BLOGSPOT atas

Sunday, December 18, 2011

Ini Dia, Pencarian Terpopuler 2011 Versi Google

Aditya Panji | Reza Wahyudi | Minggu, 18 Desember 2011 | 14:01 WIB

KOMPAS.com — Di penghujung 2011, situs mesin pencari Google membuat daftar pencarian terpopuler selama 2011 yang diberi nama Google Zeitgeist 2011.

Pencarian terbanyak secara umum ditempati oleh penyanyi pendatang baru Rebecca Black. Pencarian terbanyak yang menempati posisi kedua sampai sepuluh meliputi: Google+, Ryan Dunn, Casey Anthony, Battlefield 3, iPhone 5, Adele, Tokyo Electric Power Co (TEPCO), Steve Jobs, dan terakhir iPad 2.

Di dalam Zeitgeist 2011 ini, Google juga memilah pencarian terbanyak berdasarkan kategori. Berikut ini daftar 10 pencarian terbanyak berdasarkan kategori di tahun 2011 ini:

Pencarian Global:
1. Rebecca Black
2. Google+
3. Ryan Dunn
4. Casey Anthony
5. Battlefield 3
6. iPhone 5
7. Adele
8. Tokyo Electric Power Co (TEPCO)
9. Steve Jobs
10. iPad2

Pencarian Entertainment:
1. Rebbeca Black
2. Ryan Dunn Dead
3. Price Tag Lyrics
4. Amy Winehouse Death
5. Super Bass Lyrics
6. Crazy Stupid Love
7. Disney Junior
8. Kim Kardhasian Wedding
9. The Lazy Song
10. Rihanna Man Down

Pencarian Olahraga:
1. Mayweather Vs Ortiz
2. Soccerstar
3. Dan Wheldon
4. Ufc Rio
5. Marco Simoncelli
6. Troy Davis
7. India Vs England
8. Timnas Sepak Bola Putri Jepang
9. Hope Solo
10. Pacquiao Vs Mosley

Pencarian Elektronik:
1. Amazon Kindle Fire
2. iPhone 4S
3. Sidekick 4G
4. Hp Touchpad
5. Spb Shell 3d
6. iPad 2
7. HTC Sensation
8. Samsung Nexus Prime
9. Sony Ngp
10. iPad 3

Pencarian Makanan dan Minuman:
1. Wendys
2. Just Eat
3. Little Caesars
4. Chick Fil A
5. Allrecipes
6. (Salah satu makanan Jepang)
7. Jimmy Johns
8. Buffalo Wild Wings
9. Popeyes
10. Cupcakes

Pencarian Orang:
1. Rebbeca Black
2. Ryan Dunn
3. Pippa Middleton
4. Casey Anthony
5. Adele
6. Steve Jobs
7. Amy Winehouse
8. Osama bin Laden
9. Charlie Sheen
10. Kate Middleton

Pencarian Berita:
1. Fukushima
2. iPhone 4S
3. Melania Rea
4. Salvatore Parolisi
5. Lamberto Sposini
6. Battlefield 3
7. Dsk
8. iPhone 5
9. Gaddafi
10. Libya

Sumber : Google Zeitgeist

Quoted by Muhammad Idham Azhari from Kompas.com

Monday, November 7, 2011

MVC (Model–View–Controller)

Model-View-Controller (MVC) is a software architecture pattern which separates the representation of information from the user's interaction with it. The Model consists of application data, business rules, logic, and functions. A View can be any output representation of data, such as a chart or a diagram. Multiple views of the same data are possible, such as a bar chart for management and a tabular view for accountants. The controller mediates input, coverting it to commands for the Model or View.

In addition to dividing the application into three kinds of components, the Model-View-Controller (MVC) design defines the interactions between them.

  • A Controller can send commands to the Model to update the Model's state (e.g., editing a document). It can also send commands to its associated View to change the View's presentation of the Model (e.g., by scrolling through a document).
  • A Model notifies its associated Views and Controllers when there has been a change in its state. This notification allows the Views to produce updated output, and the Controllers to change the available set of commands. A passive implementation of MVC omits these notifications, because the application does not require them ot the software platform does not support them.
  • A View requests information from the Model that it needs for generating an output representation to the the user.

Quoted by Muhammad Idham Azhari from wikipedia.org

Monday, October 10, 2011

CRUD (Create, Read, Update, Delete)

In computer programming, create, read, update and delete (CRUD) (Sometimes called SCRUD with an "S" for Search) are the four basic functions of persistent storage. Sometimes CRUD is expanded with the words retrieve instead of read, modify instead of update, or destroy instead of delete. It is also sometimes used to describe user interface conventions that faciltate viewing, searching, and changing information; often using computer-based forms and reports...

The term was likely first popularized by James Martin in his 1983 book Managing the Data-base Environment. The acronym may be extended to CRUDL to cover listing of large data sets which bring additional complexity such as pagination when data sets are too large to hold easily in memory...

Another variation of CRUD is BREAD, an acronym for "Browse, Read, Edit, Add, Delete"...

Beberapa praktisi di dunia industri banyak menggunakan CRUD dibanding akronim yang lain, bahkan para akedemisi juga menggunakan akronim CRUD....


Quoted by Muhammad Idham Azhari from wikipedia.org

Monday, September 12, 2011

Apache HTTP Server (Apache Web Server)

Dibawah ini penjelasan mengenai Apache HTTP Server atau bisa disebut sebagai Apache Web Server dari Si WIKI.

The Apache HTTP Server, commonly referred to as Apache, is a web server application notable for playing a key role in the initial growth of the World Wide Web (WWW)....

Originally based on NCSA HTTPd server, development of Apache began in early 1995 after work on the NCSA code stalled. Apache quickly overtook NCSA HTTPd as the dominant HTTP server, and has remained the most popular HTTP server in use since April 1996. In 2009, it became the first web server software to serve more than 100 million websites...

Apache is developed and maintained by an open community of developers under the auspices of the Apache Software Foundation. Most commonly used on a Unix-like system, the software is available for a wide variety of operating systems, including Unix, FreeBSD, Linux, Solaris, Novel Netware, Microsoft Windows, OS/2, TPF, and eComStation. Released under the Apache License, Apache is open-source software...

Saya menggunakan Apache Web Server pada waktu saya masih bekerja di PT Panasonic Shikoku Electronics Indonesia. Pada waktu itu sedang membuat portal menggunakan paket PHPNuke...



-Muhammad Idham Azhari-

Friday, August 26, 2011

Jangan Bergantung pada Emas




Erlangga Djumena | Jumat, 26 Agustus 2011 | 09:06 WIB

KOMPAS.com - Kebutuhan emas pada masa datang bakal terus meningkat. Bukan hanya karena emas menjadi simbol kebudayaan peradaban manusia, tetapi juga simbol gengsi ekonomi.

Banyak analis emas mengatakan, harga emas akan terus meningkat selama permintaan jauh lebih besar dari pasokan. Saat ini, cadangan emas Indonesia tercatat 3.000 ton dan yang sudah dieksploitasi per 2009 baru 65 ton.

Di tengah ketidakpastian ekonomi AS dan Eropa, harga emas di pasar global naik ke 1.822 dollar AS per troy ounce pada Selasa (23/8/2011) dari 740 dollar AS pada Oktober 2007. Bank of America pernah meramal, harga emas dapat mencapai 2.000 dollar AS, sementara JP Morgan mengalkulasi akhir tahun ini menjadi 2.500 dollar AS.

Kenaikan harga emas di Indonesia berkisar antara 20-40 persen per tahun. Tahun 1990, misalnya, harga emas Rp 20.000/gram. Sembilan tahun kemudian, melejit ke Rp 360.000, tahun lalu jadi Rp 430.000, dan Rabu (24/8/2011) menyentuh Rp 540.000/gram.

Kepala Biro Humas Bank Indonesia Difi Ahmad Johansyah tak bisa memperkirakan berapa lama harga emas bakal terus di atas Rp 500.000/gram. ”Selama terjadi ketidakpastian ekonomi dan keuangan global, harga emas akan terus melambung,” kata Difi.

Namun, ekonom Danareksa, Purbaya Yudhi Sadewa, mengatakan, harga emas perlu disikapi waspada karena semua komoditas tidak imun gejolak yang akhirnya menurunkan permintaan.

Harga emas ditopang persepsi perekonomian AS dan Eropa akan terpuruk. Jika krisis di dua wilayah itu benar terjadi, permintaan emas dunia akan anjlok. Bila produksi emas tetap tinggi, harga jual emas akan turun. Besarnya penurunan harga bergantung dalamnya krisis. Jika krisis sangat parah, dapat diartikan turunnya daya beli masyarakat sehingga permintaan emas turun.

”Tidak mungkin harga emas sampai 2.500 dollar AS. Indeks utama ekonomi di Eropa turun empat bulan terakhir. Artinya, dalam 2-3 bulan bisa saja krisis mulai terjadi di Eropa. Harga emas juga bisa turun karena pemilik usaha akan melepas emasnya untuk membiayai dampak krisis,” tambah Purbaya kepada Kompas, akhir pekan lalu.

Komoditas biasa

Emas perlu dilihat sebagai komoditas biasa, analog dengan harga minyak dunia yang melonjak hingga 147 dollar AS/barrel tahun 2008. Segera setelah itu, harga turun hingga 40 dollar AS. Daya beli turun, sementara pasokan melambung.

Wakil Presiden Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk Herman Djazi sependapat, potensi penurunan harga emas tetap terbuka. Harga emas masih mungkin terkoreksi ke 1.750 dollar AS.

”Harga emas Jumat (19/8/2011), menembus rekor tertinggi sepanjang masa, di atas 1.840 dollar AS. Semua kondisi mendukung peningkatan permintaan emas sehingga perlu ada penjualan masif dan membuat harga terkoreksi,” ujar Herman.

Pejabat Eksekutif Tertinggi (CEO) Vibiz Consulting Alfred Pakasi menyatakan, harga emas akan terus meningkat selama permintaan jauh lebih besar dari pasokan. Permintaan emas, menurut dia, bukan hanya dari konsumen eceran, melainkan juga bank sentral yang akan mendiversifikasi cadangan devisa ke emas. ”Kalau yang belanja Bank Sentral China, pasti skalanya cukup besar,” kata Pakasi.

Menurut dia, sejauh ini, tidak ada data resmi pembelian emas oleh bank-bank sentral. ”Tetapi, wajar jika bank sentral mendiversifikasi cadangan devisanya ke emas saat dollar AS cenderung melemah di tengah longgarnya kebijakan Bank Sentral AS yang mungkin kembali menggelontor pasar dengan uang tunai melalui cetak uang,” kata Pakasi.

Jaminan emas

Emas dalam sejarah menjadi alat tukar dalam aktivitas ekonomi sejak dulu. Pada zaman pemerintahan Julius Caesar di Kekaisaran Romawi, nilai tukar mata uang diukur dengan kadar karat koin emas.

Perkembangan perdagangan yang semakin kompleks menuntut alat tukar lebih fleksibel tanpa mengurangi nilai tukar. Muncullah uang kertas menggantikan koin emas.

Untuk mencetak uang kertas tiap negara tak bisa sembarangan. Perjanjian Bretton Woods tahun 1944 oleh 44 negara mengatur pencetakan uang kertas harus dijamin emas setara nilai mata uang kertas yang dicetak. Itulah yang disebut cadangan devisa emas dan standar emas.

Uang kertas yang akan dicetak harus dijamin harga emas senilai 35 dollar AS/troy ounce. Artinya, satu dollar AS yang akan dicetak harus senilai 1/35 troy ounce emas. Namun, sistem moneter dunia itu tak langgeng. Pemerintah AS kesulitan keuangan akibat kekalahan Perang Vietnam 1971 sehingga tak dapat membayarkan emas sebanyak uang dollar yang dicetak. Maka. kesepakatan dicabut. Saat itulah cadangan devisa sebuah bank sentral tak lagi hanya ditopang dengan cadangan emas, tetapi juga valuta asing dan yang terbanyak berbentuk dollar AS.

Meskipun emas tengah berjaya, Bank Indonesia ogah menambah cadangan emas. ”Emas semakin mahal. Padahal, kami memiliki cadangan emas cukup besar. Jadi, kami tidak beli emas,” ujar Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution kepada pers Jumat (19/8/2011).

Catatan Kompas, Maret lalu, cadangan emas BI naik 1,51 persen menjadi setara 3,34 miliar dollar AS. Kini, cadangan devisa BI 123 miliar dollar AS, terdiri dari valuta asing dan emas.

Difi Ahmad Johansyah menjelaskan, BI tidak menempuh cara yang dilakukan sejumlah bank sentral. ”Berbeda dengan China dan Rusia yang agresif membeli emas untuk cadangan devisa, BI tidak. Alasan China, meningkatkan neraca pembayaran dengan AS. Rusia tentu punya pertimbangan lain,” kata Difi.

Menurut Difi, sistem moneter ala Bretton Woods tidak akan digunakan lagi karena tak mungkin lagi emas menjadi jaminan menerbitkan uang kertas. (HAR/OIN/NMP)

Sumber : Kompas Cetak

Quoted by Muhammad Idham Azhari from KOMPAS

Sunday, August 7, 2011

Menghitung Nilai Zakat atas Saham

Laksono Hari W
Minggu, 7 Agustus 2011
21:07 WIB

Tanya: Bagaimana menghitung zakat kalau harta kita berupa saham atau tabungan bagi hasil di mana uang kita diputar oleh bank? (Firmansyah Mulyana, Jakarta)
Jawab: Zakat saham nisabnya dianalogikan dengan zakat perdagangan, yaitu 85 gram emas. Jika asumsi harga emas saat ini adalah Rp 450.000, nisab zakat saham adalah Rp 38.250.000.
Zakat saham ini dikeluarkan apabila telah berlangsung setahun. Penghitungan zakat sahamnya adalah nilai komulatif riil saham (book value + dividen) dikalikan 2,5 persen.
(Rumah Zakat)

Quoted by Muhammad Idham Azhari from KOMPAS

Monday, July 4, 2011

Microsoft SQL Server

Berikut penjelasan dari Si WIKI perihal Microsoft SQL Server.

Microsoft SQL Server is a RDBMS (Relational Database Management System) developed by Microsoft. As a database, it is a software product whose primary function is to store and retrieve data as requested by other software applications, be it those on the same computer or those running the on another computer across a network (including the internet)...

There are at least a dozen different editions of Microsoft SQL Server aimed at different audiences and for different workloads (ranging from small applications that store and retrieve data on the same computer, to millions of users and computers that access huge amounts of data from the internet at the same time). Its primary query languages are T-SQL and ANSI SQL...

Saat ini saya pakai MS-SQL Server 2005 express edition...cukup handal juga untuk skala menengah..kalo mau lebih handal (skala enterprise)...bisa gunakan DB2 atau Oracle...

-Muhammad Idham Azhari-

Sunday, June 26, 2011

INVESTASI: Kenapa Harga Saham Naik?

OLEH ADLER HAYMANS MANURUNG

Kenapa harga saham bisa naik, padahal sebelumnya turun? Apakah investor tahu kenapa terjadi kenaikan?

Harga saham menurut teori ditentukan dengan dua pendekatan: pendekatan determinan harga dan pendekatan stokastik. Pendekatan determinan merupakan sebuah kelompok yang selalu dibahas akademisi maupun praktisi, tentang pengubah apa saja yang memengaruhi harga saham. Pengubah tersebut sangat banyak dan banyak pihak suka mengaitkannya. Bahkan, rumor yang tidak jelas sumbernya bisa menjadi faktor kenaikan atau penurunan harga.

Investor ingin membeli saham karena ingin meningkatkan dana. Misalkan dana investasi Rp 500 juta ingin ia tingkatkan menjadi Rp 1 miliar. Peningkatan ini memerlukan waktu investasi yang cukup panjang, terutama investasi pada saham yang merupakan investasi jangka panjang.

Untuk kenaikan nilai investasi, harga saham harus meningkat, dan peningkatan itu terjadi di masa mendatang, bukan di masa lalu. Artinya, pembelian saham bagi investor merupakan pembelian prospek perusahaan di masa mendatang. Bila harga saham tersebut dianggap tidak akan meningkat, tidak akan dibeli karena peningkatan harga merupakan keuntungan bagi investor yang lebih dikenal dengan capital gain. Oleh karena itu, investor pasti menghindari saham yang tidak memiliki kenaikan harga saham pada masa mendatang.

Salah satu pengubah yang diperhatikan investor untuk membeli saham adalah laba perusahaan pada masa mendatang. Yang diinginkan adalah laba bersih yang meningkat dalam jangka panjang sehingga terjadi kenaikan harga terus-menerus. Tetapi, investor yang mempunyai periode waktu lebih pendek, kenaikan laba satu tahun sudah punya indikasi untuk membelinya. Akibatnya, laba bersih tahun mendatang sudah cukup untuk mengambil keputusan membeli saham.

Agak susah memang meramal pada masa mendatang periode lebih panjang. Peramlan lebih panjang akan menimbulkan risiko dikarenakan ketidakpastian yang terjadi pada masa mendatang.

Bagi mereka yang biasa bermain saham hanya menggunakan satu tahun dan proyeksi satu tahun sudah sangat baik. Pengubah lain yang perlu diperhatikan investor, yaitu tindakan korporasi. Informasi ini sangat dibutuhkan untuk mengaitkannya pada pendapatan atau laba bersih perusahaan. Tindakan korporasi ini biasanya harus diinformasikan kepada publik paling lambat 2 x 24 jam. Tapi, sering informasi tersebut sudah tercecer ke publik sebelum resmi diinformasikan.

Akibatnya, sering investor mencari informasi ini untuk bisa bertransaksi walaupun hal ini mendekati pelanggaran hukum. Pelanggaran hukum di pasar modal sudah dikategorikan pidana.

Rekam Jejak

Pengubah lain yang perlu diperhatikan oleh perusahaan, yaitu manajemen perusahaan atau rekam jejak manajemen. Pengubah ini penting untuk memberikan keyakinan kepada investor bahwa perusahaan dikelola dengan baik dan akan terjadi keberlangsungan perusahaan.

Setelah memahami informasi yang diuraikan sebelumnya, kenaikan harga saham di bursa dipengaruhi dua kelompok besar, yaitu informasi dari internal perusahaan dan informasi dari eksternal perusahaan. Informasi internal perusahaan adalah informasi yang diuraikan sebelumnya. Informasi ini harus didapatkan oleh investor guna menilai perusahaan karena investor tidak mungkin memutuskan untuk membeli atau menjual berdasarkan perasaan investor.

Regulator juga membuat peraturan agar informasi dari dalam perusahaan disampaikan kepada publik sebagai bahan bagi investor. Bila perusahaan tidak menginformasikan, perusahaan dianggap melanggar hukum dan investor kemungkinan akan menghindari perusahaan. Akibatnya, jumlah transaksi saham semakin kecil dan kemungkinan turunnya harga makin besar dan kerugian investor akan terjadi.

Informasi eksternal juga penting bagi perusahaan. Adapun informasi eksternal perusahaan cukup banyak, baik transaksi saham di bursa maupun informasi yang diterbitkan oleh pihak lain dan mempunyai hubungan terhadap perusahaan. Informasi tentang kebijakan pemerintah juga diperlukan perusahaan karena kebijakan tersebut mempengaruhi keberlangsungan perusahaan.

Salah satu kebijakan yang sering ditunggu investor tentang kebijakan pemerintah, yaitu kebijakan tingkat bunga. Kebijakan tingkat bunga ini akan memengaruhi perekonomian, termasuk di dalamnya perusahaan. Bila tingkat bunga mengalami kenaikan, ada kemungkinan investasi akan berkurang dan berpengaruh terhadap harga bahan pokok atau harga barang-barang di pasar baik barang konsumsi maupun barang lainnya. Bila tingkat bunga diturunkan, kemungkinan akan terjadi permintaan yang meningkat atau investasi di sektor riil akan mengalami kenaikan.

Boleh dikatakan, sentral dari kebijakan yang ada terletak pada tingkat bunga. Kebijakan Pemerintah dalam fiskal, seperti pengetatan pemerintah atas pengeluaran atau juga meningkatkan rasio pajak, akan memberikan persoalan terhadap keberlangsungan perusahaan. Akibatnya, harga saham perusahaan bisa mengalami penurunan dan tidak memberikan keuntungan kepada investor.

Jumlah transaksi saham tersebut juga menjadi informasi dan alat investor memutuskan untuk membeli atau menjual saham tersebut. Saham yang likuid menjadi salah satu peubah mengapa investor membeli saham itu karena kemudahan untuk melepas saham tersebut. Volume transaksi saham yang kecil membuat agak sedikit menghindar dari saham tersebut.

Buruk dan baiknya informasi membuat harga saham akan naik atau turun. Informasi yang beredar menjadi acuan investor. Informasi tersebut beredar lebih dulu baru perusahaan mengumumkannya. Seharusnya, tidak demikian. informasi harus sudah diumumkan, baru terjadi transaksi saham atau kenaikan atau penurunan harga saham. Oleh karena itu, investor harus pintar menyaring informasi agar mereka tidak merugi

Quoted by Muhammad Idham Azhari from KOMPAS

Sunday, May 1, 2011

INVESTASI: Bermain Saham dengan PER

Oleh Adler Haymans Manurung/Praktisi Keuangan

Dalam dua minggu terakhir IHSG terus mengalami kenaikan dan sudah melewati level tertinggi. Sekarang IHSG sedang mencari level tertinggi terbaru. Bila IHSG naik, berarti harga-harga saham akan naik pula.

Kenaikan IHSG juga memberikan arti bahwa ukuran pasar dan harga, yaitu PER (price earning ratio), mengalami kenaikan. Pada level sekarang PER pasar sudah mencapai 20 kali karena IHSG telah melebihi 3.700. Tulisan ini akan membahas bagaimana investor bermain saham dengan menggunakan PER.

PER adalah rasio hasil bagi antara harga saham di bursa dan laba bersih perusahaan per saham (EPS > LBS). Harga adalah harga sekarang, sementara laba bersih per saham menggunakan proyeksi laba bersih per saham. LBS ini biasanya dihitung memakai LBS masa lalu karena informasi LBS yang tersedia pada laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan adalah LBS aktual, bukan proyeksi.

LBS proyeksi hanya dimiliki oleh perusahaan yang terdaftar di bursa pada manajer keuangan atau investor relation perusahaan tersebut. Investor juga bisa mendapatkan informasi ini dari analis perusahaan sekuritas karena analis selalu ingin mendapatkan data tersebut untuk kepentingan estimasi atau peramalan harga saham tersebut. Bila investor belum mempunyai informasi ini, bisa menghubungi investor relation perusahaan yang terdaftar di bursa melalui telepon karena data ini bukan data rahasia.

Dua faktor

Kenaikan PER dipengaruhi dua faktor, yaitu, pertama, harga sebagai denominator dari rasio persamaan PER. Harga saham naik terus-menerus, sementara laba bersih tidak berubah tetapi dipublikasikan perusahaan memberikan efek positif terhadap harga saham. Misalkan, perusahaan akan melakukan aksi korporasi seperti mengakuisisi bisnis atau rencana peningkatan produksi atau permintaan produksi perusahaan yang meningkat akibat adanya kompetitor yang mengalami persoalan produksi di masa mendatang.

Kedua, numerator dari PER laba bersih. Terjadi penurunan laba bersih, sementara harga saham tidak mengalami perubahan. Penurunan laba bersih dikarenakan adanya persoalan produksi yang dihadapi perusahaan. Mesin penghasil produk mengalami kerusakan dalam beberapa waktu atau mesin semakin tua sehingga jumlah produk berkurang. Pada sisi lain, tenaga yang diandalkan sudah tidak pada perusahaan atau dibajak oleh kompetitor.

Biasanya, kedua faktor tersebut saling berkaitan karena harga dan ekspektasi laba bersih mempunyai hubungan yang positif. Artinya, harga pasar saham akan mengalami kenaikan bila ekspektasi laba bersih mengalami kenaikan. Oleh karena itu, investor harus mengambil kesempatan pada saat harga sudah naik dan informasi selanjutnya belum muncul. Demikian pula, pada saat harga belum bergerak dan ekspektasi laba bersih sudah meningkat, investor juga harus mengambil keputusan. Artinya, investor harus memahami situasi pasar yang ada.

Alat yang dipergunakan investor ketika memutuskan membeli atau menjual saham yang sedang dikelola investor: ukuran paling penting yaitu 1/PER dan hasilnya menjadi laba bersih dibagi harga saham, yang memberikan arti yield yang diperoleh investor. Jika harga merupakan nilai investasi dan laba bersih yang dihasilkan perusahaan dan dibagikan kepada investor, hasilnya sebagai yield yang diperoleh investor. Yield yang dihasilkan pada saham ini harus lebih tinggi dari tingkat bunga deposito karena investor melakukan investasi pada instrumen berisiko.

Bila investor melakukan investasi pada deposito dianggap tidak mempunyai risiko karena adanya penjaminan walaupun sebenarnya tidak persis sebesar dana yang diinvestasikan oleh investor. LPS mempunyai norma atau besaran untuk menjamin deposito. Bila yield yang dihasilkan saham sekitar 7 persen, investor tidak menginginkan hasil investasi sebesar yield tersebut. Investor harus meminta lebih besar dari 7 persen yang besarnya tergantung persepsi investor terhadap saham yang bersangkutan. Persepsi investor masih tergantung pada informasi yang diperoleh investor. Bila informasi tentang saham tersebut sangat sedikit, persepsi investor terhadap saham tersebut sedikit kurang sehingga menuntut tambahan di luar 7 persen semakin tinggi. Beberapa penelitian yang telah dilakukan berbagai akademisi bahwa tambahan tingkat pengembalian yang diinginkan investor setelah 7 persen paling minimum sebesar 3 persen dan maksimum 8 persen.

Jika investor menginginkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi, investor sudah pasti tidak memiliki informasi yang lengkap atau sama sekali tidak memiliki informasi. Jika investor hanya menginginkan kompensasi tingkat pengembaliannya hanya 3 persen, investor hanya memiliki informasi yang paling lengkap dibandingkan oleh investor lain.

Ekspektasi

Bagi investor yang sudah biasa bermain saham di bursa biasanya investor tersebut sudah mempunyai program pada komputernya atau telepon genggam yang dimilikinya. Investor hanya memerhatikan harga dan laba bersih. Bila yield saham sudah di atas 11 persen pada saat ini, investor melakukan penjualan. Sebaliknya, bila investor sudah melihat yield 7 persen, investor melakukan pembelian. Persoalan utama yang dihadapi investor ketika menggunakan PER terletak pada data ekspektasi laba bersih. Harga saham dapat diperoleh di bursa setiap saat, sementara ekspektasi laba bersih hanya bisa diperoleh dengan publikasi laba bersih setiap tiga bulan yang dikenal data laba bersih triwulanan. Data laba bersih ini diumumkan sesuka perusahaan yang terdaftar pada bursa. Regulasi yang ada hanya memublikasikan laba bersih pada laporan enam bulan dan laporan tahunan sehingga investor harus memanfaatkan informasi yang beragam untuk mendapatkan ekspektasi laba bersih ini.

Bermain saham dengan PER mempunyai risiko karena investor juga harus berhadapan dengan waktu dan informasi yang dipublikasikan. Oleh karena itu, waktu investor harus tersedia untuk mendapatkan informasi. Kehati-hatian sangat dibutuhkan agar investor tidak terjebak kerugian dalam bermain saham dengan alat ini.

Quoted by Idham Azhari from KOMPAS

Sunday, April 24, 2011

Kartu kredit dan "Debt Collector"

Elvyn G Masassya/Praktisi Keuangan

Kisah terkait kartu kredit memang bukan hal baru. Bukan saja soal pemasarannya yang luar biasa agresif, bahkan sudah merambah ke area pribadi, seperti memasok SMS ke telepon seluler dan melakukan pencegatan di mal-mal, sehingga membuat banyak kalangan terganggu. Akan tetapi, soal penagihan pembayaran kredit yang terlambat juga lebih mengenaskan.

Pihak bank mengirim orang- orang tertentu, dengan sebutan debt collector, ke kantor di mana pemegang kartu kredit tengah bekerja sehingga membuat semua orang kantor tahu bahwa si Badu, misalnya, tengah dikejar-kejar utang kartu kredit.

Kenapa semua itu terjadi? Sederhana sekali. Karena ada kontribusi dari semua pihak, baik itu pihak penerbit kartu maupun pihak pemegang kartu kredit. Bagaimana maksudnya?

Seberapa pun gencarnya pihak bank memasarkan kartu kredit, kalau calon konsumen ”kuat iman” dan berpikir rasional tentu tidak akan terjadi debt overhang alias besar pasak daripada tiang di kalangan pemegang kartu kredit. Sementara itu, kalau pihak bank lebih memiliki etika, tentu tidak akan memasarkan produknya melalui SMS atau menelepon tiga kali sehari terhadap orang yang sama.

Hal ini bisa terjadi karena dalam memasarkan produknya pihak bank kerap menggunakan perusahaan lain, atau disebut dengan outsourcing. Tenaga-tenaga pemasar di perusahaan lain itu diberi target dan mereka tidak peduli bahwa telepon mereka sudah mengganggu calon konsumen. Mereka beranggapan, dari 10 orang yang ditelepon, paling tidak ada satu atau dua orang yang tertarik dengan tawaran mereka.

Lantas, bagaimana baiknya menyikapi itu semua? Anda sebagai calon konsumen kartu kredit tentunya mesti memahami bahwa kartu kredit hakikatnya adalah alat bantu pembayaran, bukan alat untuk berutang. Ini prinsip yang paling mendasar.

Artinya, memiliki kartu kredit bukan untuk menutupi kekurangan biaya kehidupan. Jika latar ini yang Anda terapkan ketika menginginkan kartu kredit, sama artinya dengan menggali lubang kubur utang. Anda dipastikan akan terjebak di dalam lubang tersebut dan sulit keluar. Konkretnya, tidak perlu memiliki banyak kartu kredit. Semakin banyak kartu kredit di dompet Anda, sama sekali tidak menaikkan gengsi Anda.

Yang terjadi adalah anggapan bahwa Anda orang yang gemar berutang. Kalau kondisi finansial Anda bagus, kemampuan itu tidak diperlihatkan dengan banyaknya kartu kredit, melainkan oleh jenis kartu kredit yang Anda pegang. Jadi, satu kartu jenis platinum sudah cukup dibandingkan 10 kartu jenis silver.

Oleh karena itu, agar Anda tidak masuk perangkap jebakan kartu kredit dan apalagi dikejar-kejar debt collector, tidak ada salahnya Anda renungkan beberapa hal berikut.

Kredibel

Pertama, jadikan kartu kredit sebagai alat untuk memudahkan transaksi pembayaran. Ini artinya, tidak perlu memiliki banyak kartu kredit. Kedua, pilihlah penerbit kartu kredit yang kredibel dan tingkat bunga yang paling bersaing. Saat ini ada puluhan bank yang menawarkan kartu kredit dengan berbagai gimmick marketing-nya. Jangan langsung terpukau. Di balik gimmick marketing itu pasti ada hitung-hitungannya, baik itu dalam tingkat bunga, biaya administrasi, biaya keterlambatan, denda, maupun iuran tahunan.

Kebanyakan penerbit kartu kredit menggunakan tingkat bunga harian. Jika tidak jeli, Anda bisa terkecoh. Kenapa? Karena kalau dihitung secara tahunan, bunga yang dikenai kepada Anda akan sangat besar. Belum lagi jika Anda membayar secara angsuran, jangan kira yang dihitung adalah sisa tunggakan, tetapi bunga akan tetap dihitung dari pokok tagihan.

Katakanlah Anda berutang sejumlah Rp 5 juta. Lalu saat tagihan datang, Anda hanya membayar Rp 1 juta, maka tagihan pada bulan berikutnya bunga yang dihitung bukan dari sisa kredit Anda sebesar Rp 4 juta, melainkan dari Rp 5 juta. Dan terhadap Rp 5 Juta itu bunga yang dikenai terhadap Anda bukan bunga untuk satu bulan, melainkan untuk dua bulan sebab perhitungannya harian. Begitu seterusnya sehingga jangan heran kalau tagihan itu Anda lunasi dalam kurun waktu 5 bulan mendatang, jumlah pembayaran yang mesti Anda lakukan akan sangat besar. Utang Anda akan bergulung seperti ombak tanpa pernah Anda sadari.

Ketiga, jika Anda sudah mengalami kesulitan dalam membayar utang kartu kredit Anda, jangan pernah menghilang atau melarikan diri. Anda akan dikejar-kejar seperti buronan dan ongkos sosial yang Anda tanggung akan sangat besar. Sebaiknya Anda berinisiatif mendatangi pihak bank dan meminta utang Anda direstrukturisasi, misalnya menjadi cicilan tetap untuk sekian tahun. Cara ini akan lebih elegan dan bahkan lebih ”ekonomis” ketimbang Anda sekadar membayar bunga. Sebab, pokok utang Anda tidak akan pernah berkurang.

Di sisi lain, selama masa restrukturisasi, jangan pernah mempergunakan kartu kredit. Redam nafsu konsumtif Anda. Utang yang menggelembung itu, suka tidak suka, merupakan buah dari perilaku Anda sendiri yang Anda mesti tanggung akibatnya. Seperti kata pepatah, ”berani berbuat harus berani bertanggung jawab”.

Keempat, kalau karena suatu keadaan Anda terpaksa berurusan dengan debt collector, tidak perlu membantah apalagi ”menyuap” mereka dengan uang tips agar Anda tidak lagi didatangi. Itu hanya menunda masalah. Katakan kepada debt collector bahwa Anda akan menyelesaikan kewajiban Anda dengan cara sebagaimana butir 3 di atas. Kalau kemudian Anda diancam apalagi diperlakukan tidak sewajarnya, Anda laporkan saja kepada pihak berwajib sebagai perbuatan tidak menyenangkan dan ancaman. Sampaikan juga protes keras kepada pihak penerbit kartu. Dan kalau tidak ada solusi, selesaikan saja secara hukum.

Ini untuk menghindari soal kartu kredit yang berbasis urusan perdata melebar menjadi urusan pidana dan juga soal sosial. Yang penting, Anda memang memiliki niat baik untuk bertanggung jawab, bukan menghindar apalagi bermaksud mengemplang. Kalau memang tujuan Anda seperti ini, risiko yang Anda terima akan menakutkan.

Quoted by Idham Azhari from KOMPAS

Sunday, March 13, 2011

Investasi Semusim

Minggu, 13 Maret 2011
Elvyn G Masassya/praktisi keuangan

Bagi Anda yang menggemari musik, pasti pernah mendengar judul lagu ”Semusim” yang dinyanyikan Berlian Hutauruk, Chrisye. ”Semusim” dalam pembahasan berikut adalah menyoal perilaku investor yang berinvestasi tanpa rencana dan biasanya berakhir hanya dalam kurun waktu pendek alias semusim saja. Apa maksudnya?

Ketika seseorang hendak melakukan investasi alias menjadi investor, jelas ada yang menjadi penyebabnya. Kesadaran bahwa investasi merupakan satu cara untuk meningkatkan kekayaan, misalnya, merupakan alasan yang mendasari banyak kalangan dalam berinvestasi. Tetapi juga, pengaruh lingkungan tidak sedikit yang menjadi sebab. Sayangnya, alasan-alasan yang bersifat stimulus sesaat seperti itu kerap kali membuahkan hasil negatif.

Kenapa? Karena investasi yang dilakukan tidak dibarengi dengan kesiapan mental dan pengetahuan yang memadai tentang investasi yang hendak dilakukan. Ketika melihat tetangga sebelah tiba-tiba kaya raya karena menang ”bermain” saham, ada orang serta-merta ikut membeli saham. Yang terjadi kemudian, bukannya meraih untung, melainkan buntung. Alhasil, investasi menjadi kegiatan yang tidak menyenangkan, tetapi malah merugikan. Ujung-ujungnya, orang itu hanya menjadi investor semusim, kemudian menjadi alergi dengan kegiatan investasi.

Apakah Anda pernah mengalami hal semacam itu?

Tujuan hidup

Investasi pada hakikatnya adalah suatu tindakan keuangan untuk mencapai tujuan. Tujuan itu tentu saja berupa tujuan keuangan. Tujuan keuangan merupakan salah satu cara mencapai tujuan hidup. Dengan filosofi seperti itu, jelas bahwa tujuan keuangan yang salah satu caranya dicapai melalui investasi bukanlah kegiatan sesaat. Investasi mesti dilakukan sepanjang usia karena yang namanya tujuan mestinya bersifat dinamis alias bergerak terus.

Misalnya, Anda memiliki tujuan keuangan berupa tersedianya uang sebanyak Rp 1 miliar dalam kurun waktu 5 tahun mendatang. Setelah uang Rp 1 miliar itu tersedia, tentunya Anda menyiapkan tujuan keuangan yang baru. Katakanlah tujuan keuangan yang baru itu adalah tersedianya uang Rp 2 miliar. Begitu seterusnya, di mana setelah satu tujuan keuangan tercapai, pasti akan muncul tujuan keuangan yang baru. Untuk mencapai tujuan keuangan yang baru itu, perlu dilakukan investasi. Demikian logikanya.

Lantas, bagaimana investasi itu bisa dilakukan dengan baik sehingga tidak terjerumus pada kondisi investor ”semusim”? Ada beberapa langkah yang bisa dipertimbangkan.

Bukan coba-coba

Pertama, pastikan bahwa investasi yang Anda lakukan bukan karena pengaruh lingkungan ataupun coba-coba, melainkan didasari oleh keyakinan bahwa investasi merupakan hal serius yang bertujuan mencapai tujuan keuangan sebagai bagian dari tujuan hidup.

Kedua, pelajari segala hal terkait investasi. Luangkan waktu untuk mempelajari instrumen investasi yang tersedia, risikonya maupun potensi keuntungan yang terkandung di dalamnya, serta mekanisme investasi itu sendiri.

Soal mekanisme itu penting Anda pahami agar terhindar dari salah pengertian. Sebab, dalam realitasnya, cukup banyak investor ritel, khususnya di pasar saham, yang tidak mengerti cara membaca laporan transaksi saham dan atau bahkan tidak bisa membedakan antara potential loss dan loss. Atau tidak bisa membedakan antara harga beli saham dan harga rata-rata beli saham. Oleh karena itu, pemahaman mengenai instrumen investasi sangat diperlukan agar tidak keliru dalam mengambil keputusan berinvestasi.

Simulasi

Ketiga, memulai investasi dengan simulasi. Seperti orang yang belajar main golf. Sebelum terjun ke lapangan, tentunya mesti belajar melakukan driving atau memukul bola dengan benar. Demikian juga dalam berinvestasi, tidak ada salahnya melakukan simulasi atau membuka account ”pura-pura”. Cara ini akan memudahkan Anda merasakan getaran dinamika investasi, khususnya di pasar saham.

Asumsikan Anda menempatkan dana Rp 250 juta untuk berinvestasi saham. Lalu, pilihlah saham yang Anda minati. Misalnya 5 jenis saham masing-masing Rp 50 juta. Lalu, lihat bagaimana hasil investasi saham itu satu bulan kemudian. Ada yang naik dan memperoleh gain dan ada juga yang loss. Hitung nilai net- nya. Itulah hasil investasi simulasi dalam satu bulan. Selanjutnya, Anda bisa mengubah portfolio saham tersebut, dengan mengganti saham-saham yang Anda beli. Dengan cara simulasi semacam ini, Anda akan terbiasa mengikuti gerakan pasar dan setelah saatnya tepat, barulah Anda berinvestasi di saham.

Keempat, melakukan investasi secara berkala. Ini merupakan salah satu poin penting dalam berinvestasi sekaligus menghindari kemungkinan menjadi investasi ”semusim”. Apa maksudnya? Investasi harus didasarkan pada perencanaan yang matang dan kemampuan keuangan yang relevan. Artinya, investasi sebaiknya tidak dilakukan dengan pemaksaan. Oleh karena itu, akan jauh lebih baik kalau dana yang ditempatkan dalam investasi dilakukan secara bertahap, terus- menerus, dan bersifat jangka panjang.

Dengan cara ini, investasi bukan lagi karena faktor pengaruh eksternal, melainkan karena keputusan pribadi. Hasilnya bisa lebih memuaskan ketimbang sekadar menjadi investor ”musiman”.

Quoted by Idham Azhari from KOMPAS

Sunday, March 6, 2011

Investasi: Bermain Saham Situasi Fluktuatif

Minggu, 06 Maret 2011
Adler Haymans Manurung/praktisi keuangan

Saat ini pasar sedang fluktuatif yang bergerak naik turun pada level IHSG 3350 sampai dengan 3650. Fluktuatifnya IHSG pada kisaran tersebut dikarenakan informasi yang masuk ke bursa tidak banyak yang mendukung untuk naik tajam. Bahkan, informasi yang datang saat ini tingkat bunga meningkat dikarenakan ada kenaikan harga-harga.

Kejadian ini tidak terlepas dari proyeksi yang dilakukan pemerintah dan angka-angka pertumbuhan ekonomi yang tidak begitu baik.

Pada situasi pasar fluktuatif, investor perlu menentukan tujuan utama dari dana yang dimiliki serta tujuan utama untuk bermain saham. Tujuan tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Bila tujuan jangka panjang yang diinginkan, investasi pada saham harus memberikan tingkat pengembalian yang tinggi. Bila tujuan jangka pendek yang diinginkan, investor menginginkan tingkat pengembalian cukup dalam jangka pendek.

Ada beberapa tindakan investor yang bisa dilakukan dalam situasi ini, pertama, investor tidak boleh masuk ke saham yang sangat bervariasi harganya dikarenakan pemain pasar. Investor akan mengalami kerugian bila ikut masuk bermain saham di kelompok saham ini. Pemain pasar (baca: bandar) sangat lihai menggoyang atau mengayunkan harga saham demi mendapatkan keuntungan bagi dirinya.

Ada beberapa saham yang sering dimainkan pemain pasar dan biasanya saham ini dapat disebutkan saham gorengan. Saham ini biasanya berkapitalisasi pasar yang kecil. Adanya net selling dalam sehari yang dikenal netting membuat pemain pasar ini tidak memerlukan modal untuk memainkan saham ini.

Kedua, investor memilih saham yang sangat layak untuk dibeli dan disimpan dalam jangka panjang. Karena tujuannya jangka panjang, investor bisa membeli saham secara perlahan-lahan dan bertahap. Bila pasarnya turun, investor membeli 10 persen dari dana yang dimiliki dan turun lagi investasi 10 persen lagi.

Besaran persentase dana investasi bertahap ini bergantung pada keyakinan dan pandangan pasar yang dimiliki investor. Setelah investasi sudah seluruhnya dilakukan, investor tidak perlu memerhatikan setiap detik denyut pergerakan harga saham di bursa. Selanjutnya, investor hanya memerhatikan IHSG sudah naik berapa persen, apakah sudah naik tajam, atau bahkan drop. Bila sahamnya drop, tidak usah panik karena dana yang dimiliki tidak hilang dan dana tersebut dari awalnya memang tidak dibutuhkan untuk jangka pendek.

Bila IHSG sudah naik dua kali atau tiga kali lipat dari hasil investasi pada instrumen deposito sudah selayaknya investor mengambil keuntungan yang disebut profit taking, kemudian membeli saham kembali. Bahkan, ada investor yang telah mempunyai program dengan menjual saham bila harga saham sudah naik sekitar 15 persen dalam jangka pendek sehingga nilainya jauh lebih besar bila disetahunkan. Bahkan, investor membandingkan dengan investasi lain, maka investasi ini akan lebih baik.

Ketiga, situasi pasar yang fluktuatif ini dapat digunakan untuk melakukan jual beli atau disebut trading untuk para pemain pasar dan ini sangat cocok untuk jangka pendek. Bila investor ingin melakukan strategi ini, investor harus mempunyai waktu untuk mengikuti pergerakan harga saham tersebut. Bila investor tidak mempunyai waktu, investor jangan menggunakan strategi ini karena investor bisa mengalami kerugian dan akhirnya investor akan menempuh strategi pertama.

Penggunaan strategi ini tidak perlu dengan banyak saham karena semakin banyak saham yang ditransaksikan, semakin besar pengetahuan dan informasi yang harus dimiliki. Sebaiknya investor hanya melakukan transaksi terhadap 5 sampai 9 saham.

Di samping itu, kemampuan manusia untuk menganalisis saham dan mengingatnya sekitar 10 saham. Penulis hanya menyarankan banyak saham yang ditransaksikan sebanyak 5 atau 6 saham. Selanjutnya, investor harus memilih saham mana saja yang harus ditransaksikan agar mempunyai keuntungan.

Karena tujuan awal untuk trading, investor harus memerhatikan saham mempunyai volatilitas (pergerakan harga) saham sekitar 10 persen sampai dengan 15 persen. Semakin besar volatilitas saham tersebut, semakin besar kemungkinan mendapatkan keuntungan, tetapi saham tersebut semakin berisiko. Bila investor menggunakan volatilitas yang kecil, keuntungan yang diperoleh kecil dan investor melakukan transaksi untuk memberikan kekayaan kepada pihak lain. Investor sebaiknya bermain pada saham yang likuid dan tidak perlu bermain pada saham yang berkapitalisasi besar karena modal yang diperlukan juga besar.

Keempat, melakukan transaksi bukan langsung bermain saham, tetapi bermain opsi saham. Permainan opsi saham ini sangat banyak sekarang dilakukan oleh investor dengan langsung bermain ke bursa Amerika Serikat.

Opsi tersebut merupakan hak untuk membeli saham dikenal opsi call atau hak untuk menjual saham dikenal opsi put pada harga tertentu di mana harga ini disebut strike price.

Bila investor menggunakan opsi call, investor memandang harga saham akan mengalami kenaikan pada masa mendatang. Sebaliknya, investor menggunakan opsi put bila investor mempunyai pandangan pada masa mendatang harga saham akan mengalami kenaikan.

Dalam situasi pasar yang berfluktuasi ini, strategi opsi yang dipergunakan adalah strategi spread, khususnya butterfly spread. Strategi spread maksudnya melakukan transaksi membeli opsi call dan menjual opsi call. Investor hanya melakukan perbedaan strike price dari opsi call tersebut sehingga ada spread.

Butterfly spread call maksudnya transaksi membeli opsi call sebanyak dua buah dengan strike price yang berbeda dan menjual opsi call dengan strike price di antara (di tengah) strike price dari pembelian opsi call. Artinya, investor akan mendapatkan keuntungan di antara strike price pembelian opsi call tersebut di mana puncaknya keuntungan pada strike price menjual opsi.

Quoted by Idham Azhari from KOMPAS

Sunday, February 20, 2011

Memulai Transaksi Saham

Minggu, 20 Februari 2011
Adler Haymans Manurung/PRAKTISI KEUANGAN

Bermain saham untuk pemula dapat dilakukan dengan berbagai tahap.

Dimulai dengan belajar mengenai pengenalan saham atau valuasi saham yang sederhana.

Pemula dapat membeli buku di toko buku tentang menilai perusahaan.

Pemula harus memulai dengan pendekatan fundamental saham walaupun ada metode lain yang dikenal dengan pendekatan teknikal. Banyak pihak yang memulai dari pengetahuan teknikal dan ada juga yang dari pendekatan fundamental. Saat ini, kalau investor pergi ke sekuritas, banyak orang membahas perusahaan hanya dari segi teknikal, bahkan iklan di surat kabar juga secara terang-terangan menggunakan teknikal, termasuk yang ada di televisi. Kedua pendekatan itu mempunyai keuntungan dan kelemahan masing-masing.

Apabila ingin bertransaksi saham, Anda harus melakukan beberapa tahapan walaupun memiliki atau tidak memiliki pengetahuan. Pertama, pemula harus mempunyai rekening di perusahaan sekuritas. Artinya, pemula harus membuka rekening pada perusahaan sekuritas. Pemula harus mendatangi perusahaan sekuritas. Tidak ada perusahaan sekuritas yang menolak investor untuk membuka rekening terkecuali faktor tertentu yang dimiliki investor atau pemain pemula saham tersebut.

Investor sebaiknya mencari sekuritas yang dekat dengan investor, baik tempat maupun variabel lain. Investor mempunyai teman pada sekuritas tersebut sehingga investor tidak sungkan menanyakan situasi pasar secara sederhana karena teman tersebut. Akibatnya proses belajar investor lebih cepat dan bisa melakukan transaksi seperti normalnya yang sudah berpengalaman.

Pada pembukaan rekening, investor harus menyerahkan fotokopi pengenal diri. Investor juga sebaiknya meminta kepada perusahaan sekuritas harus mendaftarkan rekeningnya di KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia). Saat ini KSEI mempunyai program kepemilikan satu rekening untuk setiap investor. Nomor rekening yang dimiliki bisa dipergunakan kepada semua perusahaan sekuritas.

Uji tuntas dan setoran awal

Tahap kedua, perusahaan sekuritas melakukan uji tuntas atas isian yang dilakukan investor mengenai pembukaan rekening. Perusahaan sekuritas harus memastikan bahwa dana yang digunakan investor tidak merupakan dana untuk mencuci uang tersebut. Perusahaan sekuritas mempunyai waktu yang cukup untuk melakukan uji tuntas tersebut. Investor tak perlu memaksa perusahaan sekuritas mengizinkan investor bisa langsung melakukan transaksi saham dan sebaiknya mengikuti aturan yang ada.

Ketiga, melakukan setoran awal atas pembukaan rekening. Perusahaan sekuritas meminta sejumlah dana untuk pembukaan rekening tersebut. Dana ini merupakan kewajiban bagi investor dan hampir semua perusahaan sekuritas mewajibkannya. Besaran dana yang diminta perusahaan sekuritas sangat bervariasi, dari Rp 15 juta sampai dengan Rp 50 juta. Oleh karena itu, investor harus memastikan dana yang dimiliki supaya bisa memulai transaksi saham.

Sebaiknya, dana yang dimiliki tersebut tidak dibutuhkan secepatnya, misalnya membayar uang kuliah atau biaya hidup sehari-hari. Dana tersebut dapat dikatakan dana lebih yang tidak dibutuhkan secepatnya sehingga napas bermain saham yang dimiliki investor bisa panjang. Artinya, apabila investor membeli saham dan kemudian harganya jatuh karena ketidaktahuan investor, investor tidak perlu pusing. Pasalnya, dana yang dimiliki tidak hilang, tetapi akan kembali apabila harga tersebut kembali naik, bahkan jauh lebih tinggi ketika harga saham dibeli.

Ada juga setoran awal membuka rekening koran dengan nilai yang lebih kecil, terutama investor yang ingin melakukan transaksi dengan online. Transaksi ini memang menyiapkan aturan yang sangat sederhana karena investor bisa membeli saham apabila ada dananya dalam rekening. Demikian juga investor bisa menjual saham apabila investor memiliki sahamnya. Penulis lebih menyarankan investor menggunakan rekening ini untuk bermain online karena investor lebih yakin untuk bermain saham dan tidak ada risiko yang dipikirkan investor.

Mulai bertransaksi

Saat mulai bermain transaksi saham akan diinformasikan oleh pemasaran perusahaan sekuritas karena investor sudah memenuhi kewajiban, baik setoran awal maupun administrasi yang lain. Investor bisa langsung melakukan transaksi dengan saham yang telah diminati investor. Artinya, investor sudah melakukan analisis sebelumnya mengenai saham-saham yang akan dibeli.

Saham yang akan dibeli harus disesuaikan dengan dana yang dimiliki dan harga saham tersebut. Apabila investor membeli saham yang harganya cukup besar, akan membutuhkan dana cukup besar. Investor membeli saham, maka prospek perusahaan yang dibeli investor. Prospek perusahaan dimaksudkan adalah hasil yang dicapai perusahaan, baik dari segi pendapatan maupun image dan sebagainya. Salah memilih saham, investor harus menanggung kerugian apabila harga sahamnya mengalami penurunan. Sebaiknya investor memilih saham yang siklusnya sesuai dengan siklus ekonomi sehingga harga juga meningkat.

Investor yang belum pernah bermain saham sebaiknya memulai dengan membeli saham 1 lot sampai dengan 5 lot (1 lot > 500 saham). Jual beli dengan jumlah ini perlu dilakukan dengan waktu lebih panjang. Adapun yang dinginkan dengan melakukan pembelian 1 sampai 5 lot adalah untuk pembelajaran, terutama melatih jantung investor.

Naik turunnya harga saham merupakan volatilitas yang bisa memengaruhi jantung investor. Apabila sudah kuat jantungnya karena fluktuasi harga saham, investor bisa melakukan transaksi yang lebih besar. Investor yang sudah mempunyai pengalaman bisa melakukan transaksi normal yang dimiliki pemain lainnya.

Investor juga harus menyadari bahwa bermain saham mempunyai risiko, misalnya harga saham drop tajam. Bagaimana mendapatkan informasi agar investor menjual lebih dulu ketika harga saham akan turun dan selanjutnya membeli saham lebih dulu dari yang lain ketika harga saham mau naik.

Selamat bermain saham.

Quoted by Idham Azhari from KOMPAS

Sunday, February 13, 2011

Investasi Kura-kura

Minggu, 13 Februari 2011
Elvyn G Masassya/praktisi keuangan

Tulisan ini bukan bermaksud membahas hewan kura-kura yang jalannya amat lamban. Tetapi, mengulas investasi yang hasilnya amat lamban, alias mirip kura-kura. Tapi, kura-kura yang lamban bukan berarti selamanya jelek. Bagaimana maksudnya?

Setiap investor pasti menginginkan investasinya membuahkan hasil yang besar. Semakin besar hasil investasi, semakin menarik bagi investor. Dan kalau bisa, investasi tersebut tidak memiliki risiko. Jadi, imbal hasil besar, tapi minim risiko. Adakah investasi semacam itu?

Jawaban konkretnya, investasi seperti itu hanya ada dalam brosur-brosur penawaran investasi. Namun, sepanjang sejarah peradaban manusia, belum pernah ada investasi yang bisa memberikan return tinggi dengan risiko rendah. Itu sebabnya, di semua sekolah keuangan dan investasi ada istilah ”high return, high risk”. Imbal hasil berbanding lurus dengan risikonya. Semakin besar ekspektasi terhadap imbal hasil, semakin tinggi pula risiko yang melekat dalam investasi dimaksud.

Moral ceritanya adalah jangan pernah bermimpi memperoleh imbal hasil investasi yang tinggi secara seketika, kecuali Anda berkenan menanggung risiko yang tinggi pula. Oleh karena itu, imbal hasil investasi mestinya dicapai secara bertahap. Boleh saja agak ”lamban”, tapi secara pasti imbal hasil besar akan Anda peroleh. Seperti apa caranya?

Seperti layaknya mengendarai mobil menuju suatu lokasi. Anda pasti sudah mengenal karakter mobil Anda, apakah sering mogok atau memang kelas mobil balap atau mobil kebanyakan. Jika Anda memiliki mobil balap, pasti kemampuan Anda mengendarai mobil luar biasa dan di atas rata-rata pengendara lain. Kecuali, kebetulan Anda memiliki uang banyak dan mampu membeli mobil balap. Kalau seperti ini, tetap saja mobil balap Anda tidak bisa dipacu atau Anda akan mengalami kecelakaan karena, maaf, kemampuan menyetir Anda belum memadai untuk mengendarai mobil balap.

Demikian pula dengan investasi. Anda tidak akan pernah sukses berinvestasi jika tidak memahami karakter jenis investasi yang dipilih. Atau, Anda tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai investasi dimaksud. Jadi, imbal hasil yang diinginkan, sebagai analogi tujuan dari ”mengendarai” investasi, sangatlah bergantung dari pengetahuan Anda tentang investasi tersebut, bukan sekadar karena punya banyak uang untuk diinvestasikan.

Tujuan investasi

Dengan metafora seperti itu, langkah awal dalam berinvestasi adalah pastikan tujuan berinvestasi dan pastikan Anda memahami jenis investasi yang akan dipilih. Lalu, berapa lama tujuan investasi itu akan dicapai. Apakah Anda akan menggunakan kendaraan investasi ala ”kura-kura” atau investasi ala ”mobil balap”. Jika Anda tergolong investor pemula, maka investasi ala ”kura-kura” bukan berarti lebih jelek ketimbang investasi ala ”mobil balap”. Lantas, bagaimana wujud investasi ala ”kura-kura” dan bagaimana pula investasi ala ”mobil balap”?

Investasi ala ”kura-kura” adalah investasi yang konservatif. Tetapi bukan berarti seluruh dana yang Anda miliki mesti ditempatkan dalam bentuk deposito berjangka. Anda tetap bisa memilih produk-produk yang tersedia di pasar modal, seperti saham, obligasi ritel, maupun reksa dana. Hanya saja, pilihan pada produk tersebut mesti dilakukan secara selektif dan perilaku Anda dalam berinvestasi juga mesti alon-alon. Artinya, kalau membeli saham bukan dimaksudkan untuk ”beli hari ini jual besok”. Tidak perlu secepat itu, seperti ”mobil balap”. Anda beli beberapa saham yang fundamentalnya baik. Lalu targetkan untuk memperoleh capital gain dalam persentase tertentu, misalnya naik 15-20 persen dalam setahun. Maka jual kembali saham tersebut setelah capital gain itu tercapai.

Demikian juga dengan reksa dana dan obligasi ritel. Tujuan Anda berinvestasi bukanlah untuk ”berdagang”, melainkan mengharapkan imbal hasil tertentu dalam kurun waktu yang cukup lama. Dengan pola seperti ini, investasi Anda akan lebih minim risikonya dan tujuan mencapai imbal hasil memadai relatif akan tercapai.

Mobil balap

Sementara, investasi ala “mobil balap” adalah investasi agresif. Investasi jenis ini memungkinkan investor mencapai tujuan secara cepat, tetapi berpeluang mengalami kecelakaan. Contoh konkretnya adalah, jika berinvestasi di saham, karakter-nya adalah saham untuk trading. Dan belum tentu memiliki fundamental bagus, melainkan lebih didasarkan atas pergerakan harga saham. Lebih mengerikan lagi, investasi ala ”mobil balap”, terkadang tidak didasari oleh logika investasi. Misalnya, ikut serta dalam investasi money game dan lain sebagainya karena semata-mata tergiur dengan investasi yang ditawarkan oleh kalangan tertentu. Padahal itu belum tentu investasi, melainkan upaya tipu menipu belaka.

Dari paparan di atas jelas, jika Anda tergolong investor pemula dan masih dalam tahap pembelajaran berinvestasi, sebaiknya tidak mencoba-coba melakukan investasi ala ”mobil balap”. Akan jauh lebih baik berinvestasi secara perlahan, lebih konservatif. Walaupun imbal hasil yang diperoleh tidak terlalu besar, tapi investasi yang Anda lakukan akan sampai pada tujuan.

Lantas, bagaimana portofolio investasi ala ”kura-kura”? Bisa dimulai dengan menempatkan komposisi konservatif, yakni 30 persen dalam bentuk tabungan/deposito, lalu 50 persen di obligasi ritel dan reksa dana, sisanya yang 20 persen boleh di saham. Selanjutnya, penempatan deposito itu sendiri sebaiknya dilakukan di bank yang berskala besar. Sementara untuk obligasi ritel tentunya yang diterbitkan oleh pemerintah. Sedangkan untuk reksa dana dapat dimulai dengan reksa dana fixed income yang dikeluarkan oleh manajer investasi berskala besar.

Terakhir untuk saham, tujuan pembeliannya adalah untuk dipegang dalam kurun waktu yang cukup lama. Anda cukup membeli beberapa saham saja dan kemudian biarkan harganya bertumbuh, sampai suatu ketika Anda jual kembali setelah mengalami kenaikan harga sekitar 15 persen. Selamat berinvestasi.

Quoted by Idham Azhari from KOMPAS

Monday, February 7, 2011

Waspadai Virus Komputer yang Membawa Teman


Senin, 7 Februari 2011 | 14:07 WIB

KOMPAS.com
- Virus komputer yang satu ini termasuk unik. Tidak hanya mengganggu korbannya, virus tersebut juga punya senjata pamungkas yang lebih berbahaya. Jika komputer korban terkoneksi ke internet, virus tersebut bakal men-download virus lain.

Hebatnya, nama dan jenis virus yang di-download berbeda-beda untuk setiap komputer target baik dari nama maupun ukurannya. Hal inilah yang menyebabkan banyak program antivirus sekalipun kesulitan untuk melakukan deteksi dan pembersihan. Jika file tersebut berhasil di download, maka secara otomatis akan di aktifkan di komputer dan melakukan serangkaian kode jahat yang sudah ditanam di dalam tubuhnya.

Secara umum virus golongan trojan/backdoor ini cukup merepotkan. Ia akan selalu melakukan koneksi ke internet untuk memanggil alamat website yang sudah ditentukan yang akan ditampilkan secara terus menerus sehingga mengakibatkan komputer menjadi lambat. Pada saat diakses virus ini akan menginjeksi file yang mempunyai ekstensi EXE, DLL, dan HTM/HTML baik berupa file program maupun file system Windows sehingga diperlukan langkah pembersihan khusus.

Ciri dan gejala

Antivir5us mendeteksi virus ini sebagai Win32.Siggen.8 sedangkan untuk file-file lain dikenali sebagai Trojan.Packed.21232, Trojan.Hotrend.34 atau Trojan.Starter.1602 sehingga disebut W32/Ramnit (Win32.Siggen.8). Berikut beberapa ciri dan gejala jika komputer terinfeksi virus W32/Ramnit (Win32.Siggen.8)

1. Akan menampilkan aplikasi Internet Explorer yang berisi penawaran atau iklan investasi, game dan program-program promosi (terkadang menampilkan iklan porno) dalam jumlah yang banyak secara terus menerus selama komputer terkoneksi internet sehingga menghabiskan banyak bandwidth untuk iklan yang ditampilkan dan mengakibatkan akses internet menjadi lambat.

2. Icon Removable media (USB Flash) berubah menjadi icon Folder.

3. User tidak dapat mengakses USB Flash dengan menampilkan pesan "Access is denied"

4. Muncul pesan "Compressed (zipped) Folders" pada saat mengakses Flash disk

5. Muncul banyak file dengan nama file "Copy of Shortcut to (1).lnk" s/d "Copy of Shortcut to (4).lnk" di USB Flash.

6. Salah satu hal yang unik dan membuat virus ini sangat mudah aktif dan sulit dibasmi adalah setiap kali user melakukan klik kanan, selain menampilkan menu klik kanan, secara tidak langsung pengguna komputer juga menjalankan virus ini.

Untuk menyebarkan dirinya, ia akan menggunakan USB Flash dengan memanfaatkan fitur autorun Windows.

Cara membersihkan

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa virus ini akan menginjeksi file yang mempunyai ekstensi EXE, DLL dan HTM/HTML baik file program maupun file system Windows. Oleh karena itu sebaiknya pembersihan dilakukan pada mode DOS. Untuk mempermudah pembersihan silahkan gunakan Windows Mini PE Live CD (silahkan search di Internet). Kemudian download tools Dr.Web CureIt! di http://www.freedrweb.com/cureit/?lng=en dan sebaiknya dilakukan di komputer yang tidak terinfeksi virus. Agar tools Dr.Web CureIt! tidak terinfeksi, sebaiknya di ZIP dan di-password.

1. Agar pembersihan dapat dilakukan optimal, sebaiknya scan semua HDD termasuk USB Flash maupun HDD eksternal, hal ini dikarenakan virus ini akaan drop beberapa file di USB Flash atau HDD eksternal.

2. Sebelum melakukan pembersihan sebaiknya blok file duplikat virus dengan menggunakan fitur "Software Restriction Policies". Fitur ini hanya ada pada system operasi Windows XP Pro, Vista, 7, Server 2003 dan Server 2008 dengan cara sebagai berikut:

· Klik menu [Start]

· Klik [Run]

· Pada dialog box RUN, ketik SECPOL.MSC kemudian klik tombol [OK]

· Setelah muncul layar "Local Security Policy", klik kanan menu "Software Restriction Policies" dan klik "Create New Policies" atau "New Software Restriction Policies" jika menggunakan Windows Vista/7

· Kemudian klik kanan pada menu "Additional Rules", kemudian pilih "New Hash Rule..."

· Kemudian akan muncul layar "New Hash Rule". Pada kolom ”File Hash”, klik tombol [Browse] dan tentukan salah satu file duplikasi virus yang mempunyai icon ”Folder” dengan ukuran 105 KB (contoh C:-Windows-Explorermgr.exe) kemudian klik tombol [Open]. Pada kolom ”Security Level”, pilih [Disallowed]. Kemudian klik tombol [OK]

3. Hubungkan USB Flash dan HDD eksternal ke komputer.

4. Gunakan Dr Web Live CD untuk membasmi virus ini dengan tuntas. Silahkan download software tersebut di alamat http://www.freedrweb.com/livecd/?lng=en Anda disarankan untuk selalu mendownload Dr Web Live CD yang baru setiap kali ingin menggunakan untuk membersihkan dan membasmi virus. Jika anda menggunakan DR Web Live CD yang lama, maka definisi virus yang terkandung di dalam CD tersebut akan mengikuti saat terakhir anda download Dr Web Live CD tersebut. Alternatif lain adalah anda menggunakan software antivirus Dr Web berbayar yang didistribusikan oleh virusICU http://www.virusICU.com.

a. Setelah software Dr.Web LiveCD berhasil di download, burn kedalam CD/DVD b. Hubungkan USB Flash dan HDD eksternal ke komputer c. Booting komputer melalui CD/DVD ROM d. Kemudian akan muncul layar “Welcome to Dr.Web LiveCD” e. Pilih "Dr.Web LiveCD (Default)" kemudian tekan tombol "Enter" pada keyboard f. Tunggu beberapa saat sampai muncul interface Dr.Web LiveCD yang akan menampilkan aplikasi "Dr.Web Scanner" secara otomatis. Dr.Web Scanner ini berfungsi untuk melakukan pemeriksaan terhadap komputer anda dari kemungkinan adanya virus. g. Untuk Scan HDD, pada layar “Dr.Web Scanner” pilih lokasi Drive yang akan di periksa dan pastikan anda check list opsi “Scan subdirectories” agar Dr.Web dapat melakukan pemeriksaan terhadap direktori dan subdirektori agar pembersihan lebih optimal. Jika layar Dr.Web Scanner tidak muncul klik ganda icon “Dr.Web Scanner” yang terdapat pada Desktop. h. Kemudian klik tombol [Start] untuk memulai proses pemeriksaan (scan) i. Tunggu beberapa saat sampai proses scan selesai dilakukan. Jika ditemukan adanya virus, Dr.Web akan menginformasikan file yang terinfeksi dan jenis virus yang menginfeksi pada kolom informasi virus yang tersedia. j. Klik tombol [Select All] untuk memilih semua objek/file yang akan di bersihkan atau Anda dapat menentukan file mana saja yang akan Anda bersihkan dengan check list pada opsi yang tersedia k. kemudian klik tombol [Cure] untuk membersihkan file yang telah terinfeksi virus l. Tunggu sampai proses pembersihan selesai dilakukan m. Scan ulang komputer untuk memastikan komputer bersih dari virus n. Restart komputer.

Sumber : Vaksincom

Quoted by Idham Azhari from KOMPAS

Sunday, February 6, 2011

Bermain Saham IPO

Minggu, 06 Februari 2011
Adler Haymans Manurung/praktisi keuangan

Saham IPO adalah saham yang pertama kali ditawarkan kepada publik dengan menggunakan penjamin emisi. Dalam kasus sekarang yang sedang ditawarkan ke publik, yaitu saham Garuda. Artinya, saham ini akan ditransaksikan di Bursa pada tanggal yang telah ditentukan dan ditulis pada prospektus perusahaan ketika melakukan penawaran. Bermain saham IPO agak berbeda dengan saham yang sudah ditransaksikan di Bursa.

Dalam bermain saham IPO, investor harus menjawab pertanyaan, apakah saham sudah dimiliki? Investor tidak dapat penjatahan dalam IPO walaupun sudah pesan sebanyak mungkin dan juga sudah menyetor dana. Cara bermain saham untuk kedua jawaban agak berbeda. Pada sisi lain, investor juga harus mengerti apakah saham tersebut termasuk saham hot atau saham sepi (cold).

Transaksi saham IPO dapat dilakukan pada periode penawaran di mana investor memperoleh dari perusahaan sekuritas dikenal dengan pasar perdana dan dapat juga di pasar gelap (antarinvestor dikenal juga grey market) serta pada hari pertama saham tersebut ditransaksikan di Bursa. Kedua pasar ini juga agak berbeda karena sistem pasar yang berbeda pula.

Bila investor bermain saham pada pasar perdana, maka kepastian mendapatkan sahamnya sangat diperlukan. Bila saham sudah dimiliki, maka investor sudah punya hak menjualnya, misalkan lebih tinggi dari harga IPO atau dibelinya. Bila sahamnya disebut dengan saham hot, maka harganya akan meningkat. Dalam kasus saham Krakatau Steel, sebelum dicatatkan harga sahamnya mencapai 1.100, padahal dari penjamin harganya 850. Harga tersebut tidak saja langsung naik dari 850 ke 1.100, tetapi setiap hari ada kenaikan. Harga naik dikarenakan berita yang dibuat pada waktu itu, di mana harga kemurahan. Bagi yang pintar bermain saham ketika ada yang menawarkan harga saham sebesar 900 langsung dibeli dan dijual lagi karena semua orang sudah mempunyai frame harga KRAS sudah murah.

Tetapi, ada juga pemain yang belum punya sahamnya berani menawarkan dengan premium sehingga pemain mencari dari penjamin emisi dengan segala cara karena sudah ada pembelinya. Bila dijualnya sebesar 103, maka saham tersebut akan dibeli lebih kecil 101 atau 102 dan pemain tersebut mendapatkan fee sekitar 1 persen. Ada juga pemain yang menawarkan pembelian dengan diskon besar, misalkan 10 persen, padahal sahamnya tidak ada sehingga kelihatan pembelinya sedikit. Investor yang tidak memahami selalu dirugikan.

Bila investor tidak punya sahamnya tapi mencoba memainkannya, maka ada dua kepentingan yang dilakukannya, yaitu mencoba menggoyang harganya, seharusnya pemain tersebut punya nyali dan paham memainkan saham tersebut. Paling tidak pemain tersebut mempunyai power untuk mendapatkan saham tersebut.

Saham yang ditransaksikan pada hari pertama bisa naik terus sampai pada level otomatis ditutup transaksi (autorejection) karena peraturan yang dikeluarkan bursa, bahkan bisa juga berfluktuasi. Bila sahamnya sangat hot dan dijual dengan harga kemurahan, maka saham itu akan naik terus. Sangat menarik bertransaksi pada saham yang harganya berfluktuasi dalam sehari ini. Bila kinerja saham pada hari pertama turun dari harga IPO-nya, maka emiten dan penjamin emisinya dianggap tidak memberikan kepuasan pada investornya.

Umumnya capital gain yang diperoleh investor pada hari pertama berfluktuasi dari 8 persen sampai dengan 50 persen dan secara rata-rata sekitar 20 persen untuk saham IPO. Angka seperti ini juga diperoleh pada bursa saham internasional. Investor bisa menjual sahamnya setelah menikmati sekitar 25 persen, di mana 5 persen merupakan biaya akan dikeluarkan atas transaksi maupun hal lain (traktir teman). Bila saham terjual dengan kapital gain 25 persen maka hasil yang diperoleh sudah sangat optimal karena dalam tempo 2 minggu investor telah memperoleh hasil yang sangat gemilang.

Setelah menjual saham, maka investor harus membeli kembali saham itu supaya dimiliki, apalagi saham tersebut di kelompok saham hot. Batasan yang dipergunakan untuk membeli kembali, yaitu saham sudah drop 10 persen. Pembeliannya jangan dilakukan sekaligus, tetapi separuh dan bila turun lagi dibeli dengan uang yang sisa. Bila harga saham berbalik naik ke atas jangan panik harus tetap tenang karena saham itu pasti ada turunnya, karena tidak mungkin saham itu akan naik terus.

Bila saham yang dimiliki tersebut tidak termasuk saham hot atau disebut saham sepi, maka investor jangan berharap capital gain yang tinggi. Sehingga investor harus mengubah patokan yang penjualan saham, bisa saja maksimum 10 persen agar dana tidak stagnan pada saham tersebut. Berdasarkan pengalaman bahwa saham yang sepi tidak bisa memberikan capital gain 15 persen dan maksimum 10 persen sehingga investor harus buru-buru menjualnya. Bila turun ke bawah, maka investor langsung membelinya. Teknis bermain saham jual beli pada harga atas dan bawah bisa ditanyakan kepada perusahaan sekuritas investor bermain saham.

Selanjutnya, investor tidak bisa mendapatkan saham pada saat periode perdana karena sahamnya termasuk saham hot. Investor harus memburunya pada hari pertama dengan langsung membeli. Bila investor mempunyai sejumlah dana untuk membelinya, maka investor harus membeli saham tersebut maksimum 4 tik, dan tik saham untuk berbagai harga juga berbeda.

Tetapi, investor juga harus mencari informasi berapa besar premium yang terjadi pada pasar abu-abu ketika saham tersebut ditawarkan di pasar perdana. Bila saham hot ini sudah tinggi premiumnya di pasar perdana, maka investor harus memulai pembelian pada harga premium yang terjadi. Investor harus meminta kepada sekuritas untuk memasang pembelian saham pada harga yang sudah ditentukan yang diduga akan diperoleh. Investor juga bisa menjual bila sudah naik 10 persen dari harga pembelian. Sungguh menakjubkan bila dapat hasil capital gain yang besarnya 10 persen.

Bila sahamnya masuk kelompok saham sepi, maka investor juga harus hati-hati membeli saham ini karena ketika dibeli kemungkinan naik tetapi kenaikan tidak tajam dan kemungkinan turun setelah naik sedikit dan kebetulan setelah dibeli. Saham kelompok sepi ini biasanya dihindari investor yang sangat pintar bermain saham. Oleh karenanya, investor harus memahami dan melihat prospek saham ini dengan informasi yang diperoleh dari berbagai pihak.

Sekali lagi, risiko masih tetap di depan mata sehingga investor harus juga hati-hati karena dana dimiliki investor dan kerugian yang dialami ditanggung investor. Investor harus tenang dan tidak terlalu rakus sehingga dapat diperoleh kapital yang diinginkan.

Quoted by Idham Azhari from KOMPAS

Selamat Ulang Tahun Muhammad Idham Azhari!

Selamat Ulang Tahun Muhammad Idham Azhari!

Happy Birthday to You!

Happy Birthday Mr. Ronald Reagan!

Happy Waitangi Day!

Sunday, January 30, 2011

I N V E S T A S I: Memilih Saham IPO

Minggu, 30 Januari 2011
Elvyn G Masassya

Jika Anda memerhatikan pasar modal Indonesia, atau Anda termasuk investor yang gemar menempatkan dana di bursa efek, pasti tahu bahwa pada tahun 2010 tidak kurang 25 perusahaan listing di pasar modal. Beberapa di antaranya malah menjadi ”buah bibir” karena peminatnya membeludak dan bahkan menjadi perbincangan mulai dari politisi hingga pedagang kaki lima. Sebut salah satunya adalah saham Krakatau Steel (KS). Bagi yang berkesempatan memperoleh saham KS telah pula menuai keuntungan berupa capital gain yang amat dahsyat.

Di sisi lain, bukan tidak banyak investor yang menuai kerugian ketika membeli saham initial public offering (IPO). Artinya, membeli saham yang baru dicatatkan di pasar modal. Konkretnya, tidak ada jaminan bahwa membeli saham IPO pasti akan menuai capital gain. Bahkan, investor mesti berhati-hati ketika membeli saham IPO. Sebab, banyak di antaranya tidak saja tidak prospektif, tetapi hanya mencari ajang ”pencarian dana” pemilik perusahaan, tanpa peduli sahamnya akan meningkat harganya atau anjlok begitu mulai diperdagangkan.

Bukti yang lain, pada awal tahun 2011 ini sudah ada dua perusahaan yang melakukan IPO, dan kedua saham perusahaan tersebut langsung anjlok harganya ketika mulai ditransaksikan. Kenapa bisa begitu? Sangat bisa. Dus, paparan berikut akan menguraikan beberapa sebab kenapa saham IPO bisa anjlok tatkala sudah listing dan bagaimana upaya menghindari jebakan saham seperti itu.

Memiliki perusahaan

Pertama, membeli saham IPO sama artinya dengan ikut serta memiliki perusahaan yang sahamnya dijual kepada publik. Itu berarti, kalau kita ingin memiliki perusahaan, tentunya mesti perusahaan yang bagus. Yang bisa bertumbuh terus dan memberikan keuntungan. Artinya apa? Artinya, lupakan beli saham pada saat IPO, kalau maksudnya adalah untuk ”beli hari ini jual besok”. Kalau seperti itu, maksudnya adalah melakukan trading saham. Tidak peduli apakah kinerja perusahaan yang melakukan IPO itu bagus atau tidak. Yang penting beli.

Nah, kalau situasinya seperti ini, Anda sebenarnya tidak beda dengan ”berjudi” alias berharap harga saham akan meningkat pada hari pertama perdagangan. Dan, besar kemungkinan Anda akan terkecoh. Kenapa? Karena, yang menjadi patokan bagi para trader adalah kondisi oversubscribe ketika perusahaan tersebut menawarkan sahamnya kepada publik.

Dengan kata lain, saham perusahaan itu laku keras. Pertanyaannya, bagaimana hitungan oversubscribe tersebut? Siapa yang melakukan penawaran? Apakah oversubscribe itu benar- benar terjadi? Hanya underwriter dan perusahaan itu sendiri yang tahu. Sebab, hingga hari ini tidak ada kewajiban bagi emiten ataupun underwriter untuk membuka tabir ”gelap” soal oversubscribe.

Dan faktanya, dalam bulan Januari 2011 ini ada dua perusahaan IPO yang dikabarkan mengalami oversubscribe puluhan kali, tetapi harga sahamnya jeblok belasan persen pada transaksi hari pertama. Pesan moral dari paparan di atas adalah jangan begitu saja percaya pada istilah oversubscribe. Kinerja dan fundamental perusahaan jauh lebih penting.

Kedua, berapa besar proceed alias dana yang diharapkan dari IPO tersebut. Semakin besar akan semakin bagus karena likuiditasnya otomatis akan besar pula. Tetapi, yang jauh lebih penting adalah untuk apa dana hasil IPO itu dipergunakan oleh emiten. Peruntukan dana hasil IPO biasanya sudah disampaikan oleh emiten di dalam prospektusnya. Akan tetapi, apakah peruntukan dana tersebut benar digunakan sebagaimana diperjanjikan, tentunya mesti dicek lagi.

Namun, lepas dari itu, yang jauh lebih penting adalah peruntukan dana itu sendiri. Artinya, berapa persen dana yang dipergunakan untuk ekspansi usaha dan berapa persen untuk membayar utang. Semakin besar porsi untuk ekspansi usaha, itu akan semakin bagus. Sementara kalau tujuan IPO-nya semata- mata untuk membayar utang, agak sulit diharapkan perusahaan tersebut berkembang. Sebab, hanya utangnya saja berkurang, sementara kemampuan ekspansinya tidak berubah. Kesimpulannya, jangan terlalu berharap pada saham IPO yang peruntukan dana hasil IPO-nya semata-mata untuk membayar utang.

Penentuan harga final

Ketiga, harga saham IPO. Secara konsep ada berbagai cara untuk menentukan berapa harga sebuah saham. Hal ini sudah pula dibahas dalam beberapa tulisan terdahulu. Namun, yang perlu menjadi pegangan dalam hal harga saham IPO ini adalah proses penentuan harga final. Artinya, pada saat menjajakan saham tersebut kepada publik, biasanya ada rentang harga dari saham tersebut.

Misalnya saham perusahaan ”Polan”, rentang harganya adalah Rp 1.000-Rp 1.500 per lembar. Kalau peminatnya tidak terlalu banyak, harga final biasanya akan berada di sisi kiri, antara Rp 1.000 dan Rp 1.200. Sementara kalau peminatnya membeludak, harga saham bisa ditawarkan di sisi kanan, misalnya antara Rp 1.400 dan Rp 1.500.

Namun, Anda mesti waspada dengan rentang harga ini. Karena, istilah oversubscribe dan undersubscribe tercipta berdasarkan hasil book building dari saham tersebut, di mana calon investor memasukkan penawaran dengan harga yang diinginkan. Dalam praktiknya bisa saja banyak calon investor yang ingin membeli di harga Rp 1.000. Jumlah pembelinya melebihi saham yang ditawarkan. Ini disebut oversubscribe. Namun, apakah calon investor itu pasti akan membeli saham dimaksud? Boleh jadi tidak. Kenapa? Karena harga jual yang diputuskan adalah Rp 1.400, sebagai misal. Dus, ketika saham tersebut diperdagangkan, sangat mungkin harganya akan anjlok. Ketika dilepas di pasar sekunder, tidak ada investor yang berminat membelinya.

Selain ketiga hal di atas, tentu masih banyak aspek lain yang perlu dipertimbangkan jika Anda berminat membeli saham di pasar perdana. Salah satu pertimbangan penting lainnya adalah soal timing. Artinya, kapan saham tersebut diperdagangkan, apakah pada saat pasar lagi dalam posisi penuh sentimen positif atau negatif. Ini penting sebab kondisi pasar saat saham tersebut diperdagangkan akan memengaruhi perilaku investor bertransaksi. Saham yang bagus ketika diperdagangkan di kala pasar tengah menurun bisa saja akan turut mengalami penurunan harga. Demikian pula sebaliknya. Selamat berinvestasi.

Elvyn G Masassya Praktisi Keuangan

Quoted by Idham Azhari from KOMPAS

Sunday, January 16, 2011

Manajemen Keuangan: Ingin Jadi Miliuner? Ini Tipsnya!

Minggu, 16 Januari 2011 | 08:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Siapa yang tak ingin menjadi miliuner? Bisa dipastikan, setiap manusia ingin sejahtera secara ekonomi. Tidak jarang juga yang sejak kecil bercita-cita menjadi miliuner.

Adam Khoo, warga negara Singapura, berhasil mewujudkan cita-citanya itu. Dia menjadi miliuner pada 26 tahun. Apa saja tipsnya? Menurut Adam, untuk menjadi miliuner, yang pertama kali harus dilakukan adalah memiliki mindset seorang miliuner. "Mindset, cara berpikir, miliuner berpikir berbeda dari orang pada umumnya," kata Adam dalam acara Wealth Academy di Hotel Aryadutha, Jakarta, Sabtu (15/1/2011).

Seorang miliuner, kata Adam, akan berpikir bahwa hal apa pun dapat terwujud jika disertai dengan belajar untuk menggapainya. "Menjadikan sesuatu sebagai tantangan, bagaimana bisa terjadi, dan mungkin jika belajar untuk membuat itu terjadi," ujarnya.

Selain itu, seorang miliuner memiliki cara berpikir yang optimis. Dia selalu melihat adanya kesempatan di balik masalah-masalah yang datang. "Sementara orang rata-rata selalu memikirkan problem-problem. Kalau miliuner bisa mulai dari no money. Apa pun harus dikreasikan di pikiran, bagaimana menjadi miliuner," katanya.

Meskipun demikian, lanjut Adam, hanya mengubah cara berpikir tidak cukup membuat Anda menjadi orang "kaya". Untuk selanjutnya, seorang calon miliuner harus menentukan tujuan-tujuan beserta strategi untuk mencapainya.

Oleh karena itulah, kata Adam, untuk membuat sukses menghasilkan uang miliaran bahkan triliunan, seseorang harus memiliki keahlian dalam menghasilkan uang. "Making money is a skill (menghasilkan uang adalah suatu keahlian). Kamu harus belajar agar ahli untuk itu. Untuk mengerti manajeman investasi, kamu harus belajar," ungkapnya.

Lantas, dari mana seseorang harus belajar menjadi ahli dalam menghasilkan uang? Pelajaran tersebut, kata Adam, tidak akan ditemui di sekolah atau di Universitas. Namun, belajar untuk menjadi ahli dalam menghasilkan uang, kata Adam, bisa didapat dari lingkungan sekitar seperti keluarga, teman, atau sumber pengetahuan seperti buku dan internet. "Sekolah hanya untuk mendapatkan pekerjaaan di perusahaan dan menghasilkan uang untuk bos kita," ujar penulis 11 buku finansial itu seraya menambahkan sekolah tetap penting sebagai dasar.

Adam mencontohkan, dia belajar berpikir menjadi miliuner dari pamannya. Sejak kecil, di saat anak muda membelanjakan uang jajannya, Adam diajarkan untuk menabung. Kemudian di saat teman sebayanya membaca komik atau novel, Adam sudah mulai membaca buku-buku finansial. "Buku properti, pemasaran properti, belajar semua tentang bisnis, belajar tentang skill," imbuhnya.

Quoted by Idham Azhari from KOMPAS

Sisi Gelap Investasi

Minggu, 16 Januari 2011 | 03:40 WIB

Elvyn G Masassya/praktisi keuangan

Investasi memang salah satu cara paling efektif untuk meraih kesejahteraan finansial. Bahkan, melalui investasi, seseorang bisa menyuruh uangnya ”bekerja”. Jadi, uang mencari uang. Bukan Anda yang mencari uang, baik itu sebagai pekerja maupun wirausaha.

Itu sebabnya seseorang yang berpenghasilan tetap sebaiknya menyisihkan sebagian penghasilan tetapnya untuk diinvestasikan agar di masa depan, ketika yang bersangkutan tidak bekerja lagi, tetap memiliki penghasilan melalui hasil investasi. Itu adalah situasi ideal berinvestasi.

Namun, dalam realitasnya, investasi juga bisa membuat seseorang kehilangan kesejahteraan yang telah dimiliki. Kok bisa? Bisa, karena investasi juga memiliki sisi gelap yang terkait dengan kepribadian (personality) seseorang. Oleh karena itu, tulisan ini akan membahas beberapa sisi gelap tersebut agar Anda terhindar dari permasalahan dalam berinvestasi.

Pertama, jebakan imbal hasil besar. Ada seribu satu pilihan investasi, baik di pasar keuangan maupun sektor riel. Dari yang masuk akal hingga yang tidak waras. Tetapi, bagi sebagian kalangan, yang dijadikan indikator adalah imbal hasil yang besar. Artinya, kalau investasi tersebut menjanjikan keuntungan yang menggiurkan, banyak pihak yang akan tertarik. Padahal, imbal hasil besar pasti dibarengi dengan risiko yang juga besar.

Oleh karena itu, dalam berinvestasi, yang semestinya dilihat bukanlah tawaran imbal hasil investasi, melainkan berapa target keuntungan investasi yang ingin Anda peroleh. Secara kelaziman, jika Anda bisa memperoleh hasil investasi dua kali lipat laju inflasi, itu sudah tergolong bagus. Konkretnya, jika laju inflasi sebesar 7 persen per tahun, imbal hasil investasi sebesar 14-15 persen per tahun sudah sangat memadai.

Kedua, ”keserakahan” investasi. Anda tentu pernah mendengar seseorang yang tiba-tiba menjadi kaya raya melalui investasi saham, tetapi kemudian tiba-tiba pula menjadi miskin kembali. Kenapa? Hanya satu jawaban, yakni serakah. Ketika seseorang berinvestasi saham dan saham yang dipilihnya sudah menuai capital gain, berkemungkinan untuk mulai tertarik pada saham-saham lain, yang belum tentu memiliki kinerja fundamental bagus. Saham-saham lain itu bergerak harganya karena dipicu oleh sentimen pasar atau ”digoreng’” oleh bandar saham.

Nah, jika Anda ikut-ikutan dalam ”permainan” saham seperti itu dan berharap memperoleh keuntungan, yang kerap terjadi adalah ”buntung”. Sebab, ketika saham Anda beli, harganya sudah di atas. Selanjutnya, para bandar meninggalkan Anda tanpa bisa keluar dari saham tersebut hingga suatu ketika nasib baik menghampiri Anda jika harga saham tersebut kembali meningkat.

Ketiga, ”ketidaksabaran” berinvestasi. Anda tentu pernah mendengar istilah timing dalam investasi. Artinya, kapan Anda mulai berinvestasi dan kapan keluar. Istilah ini kerap dilekatkan dalam transaksi saham di pasar modal. Sebagian besar investor sangat paham bahwa kalau membeli saham, beli di saat harga rendah dan jual di harga atas. Masalahnya, kapan satu saham dianggap harganya murah dan kapan saat menjualnya? Berapa persen kenaikan dari satu saham sehingga layak disebut sudah tinggi? Jawabannya sangat relatif. Namun, yang sering terjadi adalah seorang investor telanjur menjual sahamnya pada saat harga baru saja mulai meningkat. Investor semacam ini tidak memiliki kesabaran yang cukup untuk menunggu capital gain yang lebih besar sehingga keuntungan investasinya menjadi sangat terbatas.

Keempat, investasi berdasarkan gosip. Masih ingat kisah Qisar ataupun arisan berantai yang memakan banyak korban? Peristiwa semacam ini bisa terjadi sebenarnya bukan saja karena sang korban memang memiliki perilaku ”serakah”, ingin mendapatkan imbal hasil besar, tanpa memahami risikonya, melainkan karena tawaran investasi itu sendiri datang dari ”mulut ke mulut”. Jadi, banyak kalangan ikut- ikutan karena tetangga dan ataupun saudaranya ikut serta lebih dahulu. Jadi, mereka terjebak ramai-ramai dan akhirnya menyesal ramai-ramai pula. Apa yang bisa dicermati dari fenomena tersebut? Jangan pernah berinvestasi karena tawaran ”mulut ke mulut”. Sebab, selain ”mulut” setiap orang berbeda, yang paling mendasar adalah investasi tidak pernah menawarkan diri. Investasi mesti dicari. Dan kebutuhan tiap orang dalam berinvestasi berbeda.

Kelima, investasi berdasarkan utang. Benar, jika utang yang dilakukan diperuntukkan bagi kegiatan produktif yang terukur risikonya, maka utang untuk berinvestasi bukanlah hal haram. Yang menjadi masalah adalah seberapa besar utang itu dilakukan. Banyak kalangan terjebak pada utang karena ingin melakukan ekspansi secara terus-menerus sehingga beban bunga dan angsuran semakin besar, sementara hasil investasi tidak memadai untuk membayar kembali utang tersebut. Akibatnya, untuk menutupi utang yang satu dilakukan utang baru alias gali lubang tutup lubang. Pola ini dalam jangka panjang bukan saja memberatkan, tetapi juga bisa menggerus harta yang telah dimiliki. Oleh karena itu, hindari utang yang berlebihan dalam membiayai investasi.

Selain hal-hal yang dipaparkan di atas, tentu masih sangat banyak hal-hal negatif yang terkait dengan kegagalan investasi. Namun, yang mesti diingat, semua sisi gelap tersebut sebenarnya bergantung pada kepribadian setiap investor. Hal-hal tersebut bisa berlaku pada satu investor, tetapi tidak terjadi pada investor lain. Oleh karena itu, sebelum berinvestasi, ada baiknya direnungi kembali profil kepribadian Anda, apakah tergolong investor yang mudah terpengaruh atau memiliki pendirian. Keberhasilan berinvestasi sangat bergantung pada karakter Anda.

Quoted by Idham Azhari from KOMPAS

Friday, January 7, 2011

Ini Dia Rata-rata Gaji Pekerja IT di Indonesia

Jumat, 7 Januari 2011 | 16:32 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Banyak faktor yang bisa menjadi penyebab kenapa rata-rata gaji para pekerja teknologi informasi (IT) di Indonesia terendah dibandingkan dengan Malaysia, Thailand, atau Filipina. Namun, hasil survei IT Salary Benchmark yang dilakukan ZDNet Asia dari September 2009 hingga November 2010 setidaknya bisa menjadi acuan.

Sudah layakkah gaji yang Anda terima sekarang? Apakah masih rata-rata, terlalu rendah, atau sudah jauh lebih tinggi dibandingkan dengan sesama pekerja IT lainnya? ZDNet Asia melaporkan hasil survei gaji rata-rata pekerja IT berdasarkan skill IT dan jenis pekerjaan sesuai pengalaman kerja dan jenis industrinya.

Survei dilakukan terhadap 1.269 pekerja IT di berbagai sektor dengan jenis pekerjaan dan kemampuan bermacam-macam. Di antara mereka, seorang pekerja yang menduduki jabatan IT management di industri media, marketing, dan sales menduduki posisi tertinggi dengan gaji rata-rata Rp 144,3 juta per tahun.

Jika dilihat dari pengalaman kerja dan skill, seorang konsultan IT yang berpengalaman lebih dari 10 tahun punya gaji rata-rata paling tinggi, yakni Rp 150 juta per tahun.

Berikut dua tabel hasil survei gaji rata-rata pekerja IT di Indonesia. Tabel lebih lengkap dapat dilihat di situs web ZDNet Asia.

Average Annual Salary by IT Skills and Years of Experience (IDR)

IT Skills

Years of Experience

Less than 5 years

5-10 years

More than 10 years

Application Development

41,076,430
72,387,596
122,961,017
Desktops/Software
35,720,809
74,072,867
106,737,714
Operating Systems
37,270,661
66,445,100
99,637,087
Servers/Networking
36,320,145
69,316,628
103,453,108
Web Development
41,045,231
67,485,390
-

Systems Administration

33,900,526
71,492,724
94,171,898
Database Management
36,974,578
63,845,642
96,427,356
Enterprise Applications
45,473,952
81,323,387
132,138,799

Consulting/Business Services

-
-
150,089,767
IT Security
36,177,730
70,119,467
100,871,814

Infrastructure Management

43,940,123
74,762,226
107,727,611

Average Annual Salary by Job Function and Years of Experience (IDR)

Job Function

Years of Experience

Less than 5 years

5-10 years

More than 10 years

IT Management
58,820,000
107,015,640
147,184,571
Project Management
50,892,711
79,458,411
123,603,319
Systems Development
29,700,272
48,609,464
70,562,370
Communications
42,046,296
46,989,765
89,507,826
Support
28,949,753
49,980,270
55,341,901
Administration
38,411,585
59,533,839
54,903,806

Other IT Professionals

35,640,984
71,227,769
70,927,513
Overall
37,280,311
69,753,784
109,768,146

Sumber : ZDNet

Quoted by Idham Azhari From KOMPAS

Sunday, January 2, 2011

Prediksi 2011: Kilau Emas Bakal Tetap Bersinar

Minggu, 2 Januari 2011 | 15:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Penghujung tahun 2010 diwarnai beberapa rekor tertinggi harga komoditas seperti emas, perak, minyak sawit mentah, batubara, dan tembaga. Analis Indosukses Futures Herry Setiawan mengatakan, tahun ini, komoditas yang paling cemerlang adalah logam mulia, emas dan perak. Sementara, komoditas lain yang mengikuti adalah komoditas pangan, lalu sektor energi.

Dia bilang, permintaan dari China dan India adalah salah satu faktor yang memicu terjadinya kenaikan harga logam mulia. GFMS LTD mencatat, India sebagai negara dengan permintaan emas konsumen tertinggi pada kuartal 3-2010. Permintaan emas konsumen di negara tersebut mencapai 229,5 ton, naik 33,89 persen dibandingkan permintaan pada kuartal 2-2010 yang sebesar 171,4 ton.

Pada periode yang sama China ada diperingkat kedua permintaan terbesar dengan permintaan emas konsumen sebesar 146, 4 ton dan disusul diperingkat ketiga permintaan emas dari Timur Tengah sebesar 77,6 ton.

GFMS juga mencatat kenaikan permintaan emas untuk investasi. Pada kuartal 3-2010 permintaan China menempati urutan pertama dengan jumlah 45,1 ton, jumlah ini naik 24,24 persen dibanding permintaan kuartal 2-2010 yang sebesar 36,3 ton. Pada periode yang sama, India berada diurutan kedua dengan jumlah permintaan sebesar 45,0 ton, dan Amerika menempati urutan ketiga dengan permintaan sebesar 24,8 ton.

Herry memperkirakan, pada kuaral 1 dan kuartal 2 2011, emas memiliki tren konsumsi yang sama seperti tahun 2010. Sebab, dollar AS masih dalam tren lemah dan Eropa masih belum memiliki solusi. Hingga kuartal 2 2011, emas masih memiliki kesempatan naik. “Trennya harga emas naik lalu turun lagi di tengah tahun, karena harga sudah cenderung tinggi,” katanya.

Dia memperkirakan emas naik hingga menyentuh ke posisi 1.500 dollar AS per troy ounce. Sedang batu bara juga masih bisa naik ke posisi 135-140 dollar AS per metrik ton. Namun menurutnya kenaikan CPO sudah tidak banyak, sekitar 1.200-1.250 dollar AS per metrik ton. Menurutnya kenaiakan harga komodti pada tahun 2011 akan ditahan oleh kenaikan tingkat suku bunga yang diperkirakan akan dilakukan oleh negara-negara untuk mengatasi inflasi akibat kosumsinya meningkat.(Raka Mahesa W/Kontan)

Quoted by Idham Azhari From KOMPAS