BLOGSPOT atas

Wednesday, September 30, 2009

From Permission to Confirmation-Based Marketing

Rabu, 30 September 2009 | 09:17 WIB

KOMPAS.com - Di era New Wave ini, kita sudah menjelaskan sebelumnya bahwa prinsip dan praktek targeting sudah harus berubah menjadi confirmation. Pertama, karena pada dasarnya ia merupakan langkah yang top-down, tidak sesuai dengan New Wave yang horisontal. Kedua, karena bukan lagi segmen pasar yang dituju oleh pemasar, namun komunitas konsumen.

Proses yang dilakukan dalam hal komunitasi sendiri pada dasarnya ada tiga. Pertama, kita eksplor terlebih dahulu komunitas yang ada (by-default) atau yang potensi untuk dibentuk (by-design). Satu hal yang kita cari dan eksplor dengan dalam adalah kedekatan antar membernya satu sama lain yang memiliki kesamaan yang kentara dalam hal tujuan (purposes), nilai-nilai (values) dan ketertarikan (interest), atau yang biasa disebut dengan istilah PVI.

Komunitas yang ideal bagi pemasar untuk diajak kolaborasi adalah komunitas yang PVI-nya sesuai dengan karakter perusahaan. Dengan kata lain, pada dasarnya yang dicari adalah komunitas yang dapat membuat perusahaan seperti berkaca pada dirinya sendiri.

Hal kedua yang dilakukan adalah melakukan permission seperti yang dikatakan oleh Seth Godin itu tadi. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, perusahaan di era New Wave ini tidak lagi asal menarget atau membidik konsumen-konsumennya di dalam komunitas. Mereka sekiranya mengajukan kata ’permisi’ atau memohon izin terlebih dahulu dengan konsumen di komunitas untuk diajak saling kerjasama dan kolaborasi.

Hal ketiga adalah confirmation. Meminta izin menjadi teman komunitas tidak menjamin si pemasar secara otomatis diterima keberadaannya. Karena pada dasarnya pemasar bisa di-confirm dan juga bisa di-ignore. Langkah confirmation ini menjadi horisontal karena langkah ini dijalankan dua arah. Bukan saja perusahaan yang mengkonfirm sebuah komunitas karena kemiripannya dengan karakter merek perusahaan, namun juga si komunitas sendiri harus mengkonfirm bahwa perusahaan yang ingin masuk ke dalam komunitas tersebut adalah ‘teman’ yang baik.

Bagaimana Pendapat Anda?


Hermawan Kartajaya

KOMPAS

No comments: