BLOGSPOT atas

Friday, August 27, 2010

Rumus dapat Fulus dari Tempat Kursus

Jumat, 27 Agustus 2010 | 15:22 WIB

KOMPAS.com - Bekal pendidikan bagi masa depan si buah hati merupakan hal utama yang harus dipersiapkan para orang tua. Mereka tidak akan sungkan merogoh koceknya dalam-dalam demi memenuhi kebutuhan pendidikan anaknya sejak usia dini.

Tapi, membekali anak dengan ilmu dari lembaga formal seperti sekolah, rasanya, belumlah cukup. Belakangan ini, para orangtua merasa perlu menambah asupan pendidikan bagi anak-anaknya di berbagai lembaga pendidikan informal. Seperti, les bahasa Inggris, les komputer, hingga bimbingan belajar tambahan mata pelajaran dari sekolah.

Karena itu, kini banyak pemodal yang terjun ke bisnis bimbingan belajar (bimbel). Salah satunya adalah Dedy Purwanto, yang pada tahun 2009 membuka usaha bimbel bertajuk AyoPinter!. Bendera usahanya adalah CV Purwadira yang berlokasi di Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Bimbel ini memiliki tiga fasilitas yaitu bimbingan belajar mata pelajaran sekolah, kursus bahasa Inggris, dan kursus komputer. Usaha ini menyediakan layanan pendidik untuk jenjang usia playgroup hingga kalangan dewasa.

Pengelola bimbel AyoPinter! mengklaim, sistem dan konsep pembelajaran di lembaganya telah teruji, sesuai kurikulum di sekolah formal. Dengan sistem seperti itu, bimbel AyoPinter! mendapat sambutan positif dari pasar.

Untuk melebarkan sayap bisnisnya, mulai tahun ini pengelola bimbel AyoPinter! menawarkan konsep kemitraan kepada masyarakat yang berminat terjun ke bisnis ini.

Ada tiga jenis paket kemitraan yang ditawarkan AyoPinter!. Pertama, Paket Standar dengan nilai investasi Rp 14,9 juta. Kedua, Paket Silver bernilai investasi Rp 54,9 juta. Ketiga, Paket Platinum seharga Rp 155 juta. Tentu saja, kelengkapan fasilitas ketiga paket ini disesuaikan dengan harga investasinya.

Pada Paket Standar, misalnya, hanya mendapatkan fasilitas modul dan alat tulis kantor, media promosi, pelatihan, dan renovasi tempat. Adapun Paket Silver akan mendapat tambahan perlengkapan seperti komputer jinjing (laptop) dan seragam karyawan sebanyak lima setel.


Hak master kemitraan

Jika memilih Paket Platimum, mitra mendapatkan peralatan dan perlengkapan yang lebih lengkap dari Paket Silver. Selain itu, mitra memperoleh hak sebagai master kemitraan di kota tempat bimbel itu berdiri. "Mitra boleh menjaring mitra lain di daerah itu," kata Sri Irdayati, Managing Director AyoPinter!.

Namun, biaya investasi awal tersebut belum termasuk biaya sewa tempat, kirim peralatan, survei, dan akomodasi pelatih yang ditanggung oleh calon mitra. Mitra juga wajib membayar biaya royalti 10 persen dari omzet, yang dibayar pada bulan kedua setelah operasi.

Pemasukan mitra bimbel AyoPinter! didapat dari pendaftaran murid baru dan biaya kursus setiap bulan. Biaya pendaftaran di bimbel ini sebesar Rp 100.000 per orang. Sementara, biaya semua kursus Rp 129.000 untuk satu periode selama sebulan. "Kami ingin membuat sebuah lembaga kursus yang bisa masuk ke semua kalangan dengan harga yang terjangkau," ujar Sri.

Dia menambahkan, setelah Lebaran ini ada tiga calon mitra yang akan membuka gerai AyoPinter!. Memang, sekarang, lembaga bimbel ini belum memiliki mitra dan baru memiliki satu gerai bimbel.

Ketua Dewan Pengarah Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia, Amir Karamoy, menilai pemain di bidang pendidikan seperti bimbel sudah terlalu banyak di Indonesia. Tapi, agar masyarakat tetap berminat menjalin kemitraan, bimbel AyoPinter! harus memiliki keistimewaan dari bimbel lainnya.

Misalnya, metode pengajaran yang baru atau keunggulan kurikulumnya. "Mitra harus mencari tahu hal itu terlebih dahulu sebelum menjalankan kemitraan ini," kata Amir.

KOMPAS

Thursday, August 26, 2010

Mentawai Bakal Kembangkan Mutiara

Kamis, 26 Agustus 2010 | 21:35 WIB

PADANG, KOMPAS.com - Kabupaten Kepulauan Mentawai akan dijadikan pusat pengembangan kerang mutiara mulai tahun 2011 mendatang.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumbar, Yosmeri, Kamis (26/8/2010) mengatakan hal itu didasarkan temuan bibit kerang mutiara di wilayah Sikakap, Pulau Pagai Utara , sejak sekitar satu tahun lalu.

Menurut Yosmeri, bibit kerang mutiara itu berasal dari upaya pembudidayaan kerang mutiara di sekitar Pelabuhan Sikakap dengan sistem keramba pada 1986 yang dianggap gagal.

Ia menambahkan, selain di Mentawai, pihaknya juga akan mengembangkan pembudidayaan kerang mutiara itu ke wilayah Kabupaten Pesisir Selatan.

KOMPAS

Sunday, August 22, 2010

Budaya Menabung

Minggu, 22 Agustus 2010 | 03:42 WIB

Elvyn G Masassya - praktisi keuangan

Coba cek buku tabungan atau rekening tabungan Anda. Ada berapa dana tersisa di dalamnya? Terlalu sedikit, atau Anda ingin nilai tabungan lebih besar lagi?

Sudah merupakan hukum alam, setiap orang ingin memiliki uang banyak walau bagi sebagian kalangan tidak tahu uang tersebut mau diapakan. Namun, lepas dari itu, secara umum, orang ingin memiliki nilai tabungan yang besar. Setidaknya untuk berjaga-jaga atau menyiapkan dana untuk hari tua. Masalahnya, tidak setiap orang memiliki tabungan besar. Paling tidak, jika dibandingkan dengan penghasilan.

Singkat kata, dalam keseharian, sebagian penghasilan habis tanpa bekas. Yang mengalir ke tabungan sangat sedikit. Kenapa bisa demikian? Karena tidak ada kesungguhan untuk menyisihkan penghasilan ke dalam tabungan. Dan akhirnya, ketika dibutuhkan dana dalam jumlah besar, nilai tabungan tidak memadai.

Menabung, hakikatnya sama seperti melakukan kegiatan lain. Sama seperti keinginan untuk membeli barang-barang bermerek. Masalahnya bukan pada kemampuan, melainkan kemauan. Kalau Anda mampu mengontrol diri untuk tidak menghambur-hamburkan uang,
itu sama hakikatnya dengan mengontrol diri untuk menabung lebih banyak. Sebab, pada dasarnya penurunan jumlah pengeluaran bisa berbanding lurus dengan peningkatan jumlah tabungan. Oleh karena itu, untuk memulai meningkatkan tabungan mesti diawali dengan merancang aspek pengeluaran.

Penghasilan vs pengeluaran

Pertama, hitung berapa penghasilan per bulan. Lalu hitung rencana pengeluaran per bulan. Untuk mudahnya, tulis saja rencana pengeluaran tersebut, apa pun yang tebersit di benak Anda. Lalu perkirakan berapa jumlahnya. Kemudian, jumlah rencana pengeluaran itu dibandingkan dengan penghasilan.

Bagaimana hasilnya? Masih ada dana tersisa? Berapa persen? 10 persen, 20 persen, 30 persen? Kalau 10 persen atau 20 persen, berarti ada masalah dalam pengeluaran Anda. Apalagi kalau angkanya defisit. Ini benar-benar masalah.

Bagaimana jika 30 persen? Berarti, penghasilan Anda memang cukup besar. Sebab, tanpa melakukan seleksi terhadap aspek pengeluaran, Anda hanya menghabiskan 70 persen dari penghasilan. Namun, mesti diingat, jika yang sisa 30 persen tersebut dialokasikan untuk tabungan, belum tentu angkanya akan cukup untuk menutup kebutuhan finansial Anda di masa datang.

Kenapa? Karena untuk mendapatkan sisa dana 30 persen, Anda tidak membutuhkan upaya mengurangi pengeluaran. Jadi, semuanya berjalan biasa saja. Padahal, suatu ketika mungkin Anda mengalami masalah keuangan, dalam arti penghasilan menurun, sementara di sisi lain, perilaku pengeluaran Anda masih sama. Jika ini terjadi, Anda tidak punya kemampuan lagi untuk menyisihkan 30 persen penghasilan ke dalam tabungan.

Konkretnya, sangat mungkin dana yang bisa disisihkan untuk tabungan akan semakin menurun. Oleh karena itu, dalam kaitan jumlah dana yang dialokasikan untuk tabungan, Anda mesti mematok persentase dan juga angka nominal. Misalnya, saat ini penghasilan Anda adalah Rp 10 juta, adapun
30 persen dari Rp 10 juta adalah Rp 3 juta. Maka, sejak Anda memiliki komitmen menabung secara rutin, maka harus memenuhi kedua kriteria tersebut, yakni 30 persen penghasilan atau minimal Rp 3 juta per bulan, tergantung mana yang lebih tinggi.

Kuncinya adalah kamauan

Kedua, menyeleksi aspek pengeluaran.
Dalam realitasnya, masalah pengeluaran tidak pernah berhenti. Setiap orang merasa dana untuk membiayai pengeluaran tidak pernah cukup.

Bahasa terangnya begini. Jumlah dana yang menjadi penghasilan, hakikatnya tidak berubah kecuali naik gaji atau memperoleh penghasilan lain. Pendeknya, sulit dikontrol, karena yang menaikkan gaji, upah, honor, dan penghasilan Anda adalah pihak lain. Sementara, nafsu untuk membelanjakan uang sebenarnya ada dalam kontrol Anda.

Keinginan untuk belanja atau tidak belanja, bukan bergantung apakah ada obral besar atau tidak, tetapi pada kebutuhan atau keinginan Anda. Konkretnya, untuk menambah alokasi dana untuk menabung, akan sangat efektif jika Anda mampu mengurangi pengeluaran, dengan membatasi keinginan dan hanya memenuhi aspek kebutuhan. Dus, lakukan seleksi ulang seluruh rencana pengeluaran dan coret yang sifatnya sekadar keinginan.

Ketiga, menyisihkan dana tersisa dari pengeluaran untuk ditabung. Dari mana diperoleh dana tersisa? Jangan bohong. Kalau pergi ke restoran, atau membeli suatu barang, pasti ada kembaliannya. Misalnya, dalam rencana pengeluaran, dimasukkan rencana pembelian sepotong kemeja dengan harga Rp 300.000. Ternyata ketika dibeli, harganya hanya Rp 250.000. Hal yang sama bisa terjadi pada kegiatan belanja yang lain.

Pendeknya, dari transaksi yang dilakukan, pasti ada sisa dana. Pertanyaannya, ke mana digunakan sisa dana tersebut? Pasti untuk konsumsi remeh temeh lainnya. Padahal, jika nilainya dijumlahkan, boleh jadi akan cukup besar. Bayangkan jika jumlah yang cukup besar itu dijadikan tabungan, maka nilai tabungan pasti akan semakin meningkat.

Selain ketiga hal di atas, upaya meningkatkan tabungan tentu saja bisa dilakukan dengan berbagai cara. Namun, kata kuncinya adalah soal kemauan. Bukan soal berapa besar dana yang bisa disisihkan untuk ditabung. Jika kemauan tersebut dipelihara dan dilaksanakan secara konsisten, maka akan terbentuk budaya menabung. Tentu saja ini akan memberi manfaat bagi Anda sendiri, tatkala suatu ketika membutuhkan dana untuk membiayai kebutuhan, termasuk di hari tua.

KOMPAS

- Muhammad Idham Azhari

Thursday, August 19, 2010

Meet The YouTube Stars Making $100,000 Plus Per Year

There are 10 independent YouTube stars who made over $100,000 in the past year, according to a study done by analytics and advertising company TubeMogul.

From July 2009 to July 2010, TubeMogul used their viewership data to estimate the annual income for independent YouTube partners, which they define as anyone who is not part of a media company or brand.

Here's how they got their estimates:

* Revenue only comes from banner ads served near content (we ignored pre-roll or overlay since we can't easily isolate by publisher).
* Since YouTube banner ads have a two-second load delay, we estimate 2.59% of viewers click away before an ad loads based on separate research.
* Ads were served near all videos that loaded (since there are partners, this is generally true).
* CPM for the banner ads was $1.50 (Google auctions a lot of this inventory off; we rounded this 2009 estimate down to be conservative).
* YouTube is splitting ad revenue with partners 50-50.

Basically, take their views from the past year, assume a few don't stick around long enough for an ad to load, divide that number by 1,000, multiply by $1.50 and divide that number in half.

Conservative estimates? Sure. But with that math, you get a pretty decent estimate of how much these YouTube celebrities are making from just the banner ads on their channel. So, without further ado, here are the highest earning YouTube stars!

1. Shane Dawson – $315,000

Shane Dawson is so popular that he is three different YouTube channels. His most popular channel consists of his comedy skits and music video parodies. Dawson created a second channel as a vlog and for a separate series called "Ask Shane," and his third channel only has videos taken from his iPhone.

July 2009 - 2010 Views: 431,787,450

2. The Annoying Orange – $288,000

The Annoying Orange is a comedy web series that takes place in a kitchen and is about talking fruit. Dane Boedigheimer is the mastermind behind the series and is also the voice of Orange.

July 2009 - 2010 Views: 349,753,047

3. Philip DeFranco – $181,000

Philip DeFranco uploads a new video onto YouTube every Monday to Thursday for his show – The Philip DeFranco Show. His video blogging topics range from politics to pop culture.

July 2009 - 2010 Views: 248,735,032

4. Ryan Higa – $151,000

Ryan Higa makes comedy skits and is a video blogger who turned into a viral star with his "How to be Gangster" and "How to be Ninja" videos. Even though he doesn't upload as many videos as his fellow YouTube celebrities, Higa is still the top dog at YouTube with over 2.6 million subscribers.
July 2009 - 2010 Views: 206,979,909

5. Fred – $146,000

Lucas Cruikshank plays "a lonely six year old named Fred" who uses his mom's video camera and posts videos on a YouTube channel. As the second most subscribed to YouTube channel, Lucas Cruikshank's immensely popular Fred character even has a movie coming out backed by Nickelodeon.

July 2009 - 2010 Views: 200,656,150

6. Shay Carl – $140,000

As a radio DJ, Shay Carl started making comedy skits and put them on YouTube for the world to see. He claims to have held 20 different jobs before settling down with his DJ and YouTube gigs.

July 2009 - 2010 Views: 192,309,247

7. Mediocre Films – $116,000

Greg Benson created Mediocre Films initially for a sketchy comedy TV series called "Skip TV." The show lasted for one season, and now Benson makes low budget comedy videos for the web.

July 2009 - 2010 Views: 159,030,703

8. Smosh – $113,000

Smosh is the comedy duo of Ian Hecox and Anthony Padilla, and with over 1.7 million subscribers, they make up the 5th most popular channel on YouTube. They first shot to viral fame with their "Pokemon Theme Music Video" which became YouTube's most viewed video in Spring 2006. However, due to copyright reasons, the original video was removed from YouTube.

July 2009 - 2010 Views: 154,936,876

9. The Young Turks – $112,000

The Young Turks is a political talk show that also airs on Sirius Satellite Radio. Founded and hosted by Cenk Uygur, The Young Turks talk show and their vast viewership has proven that the Internet can be a viable broadcast platform.
July 2009 - 2010 Views: 153,807,362

10. Natalie Tran– $101,000

Under the user name of communitychannel, Natalie Tran is the most subscribed to YouTube user in Australia. Like most others on this list, she is a video blogger and occasionally uploads comedy skits.

July 2009 - 2010 Views: 138,871,829

finance.yahoo.com

Sunday, August 15, 2010

ABG Ini Raup Rp 10 Miliar, Punya 8 Staf

Minggu, 15 Agustus 2010 | 05:52 WIB

KOMPAS.com — Internet membawa berkah besar bagi Christian Owens, anak baru gede (ABG) dari Corby, Northamptonshire, Inggris, ini. Ketika bisnisnya baru berjalan setahun, dan usianya baru 15 tahun, dia sudah mampu meraup uang jutaan poundsterling.

Tapi dia masih bersumpah, "Saya tak akan berhenti sampai dapat 100 juta poundsterling (sekitar Rp 1,4 triliun)." Kini, masih dalam usia 16 tahun itu, dia bahkan sudah punya delapan staf.

Semuanya justru orang dewasa. Owens memimpin mereka dari kantornya yang kecil, sebetulnya sebuah kamar di rumah orangtuanya.

Usaha macam apa yang membuat pelajar ini jadi juragan besar di usia muda?

Pada 2008, ketika usianya baru 14 tahun, Owens memakai uang sakunya untuk bikin website Mac Box Bundle dan hingga kini sudah meraup hampir Rp 10 miliar. Situs Mac Box Bundle menjual kombinasi aplikasi populer Mac.

Setahun kemudian, Owens mendirikan Branchr, website untuk melayani jasa iklan pay-per-click, dan mengelolanya hanya sepulang sekolah serta di akhir pekan.

Branchr pun ngetop dengan meraup 500.000 poundsterling (sekitar Rp 7 miliar) di tahun pertama. Kini, situs taruhan William Hill malah menjadi salah satu kliennya. Owens tentu terlalu muda untuk melayani bisnis taruhan seperti itu.

Situs besar lainnya yang diuntungkan oleh perusahaannya adalah MySpace, media jejaring sosial.

Branchr kini menjual lebih dari 250 juta iklan ke 11.000 website setiap bulan dan mengakuisisi perusahaan Atomplan yang melayani software untuk bisnis.

Untuk mengendalikan bisnis berpenghasilan besar itu, ia dibantu delapan karyawan dewasa yang tinggal di Inggris maupun Amerika Serikat, sebagai sales dan asisten teknis. Tahun depan, ia malah berencana membuka dua kantor baru untuk Branchs.

Owens kini masih tinggal bersama orangtuanya. Ayahnya bernama Julian (50) adalah pekerja sebuah pabrik. Ibunya, Alison (43), sekretaris satu perusahaan. Inspirasinya menekuni bisnis muncul setelah mengamati kesuksesan luar biasa yang dicapai bos Apple, Steve Jobs.

Owens menanamkan lagi mayoritas pendapatannya untuk kedua bisnisnya tadi, Mac Box Bundle dan Branchr. "Aku benar-benar ingin menciptakan sesuatu yang inovatif dan sederhana yang akan merevolusi cara kerja iklan," katanya.

"Mac Box Bundle sebetulnya sudah sukses, tapi saya benar-benar ingin mendorong diri sendiri dan melakukan sesuatu yang berbeda, jadi saya datang dengan ide Branchr."

Menurut bocah ini, sebetulnya tidak ada pula formula ajaib dalam bisnis, hanya perlu kerja keras, keteguhan, dan semangat untuk mengerjakan sesuatu yang hebat. "Tujuan saya adalah menjadi terkemuka dalam dunia internet dan periklanan mobile serta menekan saya sendiri untuk mencapai puncak permainan ini."

"Saya tidak tahu akan di mana dalam 10 tahun mendatang, tetapi saya tidak akan meninggalkan Branchr sampai menembus pendapatan 100 juta pounsterling."

Kesuksesannya sekarang pun tidak mengubah kehidupan pribadinya dan tetap saja hobi fotografi serta main gitar. Begitu juga relasinya dengan teman-temannya. Tak ada yang berubah.

Satu lagi hebatnya bocah ini, tentu saja berkat orangtuanya. Pada usia tujuh tahun, dia sudah dikenalkan dengan komputer dan belajar mendesain situs secara otodidak pada usia 10 tahun, ketika pertama kali mendapat komputer bikinan Mac.

KOMPAS

Main Saham untuk Penghidupan?

Minggu, 15 Agustus 2010 | 03:44 WIB

Adler Haymans Manurung - praktisi keuangan

Apakah bermain saham bisa menjadi sumber pendapatan sehari-hari? Indeks harga saham gabungan atau IHSG meningkat cukup besar tahun ini. Investor bisa mempunyai persepsi bahwa bursa dapat dipergunakan untuk menghidupi keluarga dan ber- investasi.

Dalam tahun ini, IHSG sudah naik cukup tinggi . IHSG dimulai pada akhir tahun di level 2534,356 dan meningkat di level 3060, 593 pada akhir 6 Agustus 2010. Artinya, IHSG meningkat sebesar 20,76% setelah 8 bulan. Bahkan, IHSG diperkirakan beberapa analis menjadi level 3.300 pada akhir tahun. Investor akan menikmati capital gain yang cukup besar di bursa saham.

Jika kenaikannya sebesar 20% per tahun, investor menikmati nilai hasil investasi sekitar 10%, dan sekitar 10% dipergunakan untuk kehidupan sehari-hari. Apabila alokasi hasil ini dipakai sebagai patokan, investor pasti bertanya bagaimana saya bisa mendapatkan keuntungan tersebut.

Risiko investasi

Ada beberapa patokan yang dipergunakan atau dipertimbangkan oleh investor agar mereka dapat hidup dengan bermain saham. Pertama, harus disadari bahwa bermain saham mempunyai risiko yang cukup besar. Harga saham di Bursa Efek Indonesia sangat berfluktuasi dibandingkan dengan bursa regional, bahkan dengan bursa yang sudah maju.

Risiko investasi di bursa efek yang maju seperti Amerika Serikat diukur dengan simpangan baku dari tingkat pengembalian yang besarnya 7,5%-15%. Adapun risiko investasi Bursa Singapura di antara 10% sampai dengan 20%, sedangkan di Bursa Efek Indonesia risiko cukup tinggi, sekitar 40%, bahkan apabila dilihat bulanannya sebesar 5%. Bursa regional sekitar negara ASEAN mempunyai risiko di atas 25% dan di bawah 40%.

Tingginya risiko (standard of deviation of return) ini juga menyatakan bahwa Bursa Efek Indonesia dapat memperoleh untung.

Bursa Efek Indonesia juga dapat disebut sebagai bursa yang masih kurang efisien. Biasanya, para pakar keuangan menyatakan, untuk mendapatkan capital gain yang besar, investor harus bermain saham pada bursa yang kurang berkembang atau kurang efisien.

Tidak rakus

Kedua, ketika bermain saham, investor tidak perlu rakus dan emosional. Artinya, investor tidak perlu mencari keuntungan atau capital gain yang cukup tinggi. Jika sudah memperoleh keuntungan 20% sampai dengan 25%, investor bisa secara langsung melakukan penjualan saham. Jika saham tersebut turun kembali, maka dilakukan pembelian kembali. Investor tidak perlu menunggu sampai capital gain yang tinggi, misalnya sampai 100%, karena kejadian ini biasanya pada periode yang panjang.

Setelah menjual saham yang meningkat 25% tersebut, maka investor berpindah kepada saham yang kelihatannya belum naik. Apabila saham yang baru tersebut telah meningkat sekitar 25%, investor harus keluar dari saham tersebut. Persepsi kedua ini juga memberikan arti bahwa investor harus konsisten dengan metode yang dipergunakan mengenai besaran persentase.

Ketiga, investor harus tidak melakukan investasi sangat besar pada saham yang sangat fluktuatif. Biasanya, saham yang sangat fluktuatif sudah dikelola oleh investor yang sangat pintar sehingga investor tidak mungkin melawan investor tersebut walaupun ada pernyataan bahwa investor dapat mengambil keuntungan pada saham yang fluktuatif. Artinya, investor harus melakukan penyelidikan atau memahami saham-saham yang berfluktuatif di bursa.

Investor bisa masuk ke saham tersebut, tetapi tidak diketahui oleh pemain saham (market maker) agar tidak mengalami keuntungan. Investor bila perlu mengikuti pemain pasar saham tertentu sehingga sama-sama mengalami keuntungan dengan pemain pasar saham.

Informasi lengkap

Keempat, investor harus mempunyai informasi yang lengkap atas semua saham yang dimiliki dan ditransaksikan. Investor harus mau bertanya dan membaca berita dari koran ataupun dari hasil analisis analis di mana investor melakukan transaksi. Informasi yang lengkap membuat investor dapat membuat keputusan untuk melakukan transaksi.

Untuk mendapatkan informasi, investor harus banyak berdiskusi tentang saham kepada analis yang menganalisis saham. Investor jangan berpatokan pada informasi yang sangat sederhana. Informasi yang diperoleh bisa saja dari surat kabar atau media elektronik karena sangat luasnya informasi yang diinginkan.

Kelima, investor harus mempunyai metode analisis sehingga investor dapat memperoleh capital gain yang diharapkan. Investor tidak bisa menggunakan investasi dengan metode investasi jangka panjang karena kebutuhan dana untuk kehidupan sehari-hari. Metode analisis yang dipergunakan harus menggabungkan metode analisis pendekatan fundamental dan pendekatan teknis. Kedua metode ini harus dipergunakan agar bisa memperoleh capital gain walaupun sebenarnya masing-masing pendekatan bisa memberikan capital gain.

Rasional

Keenam, investor harus bersikap rasional walaupun juga bisa tidak rasional. Pentingnya rasional ini untuk
memberikan keputusan yang dapat diterima sehingga bisa memperoleh capital gain. Tidak rasionalnya investor dipengaruhi oleh situasi atau persoalan ketika bermain saham.

Ketujuh, investor harus menggunakan kerangka empat huruf yang dikenal dengan 4C, yaitu cool, calm, confident, dan consistent. Penggunaan 4C ini membuat investor lebih bijak dan sangat luas memandang ke depan. Dalam bermain saham, sebenarnya teknik trading yang baik sangat dibutuhkan dan membutuhkan 4C tersebut.

KOMPAS

- Muhammad Idham Azhari

Sunday, August 8, 2010

INVESTASI: Bisakah Pensiunan Bermain Saham?

Minggu, 8 Agustus 2010 | 04:12 WIB

Adler Haymans Manurung - praktisi keuangan

Masa pensiun biasanya dianggap sebagai masa menikmati hidup karena mereka sudah menabung (termasuk berinvestasi). Apakah seorang pensiunan bisa bermain saham?

Dua Minggu terakhir harga saham mengalami peningkatan yang cukup menarik dan membuat berbagai pihak ingin ikut bermain saham. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah menembus angka 3.000 di mana angka ini dianggap angka yang paling bersejarah karena IHSG akan bisa menembus angka berikutnya, misalnya 3.500, dan seterusnya. Jika memerhatikan IHSG yang merangkak naik, sudah selayaknya pemain saham ikut serta menikmati keuntungan yang akan terjadi, termasuk pensiunan yang bermain saham.

Sebelum membahas pensiunan bermain saham, maka terlebih dahulu harus dipahami tujuan dana yang digunakan untuk bermain saham tersebut. Apakah bermain saham untuk mendapatkan capital gain yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, atau untuk investasi saham di mana hasilnya bukan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.

Risiko

Pensiunan juga harus memahami beberapa hal. Pertama, bermain saham mempunyai risiko. Risiko yang dimaksudkan bahwa harga saham mempunyai pergerakan yang naik atau turun dan lebih dikenal mempunyai volatilitas. Volatilitas harga saham di Indonesia sangat tinggi apabila dibandingkan dengan volatilitas harga saham di Singapura, Amerika Serikat, Hongkong, London, dan negara di Asia lainnya.

Jika harga saham naik terus, hal itu tidak membuat persoalan bagi pensiunan. Akan tetapi, harga saham yang terus-menerus turun akan menjadi persoalan bagi pensiunan. Apabila pensiunan melihat asetnya turun drastis dalam hitungan jam, maka pensiunan bisa berakibat jantung berdetak.

Kedua, bermain saham di bursa memerlukan waktu agar investasi yang dilakukan dapat menghasilkan capital gain dan dapur pensiunan berasap. Waktu yang diperlukan adalah waktu untuk melihat pergerakan harga saham, bisa langsung ke Bursa Efek Indonesia atau melalui broker saham yang tercatat di Bapepam. Pensiunan harus menjadi trader apabila ingin berinvestasi atau bermain saham karena pensiunan membutuhkan dana untuk keperluan sehari-hari.

Sebenarnya, banyak investor saham di pasar Amerika Serikat (New York) hidup dari hasil bermain saham. Investor memperoleh capital gain untuk kehidupannya sehingga investor perlu ke broker untuk menyaksikan monitor komputer dalam rangka melihat perubahan harga saham yang bersangkutan.

Ketiga, dana untuk digunakan bermain saham sebaiknya tidak seluruh dana yang dimiliki karena pensiunan harus mempersiapkan dana tunai atau dana yang bisa diambil atau dicairkan secepatnya. Artinya, investor atau pensiunan harus memahami mengenai alokasi aset yang dimiliki, tidak seluruhnya pada aset tertentu dalam hal ini hanya saham. Pensiunan harus memiliki dana yang diinvestasikan pada aset yang memberikan bunga di mana bunganya digunakan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.

Jangka panjang

Kelima, pensiunan juga harus memahami bahwa investasi pada saham merupakan investasi jangka panjang. Semakin lama investasi pada saham, maka semakin tinggi capital gain yang diperoleh. Kejadian ini sudah sangat dialami oleh investor di Amerika Serikat. Oleh karena itu, mereka suka berinvestasi pada saham dan dengan pandangan yang cukup panjang pula.

Keenam, pensiunan harus bermain saham pada saham yang mempunyai likuiditas yang tinggi atau
saham yang ketika dijual atau ditawarkan di bursa langsung ada pembelinya. Harga yang ditawarkan juga harus harga yang sesuai dengan nilai intrinsiknya atau sekitar nilai wajar atau nilai pasar saham diperdagangkan. Jika pensiunan bermain saham pada saham yang tidak likuid, maka pensiunan akan menemukan persoalan bahwa pensiunan belum bisa mendapatkan dananya sesuai dengan harapan karena saham tidak dapat dijual akibat belum ada yang membelinya.

Ketujuh, pensiunan yang bermain saham sebaiknya harus banyak mendapatkan informasi. Informasi ini sangat diperlukan dalam rangka bermain saham. Informasi yang diperoleh tidak membuat pensiunan salah mengambil keputusan dalam bermain saham. Informasi membuat mereka membeli saham di mana saat tersebut paling layak menjual saham karena harga saham diprediksi akan mengalami penurunan karena pemerintah akan menaikkan tingkat bunga.

Setelah membeli saham pensiunan tersebut, harga saham mengalami penurunan sehingga pensiunan tidak berani melakukan cut loss, akibatnya menunggu sampai harga saham tersebut mengalami kenaikan. Tidak naiknya harga saham bisa juga membuat pensiunan menjadi stres karena capital gain tidak diperoleh dan akibatnya kebutuhan sehari-hari tidak terpenuhi.

Pensiunan bisa melakukan diskusi dengan berbagai pihak, terutama para broker termasuk analisnya untuk mendapatkan informasi dalam rangka mengambil keputusan bermain saham. Pensiunan harus bisa berdiskusi secara mendetail dan juga harus memprediksi di masa mendatang.

Pensiunan juga bisa mendekati pihak-pihak yang pintar bermain saham dan selalu mengikuti gerakan pemain saham tersebut. Apabila pemain saham tersebut membeli saham, maka pensiun harus membeli dan apabila pemain saham yang pintar tersebut menjualnya, maka pensiun juga menjual asalkan investor tahu betul pemain saham yang pintar tersebut. Intinya, pensiunan harus hati-hati dan kumpulkan semua informasi sebelum mengambil keputusan.

KOMPAS

- Muhammad Idham Azhari

Thursday, August 5, 2010

Heboh! Dua Gadis Bule Nyanyi "Keong Racun"

Kamis, 5 Agustus 2010 | 01:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -
Aksi Shinta dan Jojo menari-nari genit sambil menggerakkan bibirnya mengikuti lirik lagu "Keong Racun" di situs YouTube mengundang banyak perhatian. Tak hanya dari kalangan publik Tanah Air, tapi juga publik mancanegara.


Belakangan aksi dua mojang Bandung itu, juga diikuti dua gadis bule yang meniru aksi Shinta dan Jojo di situs YouTube. Sejak Rabu (4/8/2010) sore, aksi dua gadis bule bernyanyi lip sync lagu "Keong Racun", mulai mencuri perhatian.

Sejumlah komentar pun bermunculan menyusul aksi mereka dalam video berjudul Keong Racun-Bule Version berdurasi 5,08 menit itu. Yang menarik, tentu saja karena salah satu dari gadis tersebut menari-nari genit dan lumayan paham dengan lirik lagu "Keong Racun" yang menyebar bak virus itu.

Hingga saat ini, belum diketahui pasti siapakah kedua gadis tersebut dan dari negara mana mereka berasal. Namun sejak beredar pada Rabu (4/8/2010), kemunculan mereka langsung memancing banyak komentar dan sempat menjadi perbincangan hangat di sejumlah situs jejaring sosial, tak terkecuali situs microblogging twitter.

Bahkan kabar beredarnya video "Keong Racun" versi bule ini sempat menjadi pembicaraan hangat (trending topic) di situs tersebut. Pada Rabu sore, "Keong Racun" sempat menduduki posisi kedua trending topic di twitter mengalahkan pembicaraan soal film Last Airbender dan Inception, yang dibintangi aktor Leonardo DiCaprio itu.

(EH)

KOMPAS

Sunday, August 1, 2010

INVESTASI: Kesehatan Keuangan

Minggu, 1 Agustus 2010 | 02:35 WIB

Oleh Elvyn G Masassya - praktisi keuangan

Kenapa Anda ke dokter? Karena Anda tidak ingin sakit, tentunya. Nah, general check-up bukan hanya dibutuhkan oleh tubuh, tetapi juga oleh kondisi keuangan. Kapan terakhir Anda melakukan check up terhadap kondisi keuangan Anda?

Hitung ulang berapa penghasilan Anda per bulan, lalu hitung juga berapa total pengeluaran per bulan. Apakah hasilnya masih surplus? Kalau ya berapa persen, surplus Anda dibandingkan dengan total penghasilan. Atau malah defisit? Berapa besar? Lalu bagaimana cara Anda menutupi defisit tersebut? Sangat mungkin Anda berutang, misalnya dengan menggunakan kartu kredit. Kalau situasi ini berlangsung terus, berarti keuangan Anda memang ”sakit” dan akan menjadi masalah besar jika terus dibiarkan. Agar tidak menjadi masalah, coba cermati dulu bagaimana kondisi kesehatan keuangan Anda dengan menjawab beberapa pertanyaan di atas.

Yang utama adalah, apakah keuangan Anda setiap bulan mengalami surplus atau defisit. Umpamakan penghasilan Anda Rp 10 juta. Lalu biaya pengeluaran, termasuk untuk membayar utang, adalah sebesar Rp 10 juta juga atau malah lebih. Kalau faktanya seperti ini, kondisi keuangan Anda berada dalam keadaan tertekan. Kenapa? Karena untuk menutupi biaya pengeluaran saja, penghasilan Anda sudah tidak memadai.

Lalu apa solusinya? Naikkan penghasilan dan atau kurangi pengeluaran. Untuk menaikkan penghasilan memang bukan perkara mudah. Akan tetapi, untuk mengurangi pengeluaran bukan pula tidak mungkin. Salah satu caranya adalah dengan mengurangi angsuran utang Anda. Nilai angsuran diturunkan sehingga Anda masih memiliki cash flow positif. Memang, di sisi lain, utang Anda boleh jadi akan lebih lama lunasnya. Namun, paling tidak, pengeluaran Anda lebih kecil ketimbang pengha- silan. Akan tetapi, ini pun dengan catatan Anda tidak membuat utang baru.

Jika realitasnya adalah sebagaimana dipaparkan di atas, apakah kondisi keuangan Anda tergolong sehat? Kondisi keuangan seperti itu masih dalam keadaan kurang sehat. Artinya, cash flow Anda tidak defisit, tetapi tidak ada dana lebih yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan keuangan Anda. Dengan kata lain, kondisi keuangan Anda akan seperti itu seterusnya. Aset juga tidak akan bertambah.

Fase sehat

Bagaimana agar kondisi keuangan bisa masuk dalam fase cukup sehat? Harus ada surplus yang bisa dialokasikan untuk mencapai suatu tujuan keuangan. Seperti contoh di atas, katakanlah penghasilan Anda sebesar Rp 10 juta. Lalu, katakanlah Anda lebih hemat sehingga pengeluaran Anda umpamakan hanya sebesar Rp 7 juta per bulan. Berarti, Anda memiliki surplus sebesar Rp 3 juta.

Apakah kondisi keuangan seperti ini sudah bisa dianggap sehat? Tunggu dulu. Cek lagi tujuan keuangan Anda. Katakanlah dalam dalam 5 tahun mendatang Anda ingin memiliki aset senilai Rp 300 juta. Berarti, setiap tahun Anda mesti mengalokasikan Rp 60 juta. Dengan kata lain, setiap bulan mesti tersedia Rp 5 juta. Padahal, surplus yang Anda miliki hanya sebesar Rp 3 juta. Konkretnya, meskipun setiap bulan keuangan Anda surplus, tetapi tujuan keuangan Anda 5 tahun mendatang tidak akan tercapai.

Lantas di mana masalahnya? Surplus Anda kurang besar. Ini bisa terjadi karena struktur pengeluaran Anda yang masih kurang optimal. Kurangi pengeluaran yang kurang perlu. Mungkin Anda mengatakan semua pengeluaran Anda adalah perlu. Oke, itu hak Anda. Akan tetapi, coba cek, dalam struktur pengelu- aran Anda ada komponen biaya konsumsi dan juga komponen utang. Bagaimana strategi keuangan Anda dalam menyelesaikan utang?

Jika Anda mampu mengurangi biaya konsumsi dan pembayaran utang Anda sebesar Rp 2 juta per bulan, Anda akan memperoleh surplus sebesar Rp 3 juta + Rp 2 juta atau sejumlah Rp 5 juta. Namun, di sisi lain, tentu saja konsumsi Anda mesti dikorbankan dan utang Anda masih akan terus berlangsung. Akan tetapi, tidak mengapa, sepanjang Anda mampu melunasinya kendati dalam waktu yang cukup panjang.

Dana darurat

Jika Anda mampu melakukan langkah di atas, kondisi keuangan Anda berada dalam kategori cukup sehat. Ya, cash flow Anda tidak defisit dan memiliki surplus untuk mencapai tujuan keuangan yang masih sederhana. Namun, keuangan Anda tetap belum aman. Kenapa? Karena Anda belum memiliki yang namanya emergency fund dan dana darurat.

Pernahkah Anda terpikir kalau tiba-tiba terjadi krisis ekonomi, lalu perusahaan tempat Anda bekerja bangkrut dan Anda mengalami PHK? Semua itu memang tidak diinginkan. Akan tetapi, sekali lagi, hal tidak terduga bisa saja terjadi. Oleh karena itu, Anda mesti berjaga-jaga dalam bentuk emergency fund. Berapa besar? Tergantung Anda. Namun, lazimnya, nilai dana yang tersimpan dalam rekening emerging fund harus sekitar 6 bulan penghasilan. Kenapa 6 bulan? Karena dalam kurun waktu 6 bulan diharapkan Anda sudah memperoleh pekerjaan baru.

Kesimpulannya, kondisi keuangan baru bisa dianggap sehat jika cash flow keseharian Anda positif, memiliki surplus dana yang dialokasikan untuk mencapai tujuan keuangan di masa mendatang, baik melalui tabungan maupun investasi lainnya, dan juga memiliki alokasi dana untuk berjaga-jaga. Namun, mesti diingat, ketiga hal di atas tidak diukur dari nilai nominal, melainkan dari perspektif tujuan keuangan pribadi.

KOMPAS