BLOGSPOT atas

Sunday, April 11, 2010

Analisis Teknis Awal di Bursa Saham

Minggu, 11 April 2010 | 04:04 WIB

Adler Haymans Manurung - praktisi keuangan

Apakah analisis teknis saham itu?

Bagaimana menggunakannya? Analisis teknis merupakan sebuah pendekatan untuk menilai (membeli atau menjual) saham di bursa tanpa menggunakan perhitungan matematis atau prospek perusahaan pada masa mendatang. Para pemain saham di bursa menggunakan pendekatan ini karena dianggap lebih sederhana daripada pendekatan lainnya.

Semua investor telah memahami bahwa informasi yang dimiliki perusahaan akan terefleksi pada harga saham. Harga saham yang ditransaksikan di bursa merupakan refleksi informasi yang ada pada perusahaan. Bila harga saham mengalami peningkatan, investor yang membeli saham memperoleh informasi yang cukup bagus mengenai perusahaan terebut. Sebaliknya, bila harga saham perusahaan di bursa menurun, informasi yang buruk dalam perusahaan sedang beredar dan sudah diterima investor. Adanya informasi perusahaan yang beredar bagi para investor atau di pasar membuat jumlah permintaan dan penawaran terhadap saham mengalami fluktuasi.

Teori Dow

Pendekatan ini dimulai oleh Charles Dow dan selanjutnya terkenal dengan teori Dow dan juga pendiri The Wall Street Journal. Dow membuat gambar (chart) atas semua harga saham tersebut dengan waktu yang panjang maka pengikut pendekatan ini dikenal sebagai Chartist Analyst.

Harga saham di bursa bisa pada satu hari hanya tiga jenis, yaitu harga penutupan, harga terendah, dan harga tertinggi. Harga penutupan adalah harga saham yang transaksinya terjadi terakhir sekali dan biasanya pada penutupan pasar. Transaksi saham di bursa ditutup pada pukul 16.00. Saham yang mempunyai transaksi jual-beli sampai pukul 16.00 disebutkan harga penutupannya merupakan harga tersebut. Bila investor melihat surat kabar esok harinya, disebut harga transaksi terakhir dan menjadi harga penutupan.

Ada tiga premis dalam pendekatan teknis ini, yaitu, pertama, tindakan pasar selalu mendiskon harga atas informasi. Artinya, informasi yang masuk kepada investor melalui publik ekspose perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di bursa selalu didiskon investor untuk saham tersebut. Misalkan, investor mendapatkan informasi dari perusahaan dan dari berbagai pihak dengan harga Rp 12.000 per saham maka investor tidak langsung menerima harga tersebut, tetapi akan menurunkan/mendiskon harga tersebut.

Kedua, harga-harga saham di bursa mempunyai arah atau kecenderungan, baik jangka pendek dan jangka panjang. Kecenderungan harga saham bisa saja naik atau turun. Umumnya, kecenderungan ini dibutuhkan investor agar bisa mengambil keputusan untuk membeli atau menjual atau menahan saham yang dimiliki atau akan dimiliki.

Ketiga, pola harga saham yang terjadi tersebut akan berulang kembali pada masa mendatang. Artinya, pola harga yang terjadi pada masa lalu akan berulang kembali. Bila pola harga tersebut terulang, investor dapat mengambil kebijakan untuk membeli atau menjual atau menahan saham yang akan dimiliki.

Grafik pergerakan

Grafik ketiga harga ini dibuat untuk periode jangka panjang. Grafik akan menunjukkan pergerakan harga. Bila sekaligus tiga harga digrafikkan dan dibuat dalam jangka panjang, ada sedikit kebingungan. Kemudian, analis chart hanya menggunakan harga penutupan. Gambar harga saham yang dibuat dalam jangka panjang memperlihatkan pergerakan harga tersebut. Gambar tersebut membuat sumbu datar (horizontal) adalah waktu dan sumbu vertikalnya harga saham.

Grafik harga saham ini dibuat secara harian dengan jangka panjang, tetapi harga masa lalu bukan harga pada masa mendatang karena harga masa mendatang tidak diketahui. Grafik harga saham tersebut bisa mendatar karena harga tidak bergerak atau tidak berubah. Harga bisa juga naik terus dan kemudian menurun sehingga membuat sebuah perbukitan dan berulang lagi membuat perbukitan yang sangat besar.

Bahkan, juga harga tersebut bisa membuat lembah yang dalam karena harga turun terus dan naik kemudian. Charles Dow membuat grafik ini dan memberikan pandangannya sehingga grafik tersebut mempunyai arti dan memberikan masukan kepada investor untuk membeli atau menjual saham.

Bila grafik harga dilihat dalam jangka panjang, misalnya bulanan dan tahunan, investor melihat kecenderungan harga yang sangat mendasar. Artinya, ke arah mana sebenarnya harga saham tersebut bergerak. Bahkan, sejumlah pihak akademik mencoba membuat siklus arah pergerakan harga saham. Untuk kasus Indonesia, harga saham yang ditunjukkan indeks sedang pada siklus keempat pada posisi kenaikan.

Pergerakan harga dengan jangka panjang ini berguna untuk melihat gambaran harga saham secara keseluruhan.

Pergerakan harga jangka panjang ini dipergunakan investor untuk mengetahui apakah situasi masa lalu akan terulang kembali. Bila terulang kembali, investor bisa mengambil keputusan dalam rangka membeli atau menjual saham yang dimiliki atau akan dimiliki investor.

Bila pergerakan harga mingguan dan bulanan dibuat pembuat analisis, analisis dikenal dengan kecenderungan jangka menengah. Akhirnya, pergerakan harga harian dikenal dengan kecenderungan dengan minor (minor trend). Pergerakan harian disebut dengan kecenderungan minor karena sangat jangka pendek dan belum dapat secara signifikan dipergunakan secepatnya untuk membeli atau menjual saham walaupun ada yang menggunakannya untuk transaksi harian.

Grafik harga dipergunakan investor untuk membeli dan menjual saham yang akan dimiliki. Investor harus hati-hati menggunakan analisis teknis ini karena kesalahan akan merugikan investor.

KOMPAS

No comments: