Selasa, 3 September 2013 | 19:27 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Memiliki rekening tabungan di
bank kini sudah menjadi kebutuhan primer seiring dengan peningkatan
kebutuhan transaksi yang banyak memanfaatkan jasa perbankan.
Dahulu
kala, masyarakat mungkin hanya mengenal tabungan nasional alias
tabanas. Kini, ada tabungan pendidikan, tabungan haji, tabungan
berhadiah langsung mulai mobil hingga gadget mahal, juga tabungan yang
dilengkapi dengan perlindungan atau asuransi jiwa, dan lain sebagainya.
Khusus
untuk tabungan yang dilengkapi dengan asuransi jiwa, Anda mungkin sudah
banyak menemui di berbagai bank. Di Bank Mandiri, misalnya, ada
Tabungan Rencana Mandiri, lalu di CIMB Niaga ada Tabungan Mapan, lalu
ada pula Tabungan Taka di OCBC NISP, dan lain sebagainya.
Kebanyakan
bundel tabungan dan asuransi itu melindungi kelanjutan pembayaran
setoran tabungan ketika si nasabah meninggal dunia. Alhasil, si ahli
waris tetap mendapatkan tabungan sesuai target di awal kontrak, tanpa
ada pemberian santunan uang pertanggungan.
Skema yang sedikit
berbeda ditawarkan produk tabungan asuransi keluaran Bank BNI yang
bekerjasama dengan Sunlife Financial, bernama Rencana Pintar. Bagian
layanan konsumen Sunlife Financial membeberkan, produk ini sebenarnya
sudah lama ditawarkan. Namun, mulai tahun 2013 ini, target tabungannya
dinaikkan dari semula Rp 25 juta menjadi Rp 50 juta.
Target
tabungan Rp 50 juta itu memiliki masa kontrak 17 tahun. Untuk mencapai
nilai itu, nasabah harus menyetor Rp 334.000 per bulan selama 10 tahun.
Jadi, total setoran nasabah selama kontrak adalah Rp 40,8 juta. “Setoran
memakai sistem autodebet dengan rekening Bank BNI,” jelas customer service Sunlife.
Seperti
tabungan berjangka, nasabah tidak bisa mengambilnya sewaktu-waktu.
Tabungan baru bisa ditarik bertahap mulai tahun kelima dengan nilai yang
ditentukan. Penarikan pertama pada tahun kelima senilai Rp 5 juta, lalu
di tahun ke-11 sebesar Rp 7,5 juta, tahun ke-14 senilai Rp 12,5 juta,
dan tahun ke-17 sebesar Rp 25 juta. Produk ini memiliki coverage
asuransi jiwa bagi si nasabah selama masa kontrak.
Dus, jika di
tengah masa kontrak si nasabah meninggal dunia, ahli waris berhak
mendapatkan tabungan Rp 50 juta dan uang pertanggungan Rp 50 juta.
Namun, jika selama masa kontrak tidak ada risiko jiwa, nasabah cuma
berhak mendapatkan tabungan Rp 50 juta.
Pertanyaannya, seberapa
menarik menempatkan dana di produk tabungan dengan fitur asuransi
seperti itu? Diana Sandjaja, perencana keuangan MRE Consulting, menilai,
produk besutan Sunlife dan Bank BNI itu boleh jadi menarik di mata
mereka yang masih awam dengan produk investasi. “Terlebih, antara uang
yang disisihkan lebih kecil dibandingkan pengembalian yang nanti
diterima,” kata dia.
Namun, jangan terburu menubruk sebuah produk
sebelum melihat lebih detail. Ada baiknya memperhatikan saran dari para
perencana keuangan lebih dulu, berikut ini:
Lihat kebutuhan
Membeli
produk keuangan atau investasi tidak berbeda dengan membeli barang
biasa. Anda harus tahu persis produk seperti apa yang Anda butuhkan.
Untuk mengetahui produk yang tepat, Anda perlu menentukan terlebih dulu
tujuan keuangan dan menyiapkan perencanaan. Dengan mengetahui tujuan
keuangan, Anda bisa lebih tepat menentukan instrumen atau produk seperti
apa yang bisa membantu Anda mencapai tujuan tersebut.
Misalkan
Anda butuh asuransi jiwa dengan nilai uang pertanggungan Rp 1 miliar.
Menjadi salah alamat jika Anda malah membeli asuransi jiwa dengan uang
pertanggungan Rp 50 juta hanya karena tergiur kemasan produk yang seolah
menarik.
Pelajari produk
Sebelum memutuskan
membeli sesuatu, pastikan Anda tahu apa yang Anda beli. Tabungan bank
unggul dari sisi likuiditas atau kemudahan pencairan dana kendati
bunganya kecil. Dus, produk tabungan dengan keterbatasan waktu penarikan
jelas kurang menarik dipilih. Rakhmi Permatasari, perencana keuangan
Safir Senduk dan Rekan, menambahkan, tabungan juga tidak tepat dipilih
jika Anda bertujuan mengembangkan dana. Pilihlah produk investasi,
seperti reksadana, obligasi, atau saham.
Sebagai contoh, dengan
menyisihkan Rp 334.000 per bulan di reksadana saham berimbal hasil
rata-rata 20 persen per tahun selama 10 tahun, Anda berpeluang
memperoleh dana Rp 127,7 juta! Itu pun tanpa ada pembatasan kapan Anda
hendak mencairkannya.
Risiko reksadana saham memang lebih besar
dibanding tabungan. Namun, dengan strategi diversifikasi risiko yang
tepat, mengembangkan dana di produk investasi adalah langkah terbaik
jika Anda ingin mendapatkan hasil sesuai tujuan keuangan.
Jangan malas
Setiap
produk keuangan dan investasi memiliki kelebihan dan kekurangan. Tak
perlu bingung menghadapi tawaran produk nan bejibun. Syaratnya, Anda
tidak boleh malas meluangkan waktu untuk belajar dan meriset produk yang
ada di pasaran satu per satu.
Manfaatkan informasi yang melimpah
di media untuk menambah pengetahuan finansial Anda. Untuk mengetahui
kebutuhan asuransi jiwa atau dana investasi, Anda bisa memanfaatkan
aplikasi penghitungan di laman institusi perencana keuangan atau
perusahaan asuransi. Website www.kontan.co.id juga menyediakan fasilitas
penghitungan serupa.
Dengan melakukan perhitungan seperti itu,
Anda bisa lebih mampu melihat kelayakan sebuah produk untuk dipilih, dan
perbandingannya dengan produk sejenis di pasar.
Singkat cerita,
memilih produk keuangan atau investasi memang membutuhkan usaha khusus.
Namun, demi kenyamanan finansial keluarga Anda, tidak ada lagi alasan
untuk terus malas belajar, bukan?
Quoted by Muhammad Idham Azhari from Kompas.com
No comments:
Post a Comment