BLOGSPOT atas

Sunday, January 22, 2012

INVESTASI: Adakah Efek Januari?

KOMPAS, Minggu, 22 Januari 2012

OLEH ADLER HAYMANS MANURUNG

Pada Januari ini, berbagai pihak sedang membahas apakah ada efek Januari (January effect) di Bursa Efek Indonesia. Sementara bursa Amerika sudah selalu membahas adanya January effect karena konsep January effect datang dari mereka. Tulisan kali ini membahas January effect tersebut.

January effect adalah rata-rata tingkat pengembalian yang diperoleh investor selama bulan Januari lebih tinggi dari tingkat pengembalian pada bulan lain. Investor yang melakukan pembelian pada awal Januari dan dijual pada akhir Januari jauh lebih tinggi dari tindakan yang sama dilakukan pada Februari atau Juli atau Desember. Kenapa bisa itu terjadi harus dipahami oleh semua pihak dan investor agar tidak gegabah menyatakan pengaruh January effect.

Analis pasar modal biasanya menerbitkan laporan peramalan pendapatan perusahaan pada akhir Desember setelah Natal. Analis tersebut melakukan company visit ke perusahaan yang terdaftar di bursa pada November dan melakukan analisis untuk hasil yang dicapai pada tahun berjalan dan meramalkan pendapatan serta laba bersih untuk tahun mendatang. Ramalan pendapatan dan laba bersih paling sedikit dua tahun untuk melihat gambaran ke mana arah harga saham perusahaan bersangkutan pada masa mendatang.

Laporan

Laporan tersebut mulai dikirimkan kepada investor sejak pertengahan Desember dan sampai di tangan investor pada akhir bulan. Investor (baca: fund manager) mulai membaca laporan tersebut pada awal Januari. Hall ini terjadi dikarenakan investor melakukan liburan Natal dan Tahun Baru. Ketika masuk pada awal Januari dan membaca laporan tersebut, fund manager sudah berpikir tahun berjalan atau satu tahun ke depan (sebelumnya disebut tahun peramalan). Akibatnya, fund manager harus mendapatkan berapa laba bersih tahun berjalan. Artinya, tahun berjalan ketika Natal tak berlaku lagi data atau informasi yang dipegang selama ini karena tahunnya sudah berbeda. Fund manager atau investor melakukan investasi pada saham dikarenakan investor membeli prospek perusahaan.

Berdasarkan informasi yang dimiliki saat itu, yaitu laporan analisis dari analis tersebut termasuk analis dari dalam perusahaan, fund manager melakukan perubahan strategi investasi dengan menjual saham yang dianalisis, berdasarkan laporan, tidak prospektif dan membeli saham yang dianalisis sangat bagus memberikan pertumbuhan sebagai pengganti yang dijual. Tindakan ini dilakukan oleh fund manager untuk memenuhi target tingkat pengembalian investasi yang dimiliki agar investor tidak lari dari yang dikelola.

Fund manager yang terus membeli saham mulai awal sampai akhir Januari membuat harga saham mengalami peningkatan cukup tinggi. Dalam kasus perhitungan, besaran tingkat pengembalian tesebut paling sedikit 5 persen dan bisa mencapai 20 persen. Tingkat pengembalian ini cukup besar bila dibandingkan dengan tingkat pengembalian pada deposito dan obligasi yang hasilnya tidak melebihi 1 persen. Bila tingkat pengembalian pada saham tersebut dikurangi tingkat pengembalian yang bebas risiko, premium cukup besar dan, bila disetahunkan, hasilnya cukup tinggi sekali. Hasil tingkat pengembalian yang tinggi ini disebut dengan January effect.

Tidak terjadi

Apakah ada January effect di bursa saham Indonesia? Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap data IHSG, tidak terjadi tingkat pengembalian yang tinggi di Indonesia pada Januari. Adapun tingkat pengembalian yang tinggi terjadi pada Desember sehingga dapat disebut December effect.

Manurung (1996, 2006, dan 2008) telah menemukan adanya efek Desember ini. Penelitian tersebut juga menemukan bahwa bursa mengalami penurunan pada Juli sampai Oktober dan mengalami kenaikan pada November. Broto (2011) mendukung hasil penelitian Manurung tersebut, yang menyatakan efek Desember yang terjadi di Indonesia. Terjadinya tingkat pengembalian pada Desember dikarenakan bursa saham Indonesia belum efisien dan banyak pihak (terutama investor asing) menyatakan bursa Indonesia merupakan bursa spekulasi dan masih jauh untuk bursa investasi.

Faktor utama yang membuat pernyataan tersebut dikarenakan investor yang masih dikuasai oleh sedikit investor yang sudah bisa memahami permainan saham tersebut.

Artinya, jumlah investor yang setiap hari melakukan perdagangan tidak begitu banyak dan paling banyak 10.000 investor walaupun rekening investor sudah mencapai ratusan ribu.

Berdasarkan empiri yang diuraikan sebelumnya, investor Indonesia sebaiknya melakukan transaksi pada Desember untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih baik. Untuk mendapatkan hasil investasi yang lebih baik sekali, investor melakukan pembelian pada pertengahan Oktober dan menjualnya pada akhir Desember.

Selamat berinvestasi.

Quoted by Muhammad Idham Azhari from KOMPAS

No comments: