BLOGSPOT atas

Sunday, August 30, 2009

Investasi & Keuangan: Bermain Saham "Medium Cap"

Minggu, 30 Agustus 2009 | 03:15 WIB

Adler Haymans Manurung - praktisi keuangan

Bermain saham berkapitalisasi besar telah diuraikan pada tulisan dua minggu lalu. Masih ada saham berikut, yaitu saham berkapitalisasi menengah yang dikenal sebagai saham medium cap atau saham lapis kedua. Saham ini merupakan saham yang mempunyai kapitalisasi pasar di bawah saham kapitalisasi saham besar dengan kapitalisasi pasar antara Rp 300 miliar dan Rp 750 miliar. Bila pasar membesar, besaran angka ini akan berubah.

Pergerakan harga saham di bursa dapat dianalogikan seperti kereta api yang menaiki perbukitan. Gerbongnya dikelompokkan menjadi tiga besar.

Gerbong pertama dimulai dengan kepala kereta api dan satu dua gerbong pembawa penumpang. Biasanya gerbong penumpang di bagian depan dianggap spesial sehingga dalam permainan saham dianggap saham berkapitalisasi besar. Gerbong berikutnya merupakan kelas yang sedikit lebih rendah, dikenal sebagai saham berkapitalisasi medium. Gerbong berikut kelasnya paling murah dan dianggap sebagai saham berkapitalisasi kecil.

Rangkaian kereta api akan diawali gerbong paling depan sehingga bila saham akan bergerak naik atau turun, akan dimulai dengan saham berkapitalisasi besar. Biasanya saat gerbong paling utama dan kepala kereta sudah sampai di puncak perbukitan, gerbong berikut baru mulai menaiki perbukitan. Ketika gerbong utama sudah menurun, gerbong tengah akan mencapai puncak dan gerbong paling belakang mulai menaiki perbukitan. Analogi inilah yang terjadi pada permainan saham.

Indikator

Saham lapis kedua mulai naik harganya bila harga saham berkapitalisasi besar sudah mencapai puncak. Besaran puncak kenaikan ini tidak ada satu ahli pun yang menyatakan angkat tepatnya. Bisa jadi 20 % atau bahkan di atas 100 %. Tetapi, pemain yang sangat pintar akan memiliki perhitungan. Angka yang digunakan tingkat bunga yang berlaku ditambah premium risiko bermain saham. Tingkat bunga bisa dianggap tingkat bunga bebas risiko yang paling tinggi, bukan bunga deposito bank.

Saat ini tingkat bunga wajar sekitar 6,5 %, maka premi risiko secara agregat sebesar 6 %-8 % (sesuai berbagai penelitian), dengan jumlah kedua hasil ini sekitar 12,5 % sampai 14,5 %. Artinya, bila terjadi kenaikan 14,5 % saham tersebut dalam jangka pendek, maka selayaknya keluar mencari saham lain yang belum naik. Patokan angka ini bisa juga dipergunakan investor karena saham yang sudah naik sekitar 15 % dalam jangka pendek akan menurun sementara waktu dan kemudian naik lagi sesuai informasi yang diperoleh.

Investor bisa melihat indeks saham berkapitalisasi besar yang dihitung berbagai lembaga di www.finansialbisnis.com. Kenaikan indeks saham berkapitalisasi besar bisa digunakan sebagai bahan masuk ke saham kelompok medium cap. Bila indeks saham berkapitalisasi besar mendatar atau tidak turun, maka sudah ada indikasi kenaikan saham medium cap. Investor sudah harus mulai masuk untuk membeli saham. Dana investor yang ditransaksikan dalam saham berkapitalisasi besar dikeluarkan dengan cara menjual saham tersebut lalu membeli saham berkapitalisasi medium.

Ada puluhan saham kelompok medium cap yang dapat dibeli sekaligus bersamaan atau beberapa saham lebih dulu lalu beberapa saham lagi setelah keluar. Biasanya, saham berprospek bagus akan mulai naik harga. Investor harus mencari informasi lebih detail dalam rangka mendapatkan saham terbaik untuk dibeli.

Dalam bermain saham, investor membeli prospek perusahaan. Karena adanya prospek, terjadi kenaikan harga dan investor mendapat keuntungan atas kenaikan harga tersebut. Bila perusahaan tidak memiliki prospek, kemungkinan harga saham tersebut tidak akan naik.

Informasi

Informasi mengenai saham sangat banyak berkeliaran di bursa, baik analisis mendalam analis pasar atas informasi perusahaan maupun rumor. Bahkan dapat beredar informasi untuk membujuk investor bermain saham walaupun tidak ada informasi sebenarnya. Adanya transaksi saham tersebut membuat pemain saham bisa menangguk keuntungan. Dengan demikian, informasi tersebut harus benar-benar diperhatikan investor dalam bermain saham di bursa terutama untuk saham kelompok ini.

Bila harga saham ini sudah tidak bergerak dan tidak ada informasi beredar untuk membuat saham naik, maka sebaiknya investor harus menjual dan mencari saham lain yang berprospek.

Bila strategi investasi investor untuk jangka panjang, maka informasi internal perusahaan sangat dibutuhkan agar tidak salah memilih saham medium cap. Bila sudah mendapat informasi internal sesuai uraian sebelumnya, maka likuiditas saham perlu diperhatikan.

Likuiditas kecil tidak perlu dibeli karena investor akan kerepotan untuk menjualnya kemudian. Bila investor mempunyai strategi trading, maka investor harus memilih saham yang paling likuid dan harga sahamnya berfluktuasi agar mendapat keuntungan. Investor juga memerhatikan rumor dalam perdagangan saham karena rumor membuat saham berfluktuasi. Investasi harus jangka pendek benar dengan memerhatikan bila kenaikan 3 %-5 %, maka investor sudah harus menjual.

Dalam bermain saham medium cap, investor juga menghadapi risiko rugi. Salah satu risiko terbesar adalah risiko likuiditas, yaitu tersedia likuiditas dalam jangka pendek, tetapi tiba-tiba tidak ada likuiditasnya. Kecermatan dan perhatian yang baik bisa membuat investor untung. Selamat berinvestasi.

KOMPAS

1 comment:

Anonymous said...

Good dispatch and this post helped me alot in my college assignement. Gratefulness you as your information.