BLOGSPOT atas

Sunday, December 27, 2009

Melayani Obrolan Calon Pembeli

Minggu, 27 Desember 2009 | 03:54 WIB

Sejak internet berkembang di Tanah Air, semakin banyak bisnis yang dikelola melalui dunia maya. Coba saja cari di mesin pencari Google dengan kata kunci ”bisnis online” atau ”toko online”, maka keluarlah jutaan situs yang menjual berbagai macam produk barang maupun jasa.

Bagi mereka yang terjun ke bisnis di dunia maya, dibutuhkan kreativitas agar situs bisnis mereka dilirik pengunjung di antara jutaan situs lainnya. Bayu Amperiawan mengaku punya cara agar situs yang dibuatnya langsung muncul ketika orang mengetik kata ”toko coklat” di mesin pencari Google. Namun, ia enggan mengungkap rahasia cara memunculkan situsnya agar tampil di urutan pertama peringkat Google.

Agar konsumen merasa aman membeli cokelat dari toko virtualnya, Bayu dan Lisnawati mendaftarkan produknya ke Departemen Kesehatan. Pada kemasan produk yang dikirim kepada pembeli, Lisnawati juga selalu mencantumkan tanggal kedaluwarsa.

Sementara itu, Felicia memperkenalkan situs bisnisnya melalui blog dan jejaring sosial semacam Facebook. Semua orang yang tercatat menjadi temannya di jejaring sosial tadi ia undang untuk berkunjung ke Kadoplus. Felicia juga memperkenalkan situsnya dengan cara menyebar brosur di tempat keramaian.

Untuk mendapatkan kepercayaan pelanggan, Susan dan Irene, pemilik Toko Djiraf, membuka jalur khusus yang bisa diakses melalui program obrolan di dunia maya. Program obrolan ini bisa diakses pada jam kerja, setiap hari Senin-Jumat pukul 10.00-17.00. Sedangkan pada hari Sabtu, layanan obrolan ini hanya bisa sampai pukul 13.00. ”Pembeli biasanya bertanya tentang detail produk yang dijual melalui program obrolan tadi,” tutur Irene.

Menurut Irene, pengalaman berbisnis melalui online sangat berbeda dengan menjual barang langsung di toko. ”Kami harus bisa menanamkan kepercayaan kepada konsumen karena mereka tidak melihat langsung barangnya. Kadang ada konsumen yang ragu soal kualitas barang dan urusan pengiriman karena takut tidak sampai,” ungkap Irene. Djiraf mempertahankan ciri khas tokonya dengan tetap mempertahankan produk buatan mereka sendiri yang terbuat dari kertas, kayu, dan tanah liat.(IND/IYA)

KOMPAS

No comments: