KOMPAS.com — Dana likuid yang Anda miliki akan lebih berkembang dan menghasilkan jika diinvestasikan. Di antara berbagai pilihan investasi, apakah Anda masih bingung mengambil keputusan? Satu sisi Anda tertarik membeli saham, tetapi di sisi lain prospek bisnis sepertinya menjanjikan. Jadi pilih mana?
Prinsipnya, Anda harus memiliki tujuan finansial yang jelas sebelum memilih jenis investasi. Tom Martin Charles Ifle, mentor coach yang juga praktisi hipnoterapi, mengatakan, sebelum mengambil keputusan berinvestasi sebaiknya pertimbangkan dengan matang dan perhitungkan risiko.
Pada praktiknya, 99 persen orang masih bingung menentukan tujuan finansial. Selain itu, kecenderungan investor pemula adalah mudah tergiur dengan produk money game yang menjanjikan keuntungan. Alasan lain yang membuat seseorang mudah tergiur adalah juga karena ikut-ikutan teman yang membeli produk serupa.
"Secara teori semua orang tahu dan paham prinsip berinvestasi. Namun kenyataannya, praktiknya berbeda dengan teori. Ini ada hubungannya dengan emosi. Kemampuan otak yang tidak terlatih akan mengakibatkan kerugian saat mengambil keputusan. Dan banyak orang melakukan kesalahan berulang dan tidak belajar dari kesalahan mereka," Tom memaparkan dalam bukunya yang berjudul Big Brain Big Money.
Nah, untuk menjawab kebingungan Anda memilih di mana sebaiknya menanamkan modal, Tom memberikan gambarannya. Sebaiknya kenali perbandingan antara menanamkan modal pada saham atau di bisnis, sebelum menetapkan pilihan.
Faktor pertimbangan memilih saham atau bisnis di antaranya dengan membandingkan alat ukurnya, tingkat akurasi, perubahan harga dan alasannya, kepemilikan, dan risiko. Berikut perbandingan sederhana versi Tom:
Saham
Untuk mengukur penanaman modal pada saham Anda hanya perlu melihat harga saham tersebut. Sedangkan nilai akurasi investasi di pasar modal ini cenderung akurat meski sering kali salah prediksi. Perubahan harga terjadi setiap detik pada investasi saham disebabkan harga penawaran yang selalu berubah. Kepemilikan saham rata-rata selama 11 bulan. Risiko investasi saham adalah adanya penurunan sementara pada harga saham yang cenderung fluktuatif.
Bisnis
Untuk mengukur modal yang sudah ditanamkan pada bisnis, lihatlah jumlah nilai aset Anda. Tingkat akurasi pada bisnis bergantung pada ketepatan prediksi dari pemilik bisnis tersebut. Perubahan harga pada bisnis tidak terlalu fluktuatif seperti saham. Harga berubah 2-3 kali dalam setahun pada investasi bisnis. Perubahan harga sangat bergantung pada nilai omzet yang dihasilkan pemilik usaha. Bisnis bisa berjalan hingga beberapa generasi, tergantung kemampuan manajemen pemilik bisnis. Bicara risiko, bisa terjadi penurunan yang pasti dari aset pada bisnis Anda.
Bagaimana pengalaman Anda? Investasi apa yang akan Anda pilih jika diberikan opsi saham atau berbisnis?
WAF
Editor: Josephus Primus
KOMPAS
No comments:
Post a Comment