BLOGSPOT atas

Sunday, February 28, 2010

INVESTASI: Apakah Transaksi SWAP?

Minggu, 28 Februari 2010 | 02:54 WIB

Adler Haymans Manurung - Praktisi Keuangan

Baru-baru ini seorang pengusaha didatangi seorang pemasar keuangan untuk menawarkan jasa keuangan. Pengusaha ini mempunyai pendapatan dalam valuta asing dan hampir seluruh biaya yang dikeluarkan dalam bentuk rupiah. Artinya, pembayaran bahan baku semua dari Indonesia dengan mata uang rupiah, gaji buruh dalam rupiah juga, bahkan pinjaman saat ini dalam bentuk rupiah, dan sebagainya. Pemasar tersebut menawarkan transaksi SWAP kepada pengusaha ini yang bisa menguntungkannya.

Transaksi SWAP adalah transaksi keuangan antara dua pihak yang mempunyai kepentingan. transaksi memberikan keuntungan kepada kedua pihak. Transaksi SWAP dapat dilakukan dengan dua transaksi yang sangat terkenal, yaitu transaksi SWAP tingkat bunga dan transaksi SWAP valuta asing.

Transaksi SWAP tingkat bunga adalah pihak yang melakukan transaksi ingin mengubah tingkat bunga yang saat ini dimiliki, misalnya tingkat bunga tetap menjadi tingkat bunga mengambang dan sebaliknya.

Artinya, pihak yang bertransaksi ingin mengubah tingkat bunga dari mengambang menjadi tetap atau dari tingkat bunga tetap menjadi tingkat bunga mengambang. Untuk kasus SWAP tingkat bunga, transaksi yang bisa dilakukan adalah pinjaman dan investasi. Pihak tertentu yang mempunyai pinjaman dengan tingkat bunga tetap diubah menjadi tingkat bunga mengambang dan sebaliknya dari tingkat bunga mengambang menjadi tingkat tetap.

Demikian juga pihak tertentu yang mempunyai investasi yang hasil pengembaliannya (sering juga disebut kupon) dengan tingkat bunga tetap akan diubah menjadi tingkat bunga mengambang dan sebaliknya.

Pihak yang melakukan transaksi SWAP ini melakukan perubahan karena sifat dari usaha atau kemampuan yang dimilikinya. Biasanya, yang terjadi, perusahaan ingin melakukan perubahan dari tingkat bunga mengambang menjadi tetap karena kemudahan pihak tersebut melakukan perhitungan atas bisnisnya. Apabila pengeluaran tingkat bunga dapat dipastikan, pengusaha dapat memastikan segala aktivitas bisnis yang dilakukan. Apabila tingkat bunga mengambang yang diinginkan, biasanya tingkat bunga tersebut juga pasti bisa diramalkan pada kisaran tertentu.

Bantuan bank

Pihak yang ingin melakukan transaksi ini dapat dilakukan sendiri atau juga melalui bantuan pihak bank. Biasanya, transaksi SWAP banyak dilakukan dengan pihak bank. Pihak-pihak yang melakukan transaksi tidak saling kenal, yang penting arus kas transaksi tersebut berjalan selama periode yang diperjanjikan.

Untuk transaksi SWAP melalui bank, pihak yang bertransaksi akan mempunyai biaya apabila dibandingkan dengan langsung sendiri dengan pihak lain. Adapun untuk transaksi yang langsung dilakukan pihak terkait, antara pihak sudah saling kenal dan masing-masing sangat membutuhkan sesuai dengan keinginannya.

Tingkat bunga tetap dalam transaksi adalah tingkat bunga tetap yang harusnya dibayarkan kepada pihak lain atau bank di mana seseorang mempunyai pinjaman. Biasanya seseorang atau perusahaan melakukan pinjaman kepada pihak lain atau bank harus dikenai bunga. Bunga tersebut ada yang tetap, ada juga yang mengambang.

Tingkat bunga tetap maksudnya bunga yang dibayar peminjam sama sepanjang waktu periode pinjaman tersebut. Tingkat bunga mengambang merupakan tingkat bunga yang dirujuk kepada sesuatu tingkat bunga, misalkan tingkat bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia) atau JIBOR (Jakarta Interest Board Offering Rate) atau SIBOR (Singapore Interest Board Offering Rate) atau LIBOR (London Interest Board Offering Rate). Pinjaman dari bank dikenakan sebesar SBI + 4 persen.

