BLOGSPOT atas

Thursday, July 9, 2009

Mudahnya Berbuat Baik

Kamis, 9 Juli 2009 | 08:55 WIB

Oleh: Roy Thaniago

Siapa nyana bahwa umur blog yang belum menapaki bilangan dasawarsa ternyata beranakpinak dengan amat beragam, amat pelangi?

MAKSUDNYA, bahwa blog yang dipopulerkan pertama kali oleh blogger.com milik perusahaan Google (setelah diakusi dari Pyralab), kini hadir dalam perwajahan yang beragam. Kalau selama ini blog lebih identik dengan halaman maya yang memuat salinan keseharian seseorang, maka siap-siaplah menyimpan kembali anggapan itu setelah melihat blog yang satu ini.

Coba ketikkan keluargapelangi.blogspot.com bila sedang berselancar di dunia maya. Di alamat tersebut, mata kita akan disambut dengan warna dominan hijau dengan sebuah gambar yang tergantung di kepala halaman. Gambar tersebut sama sekali tidak proporsional. Bagi yang mengerti komposisi visual tentu akan tersenyum kecut, meledek dalam hati.

Pada gambar sederhana itu tergambar dua sosok makhluk kartun yang bentuknya sama sekali tidak menarik. Dua makhluk tersebut menunjukkan sosok dewasa (mungkin kakak atau orangtua) yang menggandeng anak kecil yang memegangi permen lollipop. Mereka berdiri berhadapan dengan gunung yang menyembulkan sebilah pelangi.

Bila memilin scroll pada mouse ke halaman bawah, kesan bahwa ini blog main-main tetap terasa. Tak ada yang istimewa pada desainnya, fiturnya, maupun teknik mengoperasikan blog. Dan bila mata kita sampai pada masing-masing foto anak perempuan yang diberi keterangan nama, umur, kelas, deskripsi latarbelakang, sampai biaya hidup dan sekolah, barulah kita mengerti bahwa ada sesuatu yang mendalam di balik keluguan tampilan blog ini.

Foto-foto tersebut adalah pelangi tersebut. Merekalah kanak-kanak yang menyinari kehidupan dengan keriangan. Kanak-kanak yang pada kenyataannya mesti menanggung derita akibat ulah mereka yang lebih tua. Mereka anak-anak panti asuhan yang kehilangan keluarganya yang entah bercerai, ditinggal mati, atau tak kuat membiayi hidup. Namun sinar dalam mata mereka tidak akan hilang karena ada dua orang sahabat yang menaruh mereka dalam hati dan pikiran.

Adalah Andrea Christina dan Vanessa, dua orang sahabat yang berani menceburkan diri mereka dalam genangan masalah orang lain. Dea – panggilan dari Andrea – bersaksi kalau ia mulai mendirikan blog ini sekitar awal April 2008. Berawal dari e-mail seorang kawan yang pernah mengunjungi sebuah panti asuhan dan kemudian membuat gerakan orangtua asuh.

Secarik surat elektronik tersebut kemudian memancing kepekaan dalam diri Dea, yang berujung pada kerelaannya mengangkat anak asuh. Bukan itu saja, Dea bahkan mengirim e-mail berantai pada teman-temannya, berharap para teman larut dalam solidaritas yang dihimpun Dea. “Menyadari kalau sistem seperti itu ribet, akhirnya muncul ide untuk membuat semacam website untuk program ini”, jelas Dea mengenai blog Keluarga Pelangi.

Panti Asuhan yang dijadikan partner dalam usaha sosialnya ini bernama Pondok Damai. Panti yang hanya menampung anak-anak perempuan dari berbagai latar belakang ini terletak di Bekasi, Jawa Barat. Dengan dikelola 3 suster dan 15 karyawan, panti yang berdiri sejak tahun 1979 ini tengah menampung 72 anak dari umur 5-16 tahun.

Sampai saat ini, lewat blog Keluarga Pelangi, sudah terjaring 15 orangtua asuh untuk 10 anak yang tinggal di panti asuhan. Menariknya, sebagian besar orangtua asuh justru berdomisili di luar Indonesia. Maka melihat fakta ini, Dea dan Vanessa juga membuatkan versi bahasa Inggris blog ini agar dapat diakses oleh mereka yang tidak bisa berbahasa Indonesia.

Bagi kedua sahabat yang sama-sama pernah mengenyam pendidikan di negeri kangguru ini, tugas sebagai moderator blog tidaklah usai. Karena acap kali mereka juga bertugas menjadi tukang pos atau belanja keperluan sehari-hari bagi anak-anak panti. Motivasi dua perempuan muda dalam mengelola blog ini sangat lugu seperti tampilan blognya. Dea bahkan berujar singkat, “Mendingan kita bantu pemerintah dengan cara yang positiflah”.

Nah, masih berani menyematkan anggapan bahwa blog hanya memuat sesuatu yang sepele dan remeh temeh? Lewat blog Keluarga Pelangi kita tahu, bahwa banyak medium yang dapat dipakai untuk berbuat baik. Dan lewat sepasang sahabat Dea dan Vanessa, kita belajar sesuatu, bahwa berkarya tidak perlu tertunda karena umur dan materi.

Roy Thaniago
Penggiat di Agenda 18

KOMPAS

- Muhammad Idham Azhari

No comments: