BLOGSPOT atas

Sunday, March 16, 2008

Menyiapkan Program Pensiun

Minggu, 16 Maret 2008 | 01:29 WIB

ELvyn G Masassya praktisi keuangan

Apa arti pensiun bagi Anda? Ada banyak definisi tentang pensiun. Dalam konteks bahasan ini, pensiun ditafsirkan sebagai berhenti bekerja pada suatu perusahaan karena suatu keharusan ataupun keinginan.

Lantas, ketika pensiun itu tiba, apa yang akan Anda lakukan? Banyak pilihan. Jika Anda sudah mempersiapkan diri sejak puluhan tahun sebelumnya, maka masa pensiun adalah masa menikmati. Anda tidak perlu melakukan apa-apa, kecuali hal-hal menyenangkan. Untuk biaya hidup sudah ada hasil dari berbagai investasi ataupun uang pensiun yang mencukupi. Bagaimana jika keadaan tidak seperti itu?

Banyak contoh di sekitar kita, tatkala masa pensiun tidak dipersiapkan dengan benar, maka keadaan akan memburuk. Uang pensiun yang diharapkan cukup untuk membiayai hidup ternyata jauh dari mencukupi. Oleh karena itu, agar hal-hal seperti itu tidak menerpa kita, tentu ada baiknya dimaknai kembali apa yang disebut dengan masa pensiun dan bagaimana mempersiapkannya.

Empat alternatif

Pensiun bisa saja terjadi setelah Anda berusia 55 tahun, tetapi bisa juga di bawah itu jika ada satu dan lain hal sebagai alasan. Nah, jika kebetulan tergolong dalam kalangan ini, lantas apa yang bisa dilakukan?
Secara konsep sebenarnya ada empat alternatif yang bisa dilakukan. Pertama, melamar kerja lagi di perusahaan lain dan melanjutkan karier baru sebagai pekerja. Jika ini yang menjadi pilihan, ada beberapa kemungkinan yang terjadi. Anda bisa lebih sukses, tetapi bisa pula gagal total.

Tergantung perusahaan apa yang Anda masuki dan kompetensi apa yang Anda bawa, Anda diharapkan membawa pengalaman dan kompetensi yang dibutuhkan perusahaan baru. Jadi, bukan sekadar sebagai pekerja yang nantinya akan dibekali pelatihan, sebab usia Anda pun tidak muda lagi. Karena itu, dalam memilih perusahaan baru tempat Anda melanjutkan karier, sebaiknya pilih yang ”arena”-nya sudah Anda kuasai. Atau paling tidak Anda memiliki keahlian tertentu yang bisa dimanfaatkan perusahaan tersebut.

Kedua, Anda mengubah haluan menjadi wirausahawan. Pola ini sebenarnya memberi Anda peluang lebih besar untuk memiliki kekayaan. Namun, juga berpeluang membuat Anda lebih miskin jika gagal menjalani usaha Anda. Karena itu, kalau Anda ingin mencoba menjadi wirausahawan, maka persyaratan paling utama adalah Anda cukup kenal dengan bidang usaha yang akan digeluti. Bukan cuma tertarik karena potensinya besar atau tergiur omongan orang yang mengatakan ada bisnis yang memberi keuntungan besar.

Untuk mengurangi risiko gagal, ada baiknya Anda tidak melakukan bisnis seorang diri, tetapi bekerja sama dengan pihak lain yang memiliki keahlian di bidang tersebut. Juga, sangat penting mengoptimalkan jaringan yang telah Anda miliki sewaktu Anda berprofesi sebagai pekerja profesional. Akan jauh lebih baik jika bisnis yang hendak Anda geluti bidangnya tidak jauh-jauh amat dari profesi yang telah Anda jalani sebelum memasuki era pensiun.

Ketiga, menjadi investor murni. Investor di sini adalah investor pasif. Anda hanya menanamkan uang Anda dalam satu atau beberapa jenis investasi, baik di sektor keuangan maupun sektor riil, dan kemudian mengharapkan hasil dari investasi tersebut sebagai sumber penghasilan.

Menjadi investor pada masa pensiun tentu saja berbeda karakternya daripada ketika berinvestasi saat masa muda atau saat masih produktif. Kegagalan investasi pada masa setelah pensiun akan memberi dampak lebih besar terhadap kondisi keuangan Anda. Oleh karena itu, investasi yang dipilih harus yang berisiko rendah dan semata-mata hanya mengharapkan imbal hasil yang bisa diperkirakan. Dengan kata lain, bukan investasi yang bersifat spekulatif.

Keempat, Anda tidak melakukan apa-apa. Masa pensiun dijalani apa adanya dan biaya hidup semata-mata digantungkan pada pendapatan maupun aset produktif Anda. Pola ini hanya akan layak dilakukan jika pemupukan aset Anda sudah dalam tahap memadai. Akan menjadi bumerang kalau misalnya aset maupun uang pensiun Anda tergolong pas-pasan.

Apa yang dipaparkan di atas adalah alternatif langkah jika Anda saat ini memang sudah memasuki era pensiun dengan segala macam alasan.

Rencana pensiun

Lantas, bagaimana jika Anda masih produktif dan baru berencana merancang program pensiun?
Anda mesti menghitung berapa kebutuhan dana yang disiapkan agar Anda tidak perlu bekerja lagi setelah benar-benar pensiun.

Untuk menghitung kebutuhan tersebut, saat ini cukup banyak perusahaan yang menawarkan program pensiun dan bisa menghitung kebutuhan dana pensiun serta dana yang rutin mesti disiapkan setiap bulannya.

Dalam hitungan tersebut akan dimasukkan berbagai parameter, mulai dari penghasilan bulanan, tingkat pertumbuhan penghasilan per tahun, usia saat ini, usia pensiun yang diinginkan, perkiraan panjang usia, laju inflasi, tingkat bunga, tingkat return investasi yang diinginkan, juga dihitung jumlah tabungan/investasi yang dimiliki dan tingkat hasilnya. Setelah itu, akan dihitung pula perkiraan biaya pengeluaran setelah memasuki masa pensiun.

Semua itu kemudian dihitung sehingga akan diperoleh suatu angka berupa dana yang mesti ada pada saat usia pensiun tiba. Dana tersebut kemudian akan dipergunakan untuk membiayai kehidupan pascapensiun.

Kompas

- Muhammad Idham Azhari

1 comment:

jauhari mk, MM said...

Menyiapkan pensiun sedari dini memang penting sekali, untuk hidup layak dimasa pensiun memang membutuhkan dana yang besar.
Dengan melihat Big Picture Pensiun semoga bisa menjadi tambahan masukan, betapa pentingnya menyiapkan dana pensiun dari sekarang http://finplanner-jauhari.blogspot.com/2012/06/tips-membuat-big-picture-pensiun-dan.html