Misalkan, PT Janjimatogu Porsea Realty memiliki hotel dan resor, di mana hotel dan resor ini mempunyai pendapatan dalam bentuk dollar AS dan biaya yang dikeluarkan umumnya dalam rupiah. Laporan keuangan perusahaan telah dibuat dalam valuta asing, yaitu dollar AS. Adapun biaya yang dikeluarkan dalam bentuk dollar AS tidak begitu besar, hanya sekitar 5 persen dari pendapatan perusahaan. Namun, saat ini perusahaan mempunyai utang dalam bentuk rupiah dengan tingkat bunga tetap sebesar 15 persen per tahun selama lima tahun, yang dibayarkan sekali enam bulan.

Perusahaan tersebut bisa membayar dengan tingkat bunga mengambang. Perusahaan bisa mencari pihak lain yang ingin melakukan perubahan tingkat bunga pinjamannya dari mengambang menjadi tetap. Artinya, pihak lain tersebut membayar tingkat bunga 15 persen yang harus dibayar oleh PT Janjimatogu Porsea Realty dan perusahaan ini membayar tingkat bunga mengambang yang harus dibayar pihak lain tersebut. PT Janjimatogu Porsea Realty bisa juga mendatangi bank untuk mendapatkan lawannya melakukan transaksi bank. Biasanya, bank mempunyai klien yang membutuhkan transaksi SWAP ini agar nasabahnya bisa menguntungkan dalam menjalankan perusahaannya.

Apabila transaksi SWAP tingkat bunga di mana yang ditransaksikan investasi, cara transaksinya juga sama dengan transaksi SWAP tingkat bunga dengan pinjaman. Transaksi SWAP valuta asing, maka para pihak membutuhkan arus kas valuta asing dan metode transaksinya juga melakukan proses yang sama.

Misalkan, PT Janjimatogu Porsea Realty ingin transaksi valuta asing yang membutuhkan rupiah dengan PT Indonesia Investasi Capital yang membutuhkan dollar AS. Kedua perusahaan bisa melakukan transaksi SWAP dalam bentuk valuta, di mana perusahaan bisa mendapatkan keuntungan.

KOMPAS

Sunday, February 21, 2010

Investasi Langsung

Minggu, 21 Februari 2010 | 03:15 WIB

Elvyn G Masassya - Praktisi Keuangan

Investasi langsung adalah menempatkan uang secara langsung pada perusahaan, proyek, atau bisnis dengan harapan bisa memperoleh tingkat imbal hasil yang menarik. Polanya bisa bermacam-macam. Jika perusahaan yang menjalankan bisnis berbentuk perseroan terbatas atau CV, dana yang Anda tempatkan bisa ditukar dengan saham pada perusahaan tersebut.

Dengan kata lain, dana Anda menjadi equity. Oleh perusahaan dimaksud, dana yang sudah dalam bentuk equity itu akan dipakai sebagai modal usaha. Imbal hasil yang Anda peroleh berupa dividen yang akan dibagikan pada setiap tahun, dengan catatan perusahaan memperoleh keuntungan dan pemegang saham setuju untuk membagikan laba sebagai dividen.

Model ini tidak jauh beda dengan membeli saham di pasar modal. Hanya saja, saham di pasar modal dengan mudah bisa diperjualbelikan dan harganya bisa naik turun. Sementara, jika menempatkan dana sebagai saham di perusahaan yang belum go public, harganya lebih bersifat statis. Harga saham hanya bisa naik turun jika memang ada pihak yang ingin membeli kepemilikan tersebut secara langsung atau terjadi negosiasi bilateral.

Penempatan dana sebagai modal sebuah perusahaan juga memungkinkan Anda untuk turut serta mengelola perusahaan, baik sebagai komisaris, direksi, ataupun pemilik. Namun, konsekuensinya, keberhasilan ataupun kegagalan perusahaan menjadi tanggung jawab Anda.

Dalam bentuk lain, investasi langsung bisa dilakukan dengan cara menempatkan dana dalam sebuah proyek bisnis. Katakanlah, sebuah perusahaan memiliki banyak proyek dan perusahaan tersebut kekurangan modal kerja untuk menggarap proyek dimaksud. Anda bisa ikut serta melakukan investasi, misalnya, memberikan pinjaman dana secara langsung dan perusahaan itu akan membayar kembali setelah proyek selesai dengan memberikan imbal hasil. Imbal hasil ini bisa lebih besar dari tingkat bunga kredit bank. Mengingat, proses mendapatkan dana pinjaman dari Anda relatif lebih mudah ketimbang perusahaan itu meminjam dari bank.

Selain dengan cara pinjam meminjam, investasi di sebuah proyek yang dimiliki suatu perusahaan bisa juga dilakukan dengan cara ”bagi hasil”. Ini lebih bergantung kesepakatan kedua pihak. Bedanya, kalau dalam bentuk pinjam meminjam, Anda sebagai investor akan mendapatkan imbal hasil sebagaimana diperjanjikan, tidak peduli, apakah proyek tersebut meraup keuntungan besar atau malah merugi.

Sebaliknya, dengan konsep bagi hasil, Anda turut menanggung risiko jika proyek merugi. Namun, Anda akan mendapatkan imbal hasil besar pula jika proyek berhasil mendulang keuntungan.

Memilih partner

Memilih jenis investasi dan menjaga segala risikonya merupakan faktor yang jauh lebih penting. Ada beberapa hal yang selayaknya menjadi perhatian.

Pertama, pahami dengan siapa Anda hendak bekerja sama. Faktor partner merupakan hal yang paling penting dari investasi langsung.

Jika Anda belum mengenal partner secara langsung, rekam jejaknya layak untuk dipelajari. Faktor integritas, pengalaman, dan kompetensi di bisnis tersebut mesti menjadi pertimbangan utama. Konkretnya, fakta yang pernah dialami partner, keberhasilan dan kegagalannya, lebih layak dipertimbangkan ketimbang janji manis ketika bernegosiasi dengan Anda.

Kedua, sedikit banyak memahami tentang proyek atau bisnis yang akan dimasuki. Ini bisa dilakukan dengan mempelajari lebih dahulu karakteristik proyek atau bisnis dimaksud. Bagaimana proses bisnisnya, dari mana keuntungan akan diperoleh, dan tentu saja risiko dalam bisnis tersebut.

Jika Anda tidak memiliki keahlian dalam proyek bisnis dimaksud, Anda boleh bertanya kepada yang sudah punya pengalaman atau ahli dalam proyek bisnis sejenis. Dalam bahasa yang lebih akademis, ada baiknya Anda melakukan studi kelayakan proyek. Apa pun hasil dari studi tersebut, akhirnya bergantung kepada diri Anda sendiri. Walaupun bisnisnya dianggap prospektif, tetapi kalau Anda tidak memiliki minat, sebaiknya tidak usah dimasuki.

Ketiga, membuat perjanjian berdasarkan kontrak hukum yang kuat. Benar, kepercayaan merupakan hal penting dalam berbisnis atau melakukan investasi langsung. Namun, investor yang profesional tidak pernah memercayakan dana hanya berdasarkan komitmen lisan yang tidak ada bukti dokumennya.

Oleh karena itu, kalau Anda hendak melakukan investasi langsung, maka A to Z dari pola penempatan dana Anda berikut hak dan kewajiban mesti dituangkan dalam kontrak hitam putih di depan notaris. Dengan demikian, kalau salah satu pihak wanprestasi atau ingkar janji, Anda sudah memiliki dokumen yang kuat untuk melakukan penuntutan.

Keempat, memahami horizon investasi terhadap proyek bisnis yang dimasuki. Artinya, apakah Anda ingin menempatkan dana di perusahaan yang menjalankan bisnis itu dalam kurun waktu yang lama atau kemudian Anda akan keluar setelah memperoleh imbal hasil sebagaimana diinginkan. Time horizon investasi seperti ini penting diputuskan sejak awal karena akan berdampak pada hasil final dari seluruh investasi Anda.

KOMPAS

Sunday, February 7, 2010

INVESTASI: Amankah Bermain Transaksi Berjangka?

Minggu, 7 Februari 2010 | 02:53 WIB


Adler Haymans Manurung - praktisi keuangan

Baru-baru ini seorang investor ditawari investasi dengan nama bermain pada Indeks Hang Seng. Modal awal investasi sebesar 20.000 ribu dollar AS dan bermain dengan 2.000 dollar AS untuk 5 dollar AS per point.

Bila dilakukan transaksi selama 10 hari per bulan, akan diperoleh keuntungan sebesar 1.100 dollar AS per bulan (dalam rupiah sekitar Rp 10 juta, dengan nilai kurs sekitar Rp 9.000 per dollar AS).

Ada juga investor yang telah melikuidasi atau mencairkan investasi pada deposito, reksa dana, saham, dan emas hanya untuk melakukan investasi pada Indeks Hang Seng. Ada pula tawaran dari para marketer bahwa dana awal yang dimiliki investor pasti tidak hilang, bahkan akan menguntungkan. Amankah berinvestasi pada produk ini?

Produk investasi yang ditawarkan kepada investor kelihatannya merupakan produk transaksi berjangka (Futures). Adapun transaksi berjangka merupakan transaksi di antara dua pihak yang akan diselesaikan beberapa waktu mendatang dengan harga tertentu pula.

Bila transaksi dilakukan oleh investor dengan produk berjangka komoditas seperti kopi atau CPO, maka produk ini dikenal dengan Forward. Tetapi, investor bisa melakukan transaksi ini melalui bursa, maka lawan investor bursa dan bursa menyembunyikan pihak lain serta penyelesaian transaksi bisa dilakukan setiap saat atau pada akhir penutupan bursa berjangkanya. Produk ini dikenal dengan Futures.

Investor yang ingin melakukan transaksi Futures di Indonesia harus menggunakan bursa berjangka, yaitu PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ). Perusahaan ini di bawah pengawasan Bapebti, lembaga pemerintah di bawah Menteri Perdagangan. Investor yang ingin bertransaksi di BBJ harus melalui anggota BBJ yang dikenal dengan perusahaan pialang berjangka dan investor harus membuka rekening pada anggota BBJ.

Dana awal yang diminta oleh pemasaran perusahaan berjangka sebesar 20.000 dollar AS merupakan dana untuk pembukuan rekening. Bila investor bertransaksi untuk komoditas dengan harga tertentu, maka kenaikan dan penurunan harga komoditas mengakibatkan dana investor mengalami kenaikan atau penurunan dari dana awal yang disetor semula.

Bila harga komoditas turun terus dan transaksi investor selalu menggunakan yang besar, dana investor pasti habis dan akibatnya investor akan diminta untuk menambah dana awal tersebut. Misalnya, sekali transaksi dilakukan 1.000 dollar AS, maka dana sebesar 20.000 dollar AS akan habis dalam sepuluh hari. Ini risiko pertama yang harus dipahami investor agar investor bisa mengantisipasinya sehingga kerugian bisa diminimalkan.

Bila investor bertransaksi dengan Indeks Hang Seng, penurunan Indeks Hang Seng sebesar 1 point membuat dana awal investor akan berkurang sebesar 5 dollar AS untuk satu kontrak. Jika kontrak yang dilakukan investor sebesar 100 kontrak, kerugian investor juga semakin besar, yaitu sebesar 500 dollar AS.

Gejolak indeks

Setiap hari investor harus memerhatikan gejolak indeks dan dana yang dimiliki. Karena lawan investor adalah bursa dan transaksi pasti diakuntansikan setiap hari, maka risiko tidak bayar akan tidak muncul dan investasi investor tidak akan mengalami kerugian dan bisa dikatakan aman.

Sebagai catatan, Indeks Hang Seng mempunyai volatilities sebesar 3.467,81 untuk periode 2009. Pada akhir tahun Indeks Hang Seng pada level 21.872,5 dan pada akhir Januari pada level 20.121,99, berarti terjadi penurunan 1.750,51 atau terjadi penurunan 8 persen dari level di akhir tahun 2009. Bila investor mempunyai perjanjian/kontrak penurunan satu point sebesar 5 dollar AS, kerugian investor senilai 8.752 dollar AS. Demikian pula bila Indeks Hang Seng naik, investor akan untung dan dana awal investor akan meningkat.

Investor harus menggunakan perusahaan pialang untuk bertransaksi di bursa. Risiko kedua adalah moral hazard dari perusahaan pialang tersebut. Walaupun sebenarnya perusahaan terdaftar di bursa, persoalan moral hazard membuat investor perlu berhati-hati. Oleh karena itu, iInvestor harus meminta perusahaan berjangka untuk membuka rekening investor di bursa agar transaksi tercatat dan bisa
dipertanggungjawabkan di kemudian hari, terutama ketika investor melakukan pelaporan pajak setiap tahun. Investor juga bisa bertanya ke bursa bahwa rekeningnya ada di bursa.

Investor juga perlu mencari informasi mengenai perusahaan tempat investor bertransaksi. Informasi sebanyak mungkin perlu didapatkan investor agar dapat membuat keputusan untuk keamanan investasi. Informasi perusahaan yang diperoleh investor bukan saja tentang sejarah atau transaksi, melainkan juga tentang personal dari pengelola perusahaan. Investor juga harus mengenal pemasar dari perusahaan pialang tempat investor melakukan transaksi. Pengenalan dan dekat dengan pemasar merupakan salah satu cara membuat keamanan dari investasi investor pada produk ini.

Perhatikan pula periode investasi. Untuk produk ini, investor lebih baik melakukan transaksi dengan periode yang lebih pendek. Pendeknya periode investasi membuat investor bisa cepat mengambil keputusan dan meminimalkan kerugian. Semakin panjang periode investasi, maka risiko yang dihadapi semakin tinggi.
Investor harus menyadari bahwa investasi pada bursa berjangka merupakan investasi berisiko. Risiko investasi pada bursa berjangka lebih tinggi dari investasi pada saham. Padahal pada pikiran beberapa pihak risiko saham paling tinggi. Oleh karena itu, investor juga perlu berhati-hati dan cermat agar investasi menguntungkan.

KOMPAS

- Muhammad Idham Azhari