitas manajer investasi.

Dalam berinvestasi pada reksa dana, investor harus tahu persis investor akan mendapat dana dari pencarian reksa dana paling cepat satu hari setelah aplikasi pencairan disampaikan kepada manajer investasi.

Untuk mengelola reksa dana, investor harus mengetahui karakteristik reksa dana tersebut. Bila dana hanya untuk berjaga-jaga dan tidak ingin kehilangan prinsipal (pokoknya), maka sebaiknya diinvestasikan pada RDPU.

Pada sisi lain, RDPU merupakan penampungan investasi sementara sebelum mendapat instrumen investasi yang sesuai tujuan investor. Investor bisa mendapat hasil maksimal bila memahami arus kas keluar investor. Investor institusi yang sering menaruh dana dalam rekening koran bisa menginvestasikan dana itu pada RDPU karena bisa meningkatkan laba perusahaan dibandingkan dengan rekening koran.

Salah satu reksa dana yang sangat populer saat ini adalah Reksa Dana Terproteksi. Reksa dana ini digemari karena memberi jaminan atas tidak hilangnya prinsipal investasi ketika dilakukan penarikan saat jatuh tempo. Penjaminan dilakukan melalui pihak lain atau melalui struktur produk investasi reksa dana tersebut. Tetapi, investor akan rugi bila mencairkan dananya sebelum jatuh tempo.

Reksa dana ini sangat cocok bagi yang dananya berlebih atau investor yang tidak menginginkan tingkat pengembalian tinggi asal prinsipalnya tidak hilang. Bila berinvestasi pada reksa dana ini, maka investor tidak tahu berapa besar tingkat pengembalian yang diperoleh karena tidak satu pun bisa melakukan proyeksi tepat selama periode yang dijanjikan.

Persoalan utama reksa dana ini adalah peramalan hasil investasi ikutan, misalnya opsi atau saham yang diinvestasikan di luar prinsipalnya. Bila investor sedang dalam posisi membangun kekayaan tidak cocok berinvestasi pada reksa dana ini sebab akan merusak seluruh perencanaan keuangannya sebab target tidak akan terpenuhi di belakang hari.

Konsentrasi

Konsentrasi pengelolaan perlu pada investasi RDPT, RDC, RDS, dan RDI.

Urutan risiko dari keempatnya adalah RDPT lebih kecil daripada RDC, RDC lebih kecil daripada RDI, dan RDI lebih kecil daripada RDS (RDPT$

Dalam investasi ada prinsip, risiko yang besar akan menghasilkan tingkat pengembalian yang besar. Berdasarkan hasil empiris di Indonesia, RDS memberi tingkat pengembalian tertinggi. Tetapi, semuanya kembali kepada investor seberapa besar risiko yang ditolerir investor.

Investor bisa berinvestasi pada RDC bila investor menolerir risiko lebih kecil dari RDS dan lebih tinggi dari RDPT. Artinya, investor dapat menolerir risiko, tetapi tidak terlalu tinggi. Bila investor sedikit menyukai prinsipal dana dapat turun karena perubahan harga saham yang turun, maka investasi pada RDC sangat cocok. Umumnya, investor yang menyukai reksa dana ini adalah yang berumur 35-50 tahun.

Salah satu faktor utama di luar pengendalian manajer investasi untuk membuat tingkat pengembalian tinggi adalah tingkat bunga. Bila tingkat bunga tinggi, RDS umumnya akan menurun atau posisinya sangat rendah.

Tingkat bunga berhubungan terbalik dengan pasar saham, yaitu pasar saham akan turun bila tingkat bunga naik dan sebaliknya pasar saham akan meningkat bila tingkat bunga turun. Investor yang berumur 35 tahun sangat menyukai reksa dana saham karena relatif masih dapat menerima risiko yang tinggi.

Investor harus mendapat informasi tingkat bunga pada masa mendatang bila akan membeli atau menjual reksa dananya. Investor harus bisa mencairkan dana lebih dulu (paling cepat) dari reksa dana yang satu ke reksa dana lain dengan memperhitungkan kecepatan manajer investasi dalam mengelola reksa dana.

Bila tingkat bunga akan naik, dana investor dari RDS harus cepat dikeluarkan dan masuk pada RDPT yang telah mengubah portofolionya. Investor harus bertanya berapa nilai durasi portofolio RDPT tersebut. Sebaiknya investor masuk pada RDPT yang berdurasi pendek bila tingkat bunga akan naik. Sebaliknya, investor membeli RDPT yang durasi portofolionya panjang bila tingkat bunga akan turun.

Investor pada RDI umumnya ingin dananya meningkat tinggi dalam jangka panjang dan tidak perlu melakukan perubahan. Biasanya, perencanaan keuangan yang cukup jelas dan yang perhitungannya dapat dipertanggungjawabkan dapat menggunakan investasi RDI.

Sekali lagi, investor yang berinvestasi pada reksa dana harus memahami benar risiko yang akan ditanggung dan besaran hasil yang akan dicapai agar rencana keuangan keluarga pada masa depan tidak terganggu. Selamat berinvestasi.

Kompas

No comments: