Penulis: Reska K. Nistanto |
Rabu, 11 Desember 2013 | 12.51 WIB
KOMPAS.com - Media sosial kini juga menjadi tempat suatu brand
untuk mempromosikan produknya. Dengan pendekatan ini, brand berharap
bisa berkomunikasi langsung dengan konsumennya dan mendapatkan masukan.
Saat ini, hampir semua brand-brand besar memiliki akun Facebook atau
Twitter. Dua media sosial ini kerap kali menjadi ujung tombak brand
dalam merangkul konsumen. Namun ternyata, menurut studi yang dilakukan
firma SumAll, justru Instagram yang memiliki pengaruh besar dibanding Facebook atau Twitter.
"Saat ini, Instagram lebih unggul di jagat media sosial," terang SumAll dalam blog-nya, seperti dikutip dari Digital Trends, Kamis(11/12/2013).
SumAll mengeluarkan pendapat tersebut berdasar data dari 6.000
responden di Amerika Serikat (AS) yang mengatakan bahwa Instagram
membuat suatu bisnis menjadi lebih cepat mencapai RoI (return of investment) dibanding sosial media lain.
Di AS sendiri menurut SumAll, Instagram memang populer. Pendapatannya
tahun ini naik sekitar 1,5 hingga 3 persen. Aplikasi berbagi foto
tersebut juga lebih populer lagi di Inggris.
Sementara, studi yang dilakukan firma SimplyMeasured juga menegaskan temuan SumAll ini. Brand engagement
mulai tumbuh melalui jejaring berbagi foto pada tahun 2013 ini.
SimplyMeasured menemukan ada sekitar 350 persen peningkatan brand
engagement di jejaring sosial berbasis foto ini.
Menurut SimplyMeasured, tidak banyak penolakan di Instagram dibanding
jejaring sosial lain. Hal tersebut disebabkan karena pengguna lebih
nyaman dengan brand yang beriklan dengan menampilkan foto yang menarik.
Meski demikian, SumAll juga memberikan peringatan agar sebuah brand
jangan terlalu sering mem-posting foto. Dengan terlalu aktif di suatu
jejaring sosial, maka akan membuat follower merasa terganggu.
Kesimpulannya, brand yang bisa membuat tampilan visual seperti foto
atau video yang menarik memiliki kesempaan besar mendapatkan feedback positif dari konsumennya.
Model iklan di Instagram memang terlihat tidak mengganggu kenikmatan
pengguna lain. Konten yang dipromosikan juga terlihat seperti postingan
biasa, menjadi satu elemen dengan platform. Inilah yang tidak dimiliki
Facebook dan Twitter.
Quoted by Muhammad Idham Azhari from Kompas.com
No comments:
Post a Comment