BLOGSPOT atas

Sunday, January 10, 2010

Investasi: Ke Arah Mana Bursa?

Minggu, 10 Januari 2010 | 03:00 WIB

Adler Haymans Manurung - praktisi keuangan

Awal tahun biasanya merupakan titik awal bagi seseorang untuk melakukan investasi. Bila dana sudah diinvestasikan dan sudah berbentuk portofolio, maka pertanyaan yang timbul, apakah portofolio tersebut akan diteruskan atau melakukan perubahan. Bila dana masih dalam bentuk tunai, ke mana dana tersebut diinvestasikan? Apakah ke saham atau ke instrumen obligasi atau reksa dana? Pertanyaan yang muncul, ke mana harus melakukan investasi?

Berbagai pihak telah menyebutkan bahwa bursa saham akan terus mengalami peningkatan dan akan menyentuh level lebih dari 3.000. Pada akhir tahun 2008, IHSG ditutup pada level 1.355,408, di mana level ini merupakan level yang drop tajam dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2009, IHSG mengalami kenaikan yang tajam sampai pada level 2.534,356 walaupun terjadi peristiwa politik dan berbagai kasus hukum yang belum diselesaikan karena lemahnya leadership. Berarti terjadi kenaikan IHSG sebesar 86,98 persen atau ada keuntungan investor yang melakukan investasi pada saham indeks. Tingginya tingkat pengembalian investasi pada Bursa Efek Indonesia ini masih lebih rendah dari Bursa China dan masih lebih rendah dari Bursa Rusia.

Apakah hasil yang dicapai pada tahun 2009 akan terulang pada tahun 2010 ini? Bila masih berulang, maka selayaknya melakukan investasi pada Bursa Saham Indonesia. Seperti pada awal tulisan ini bahwa bursa masih dianggap sebagai investasi yang menguntungkan karena IHSG bisa menembus angka 3.000. Bahkan, berita di beberapa koran, IHSG ditargetkan ke level 3.300 sampai dengan 3.400 dan merupakan target IHSG dari sebuah lembaga pengelola bursa.

Pertumbuhan

Berdasarkan perhitungan, dengan berbagai alasan bahwa IHSG paling rendah pada level 2.900 pada akhir tahun 2010. Artinya terjadi pertumbuhan IHSG paling rendah sebesar 14,43 persen. Bila IHSG ditargetkan pada level 3.300, maka terjadi pertumbuhan IHSG sebesar 30,21 persen sehingga IHSG kelihatannya sudah diharapkan mengalami peningkatan.

Bila diperhatikan tingkat bunga yang diberikan instrumen yang bebas risiko sekitar 6,5 persen dan sudah menjadi asumsi pada APBN 2010, maka investasi pada saham sudah lebih tinggi. Tetapi, risk premium yang diberikan sekitar 8 persen sudah wajar untuk investasi pada saham yang menjadi pilihan investor merupakan perdebatan. Melihat besarnya risk premium tersebut, maka sudah selayaknya melakukan investasi di saham. Sebenarnya, berdasarkan berbagai penelitian yang telah dilakukan berbagai akademisi, risk premium di negara-negara berkembang sebesar 6-8 persen sehingga angka risk premium tersebut sudah sangat wajar. Adapun alasan yang membuat IHSG bisa bertumbuh sebesar nilai tersebut disebabkan berbagai faktor.

Pertama, tingkat bunga masih tetap pada level 6,5 persen, di mana saat ini SBI pada level 6,25 persen. Bila pemerintah ingin menaikkan tingkat bunga ke lebih tinggi, kemungkinan tidak akan melebihi 7,5 persen. Artinya, pemerintah bisa menaikkan tingkat bunga hanya maksimum dua kali dengan kenaikan 50 bps (0,5 persen). Biasanya, tingkat bunga yang meningkat membuat bursa mengalami penurunan sehingga akan terjadi perpindahan dana dari instrumen saham ke instrumen berpendapatan tetap. Tetapi, kenaikan tingkat bunga dianggap tidak signifikan sehingga bursa akan menurun dalam waktu singkat dan kembali mengalami kenaikan.

Pada posisi ini sebenarnya, investor menjual saham ketika tingkat bunga akan dinaikkan dan membeli kembali ketika tingkat bunga sudah dinaikkan serta stabil kembali. Sebenarnya, berdasarkan kalkulasi dan informasi yang telah beredar, pemerintah akan menaikkan tingkat bunga walaupun waktunya belum jelas. Tanda-tanda kenaikan tingkat bunga terlihat dari ditundanya kenaikan harga listrik dan pemerintah akan menaikkan harga BBM karena tidak menaikkannya pada tahun 2009 diakibatkan pemilu.

Kenaikan

Adanya kenaikan harga berakibat pada kenaikan inflasi dan akhirnya kenaikan tingkat bunga. Kedua, pertumbuhan kredit yang disalurkan perbankan. Pertumbuhan kredit pada tahun 2010 ini direncanakan sekitar 17-20 persen di mana pertumbuhan pada tahun 2009 diperkirakan lebih rendah sekitar 12-14 persen. Pertumbuhan kredit yang lebih dari tahun 2009 menyebabkan perusahaan dapat meningkatkan laba bersih sehingga ada peningkatan harga saham.

Ketiga, kinerja pemerintah yang menginginkan adanya pertumbuhan yang lebih baik sehingga pemerintah membuat usaha-usaha melalui kebijakan untuk membantu masyarakat pebisnis. Pemerintahan sekarang yang didominasi Partai Demokrat akan mempunyai hasrat untuk membuat ekonomi lebih baik, ditunjukkan dengan pertumbuhan ekonomi sekitar 5,5 persen, maka harapan perusahaan akan menyumbang perekonomian. Perusahaan yang terdaftar di bursa, yang paling mempunyai kesempatan karena sudah dikenal dan teruji manajemennya. Adanya pertumbuhan ini mengakibatkan harga saham akan mengalami kenaikan.

Keempat, ekspektasi pebisnis dan masyarakat. Dengan berbagai situasi yang telah terjadi, maka harapan para pebisnis ingin meningkatkan pendapatannya. Adanya harapan kenaikan pendapatan membuat pebisnis berusaha meningkatkan kinerjanya sehingga pertumbuhan akan terjadi. Kelima, kondisi politik dalam negeri yang mulai stabil. Kondisi politik yang sudah stabil akibat adanya pemenang pemilu dan sekaligus memegang tampuk pemerintahan memberikan kepercayaan baik untuk lokal maupun luar negeri. Kondisi ini menarik pemilik dana melakukan investasi sehingga meningkatkan pendapatan perusahaan dan akhirnya meningkatkan harga saham di bursa.

Keenam, investor asing sebagai pendorong kenaikan bursa. Semua pihak telah mengetahui bahwa bursa kita banyak didorong oleh transaksi investor asing. Bila asing telah masuk melakukan transaksi di bursa, maka IHSG terus mengalami kenaikan. Investor lokal juga menaikkan investasinya. Tetapi, sayangnya investor lokal selalu terlambat keluar, bahkan masuknya ke bursa juga telat. Akibatnya keuntungan yang diperoleh kecil, bahkan ada yang mengalami kerugian.

Oleh karena itu, bila melihat harga saham sekarang ini dan investor asing belum masuk, maka sudah saatnya memasukkan atau melakukan investasi pada saham sebelum ketinggalan kereta. Tetapi, harus diingat bahwa investasi pada saham mempunyai risiko adanya kemungkinan harga saham menurun tajam sehingga risiko tetap di tangan investor dan keputusan juga di tangan investor.

KOMPAS

No comments: