BLOGSPOT atas

Sunday, August 15, 2010

Main Saham untuk Penghidupan?

Minggu, 15 Agustus 2010 | 03:44 WIB

Adler Haymans Manurung - praktisi keuangan

Apakah bermain saham bisa menjadi sumber pendapatan sehari-hari? Indeks harga saham gabungan atau IHSG meningkat cukup besar tahun ini. Investor bisa mempunyai persepsi bahwa bursa dapat dipergunakan untuk menghidupi keluarga dan ber- investasi.

Dalam tahun ini, IHSG sudah naik cukup tinggi . IHSG dimulai pada akhir tahun di level 2534,356 dan meningkat di level 3060, 593 pada akhir 6 Agustus 2010. Artinya, IHSG meningkat sebesar 20,76% setelah 8 bulan. Bahkan, IHSG diperkirakan beberapa analis menjadi level 3.300 pada akhir tahun. Investor akan menikmati capital gain yang cukup besar di bursa saham.

Jika kenaikannya sebesar 20% per tahun, investor menikmati nilai hasil investasi sekitar 10%, dan sekitar 10% dipergunakan untuk kehidupan sehari-hari. Apabila alokasi hasil ini dipakai sebagai patokan, investor pasti bertanya bagaimana saya bisa mendapatkan keuntungan tersebut.

Risiko investasi

Ada beberapa patokan yang dipergunakan atau dipertimbangkan oleh investor agar mereka dapat hidup dengan bermain saham. Pertama, harus disadari bahwa bermain saham mempunyai risiko yang cukup besar. Harga saham di Bursa Efek Indonesia sangat berfluktuasi dibandingkan dengan bursa regional, bahkan dengan bursa yang sudah maju.

Risiko investasi di bursa efek yang maju seperti Amerika Serikat diukur dengan simpangan baku dari tingkat pengembalian yang besarnya 7,5%-15%. Adapun risiko investasi Bursa Singapura di antara 10% sampai dengan 20%, sedangkan di Bursa Efek Indonesia risiko cukup tinggi, sekitar 40%, bahkan apabila dilihat bulanannya sebesar 5%. Bursa regional sekitar negara ASEAN mempunyai risiko di atas 25% dan di bawah 40%.

Tingginya risiko (standard of deviation of return) ini juga menyatakan bahwa Bursa Efek Indonesia dapat memperoleh untung.

Bursa Efek Indonesia juga dapat disebut sebagai bursa yang masih kurang efisien. Biasanya, para pakar keuangan menyatakan, untuk mendapatkan capital gain yang besar, investor harus bermain saham pada bursa yang kurang berkembang atau kurang efisien.

Tidak rakus

Kedua, ketika bermain saham, investor tidak perlu rakus dan emosional. Artinya, investor tidak perlu mencari keuntungan atau capital gain yang cukup tinggi. Jika sudah memperoleh keuntungan 20% sampai dengan 25%, investor bisa secara langsung melakukan penjualan saham. Jika saham tersebut turun kembali, maka dilakukan pembelian kembali. Investor tidak perlu menunggu sampai capital gain yang tinggi, misalnya sampai 100%, karena kejadian ini biasanya pada periode yang panjang.

Setelah menjual saham yang meningkat 25% tersebut, maka investor berpindah kepada saham yang kelihatannya belum naik. Apabila saham yang baru tersebut telah meningkat sekitar 25%, investor harus keluar dari saham tersebut. Persepsi kedua ini juga memberikan arti bahwa investor harus konsisten dengan metode yang dipergunakan mengenai besaran persentase.

Ketiga, investor harus tidak melakukan investasi sangat besar pada saham yang sangat fluktuatif. Biasanya, saham yang sangat fluktuatif sudah dikelola oleh investor yang sangat pintar sehingga investor tidak mungkin melawan investor tersebut walaupun ada pernyataan bahwa investor dapat mengambil keuntungan pada saham yang fluktuatif. Artinya, investor harus melakukan penyelidikan atau memahami saham-saham yang berfluktuatif di bursa.

Investor bisa masuk ke saham tersebut, tetapi tidak diketahui oleh pemain saham (market maker) agar tidak mengalami keuntungan. Investor bila perlu mengikuti pemain pasar saham tertentu sehingga sama-sama mengalami keuntungan dengan pemain pasar saham.

Informasi lengkap

Keempat, investor harus mempunyai informasi yang lengkap atas semua saham yang dimiliki dan ditransaksikan. Investor harus mau bertanya dan membaca berita dari koran ataupun dari hasil analisis analis di mana investor melakukan transaksi. Informasi yang lengkap membuat investor dapat membuat keputusan untuk melakukan transaksi.

Untuk mendapatkan informasi, investor harus banyak berdiskusi tentang saham kepada analis yang menganalisis saham. Investor jangan berpatokan pada informasi yang sangat sederhana. Informasi yang diperoleh bisa saja dari surat kabar atau media elektronik karena sangat luasnya informasi yang diinginkan.

Kelima, investor harus mempunyai metode analisis sehingga investor dapat memperoleh capital gain yang diharapkan. Investor tidak bisa menggunakan investasi dengan metode investasi jangka panjang karena kebutuhan dana untuk kehidupan sehari-hari. Metode analisis yang dipergunakan harus menggabungkan metode analisis pendekatan fundamental dan pendekatan teknis. Kedua metode ini harus dipergunakan agar bisa memperoleh capital gain walaupun sebenarnya masing-masing pendekatan bisa memberikan capital gain.

Rasional

Keenam, investor harus bersikap rasional walaupun juga bisa tidak rasional. Pentingnya rasional ini untuk
memberikan keputusan yang dapat diterima sehingga bisa memperoleh capital gain. Tidak rasionalnya investor dipengaruhi oleh situasi atau persoalan ketika bermain saham.

Ketujuh, investor harus menggunakan kerangka empat huruf yang dikenal dengan 4C, yaitu cool, calm, confident, dan consistent. Penggunaan 4C ini membuat investor lebih bijak dan sangat luas memandang ke depan. Dalam bermain saham, sebenarnya teknik trading yang baik sangat dibutuhkan dan membutuhkan 4C tersebut.

KOMPAS

- Muhammad Idham Azhari

No comments: