BLOGSPOT atas

Sunday, April 25, 2010

Pola-pola Harga Saham

Minggu, 25 April 2010 | 04:27 WIB

Adler Haymans Manurung - praktisi keuangan

Dua minggu lalu telah dibahas mengenai pergerakan harga saham yang dibuat dalam bentuk chart (grafik). Berdasarkan grafik tersebut investor dapat mengambil keputusan untuk membeli atau menjual saham. Selanjutnya, investor akan bertanya, apakah hanya itu saja yang dapat digambarkan oleh pergerakan harga saham? Apakah tidak ada informasi lain yang bisa digunakan untuk mengambil keputusan? Mengingat investor ingin membeli saham dan memperoleh keuntungan di masa mendatang.

Pola (pattern) pertama yang sering kita lihat bahwa harga saham tersebut mempunyai kecenderungan menurun dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Pada pola ini harga saham tersebut mengalami drop tajam sampai sekitar 20 persen sampai dengan 30 persen dari harga sebelumnya dan kemudian naik lagi sebesar 10 persen sampai 25 persen dari harga sebelumnya. Harga tersebut terus juga mengalami penurunan seperti uraian sebelumnya sehingga terjadi pola yang menurun dalam jangka waktu panjang maupun pendek.

Pola kedua yang juga ditunjukkan adalah harga saham tersebut berfluktuasi mengalami peningkatan dari harga sebelumnya sampai pada level tertentu, baik terjadi dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Kenaikan yang dilihat secara jangka panjang bukan menyatakan bahwa harga saham tersebut tidak mengalami penurunan. Penurunan terjadi juga.

Biasanya, manusia yang kegemukan juga tidak baik karena ada kemungkinan menimbulkan penyakit. Harga saham juga demikian. Bila terus mengalami kenaikan juga tidak bagus karena harga yang terjadi bukan karena harga wajar, melainkan terjadi harga yang menggelembung (buble). Investor yang belakangan membeli akan mengalami kerugian bila harga drop tajam dari harga yang dibeli investor pada saat harga ketinggian. Investor melakukan pembelian ketika harga naik dan menjualnya ketika harga berfluktuasi turun dan tindakan ini dilakukan berulang-ulang sehingga investor mengalami keuntungan.

Pola ketiga, harga saham tersebut berfluktuasi pada level harga tertentu dan tidak bergerak naik atau turun kepada level yang lain. Artinya, harga saham tersebut mengalami penurunan sedikit dan naik lagi pada posisi semula. Kemudian harga tersebut naik lagi sekitar 5 persen dan turun kembali pada posisi semula sehingga harga saham tersebut kelihatan stationer pada harga tertentu.

Investor yang smart bisa mengalami keuntungan pada pola harga ini. Investor melakukan pembelian pada level harga keseimbangan dan menjualnya pada saat naik 5 persen. Bila harga mempunyai kecenderungan turun, investor melakukan penjualan dan membeli kembali di harga lebih yang dilaksanakan pada satu hari. Artinya, pembelian dan penjualan dilakukan pada hari yang sama dan sering disebut dengan teknik netting dan dimungkinkan terjadi di sekuritas tempat investor bertransaksi. Kelihatannya bursa tutup mata akan hal ini.

Selanjutnya, investor juga bisa melihat pola jangka pendek, yaitu pola terjadi dua titik puncak. Harga saham tersebut mengalami kenaikan sampai pada level harga tertentu dan turun kembali pada level tertentu dan naik lagi sampai pada level tertinggi sebelumnya.

Artinya, pola harga terjadi pada dua puncak untuk periode yang pendek. Pola ini juga terjadi pada harga yang turun dengan dropnya harga atau juga turun secara perlahan sampai pada level tertentu dan naik pada level tertentu dan kembali turun sampai pada level terendah sebelumnya dan kembali naik terus sehingga terjadi dua level terendah yang sama posisinya.

Pada dua pola ini investor bisa mengambil keuntungan dengan melakukan tindakan transaksi dagang (trading) saham. Pola ini kerap dilakukan oleh investor yang masih muda karena fluktuasinya harga, sementara investor yang berumur tidak layak melakukan transaksi ini.

Pola sebelumnya menceritakan adanya dua level tertinggi dan terendah. Harga saham juga mempunyai kemungkinan tiga level tertinggi atau terendah, bahkan bisa sampai empat level. Investor bisa memanfaatkan level harga tersebut untuk mendapatkan keuntungan dan menikmati bermain saham.

Pola ”manusia”

Investor juga bisa melihat terjadi pola harga yang membentuk bukit kecil dan kemudian bukit besar dan bukit kecil. Pola ini sama seperti pola manusia bagian atas. Polanya membentuk bahu (shoulders) kemudian bentuk kepala (head) dan kemudian pola bahu. Pola ini dikenal dengan pola shoulders head shoulders (SHS) pada analisa teknis. Investor akan memperoleh keuntungan yang cukup besar bila bisa memahami pola harga saham ini.

Investor mulai membeli saham pada harga ketika shoulders sudah terjadi. Harga saham mengalami peningkatan dan kembali agak turun membentuk penurunan dan investor mengambil tindakan menjual saham. Jika harga saham tersebut sudah mencapai level harga yang terendah pada pola bahu sebelum pola kepala terjadi, investor kembali membeli dan naik sedikit investor melakukan tindakan jual sehingga investor mengalami keuntungan.

Harga saham juga bisa membentuk seperti kuali penggorengan yang tidak begitu tinggi. Pola ini dikenal dengan saucers bisa terbuka ke atas atau terbuka ke bawah. Bila saucers terbuka ke atas, posisi harga mengalami penurunan dan kemudian naik. Investor harus membeli ketika sudah terendah dan kelihatannya cenderung naik sehingga investor mengalami keuntungan. Bila saucers terbuka ke bawah, sama seperti kuali ditelungkupkan sehingga harga cenderung naik dan turun kembali. Investor harus membeli ketika harga naik dan menjualnya ketika harga masih posisi melandai atau mengalami penurunan.

Adanya pemahaman pola harga dalam jangka pendek maupun jangka panjang membuat investor bisa mengambil keputusan pada pola harga saham tersebut. Investor tidak bisa meninggalkan begitu saja saham yang dibeli dan tidak dipantau secara saksama. Investor harus mempunyai waktu yang cukup bila menggunakan pola harga saham yang diuraikan sebelumnya. Risiko juga pasti dijumpai investor ketika melakukan transaksi saham pada berbagai pola yang diuraikan. Tetapi, kehati-hatian investor sangat dibutuhkan agar terjadi keuntungan. Selamat berinvestasi.

KOMPAS

No comments: