BLOGSPOT atas

Tuesday, July 28, 2009

BlackBerry Termurah, Curve 8520, Akhirnya Dirilis

Selasa, 28 Juli 2009 | 21:13 WIB

ONTARIO, KOMPAS.com - Setelah dinanti-nanti, Research In Motion (RIM) akhirnya merilis tipe baru BlackBerry yang diusung sebagai handset termurah dibandingkan tipe-tipe sebelumnya, Senin (27/7) waktu setempat. BlackBerry tipe Curve 8520 ini sebelumnya banyak disebut dengan nama Gemini.

Konsumen pertama yang akan menikmati produk baru ini adalah di AS dan Inggris mulai awal Agustus 2009 nanti. Di AS, RIM menggandeng T-Mobile yang akan menawarkan harga tiap unit 129.99 dollar AS dengan kontrak langganan dua tahun mulai 5 Agustus. Untuk Inggris, belum ditentukan harganya dan RIM belum mengumumkan mitra operatornya.

Banyak hal baru yang hadir di handset ini yang sempat beredar menjadi rumor akhirnya menjadi kenyataan. Misalnya, Curve 8520 merupakan produk pertama BlackBerry yang menggunakan trackpad optik sebagai alat navigasi untuk menggantikan trackball.

Selain itu, Curve 8520 menjadi produk pertama BlackBerry yang dilengkapi media keys di bagian atasnya sehingga akses musik dan video, seperti play, repeat, dan mute dapat dilakukan lebih mudah. Juga ada BlackBerry Media Sync yang memudahkan sinkronisasi dengan iTunes atau Windows Media Player. Selain itu juga ada aplikasi BlackBerry App World yang merupakan bursa aplikasi untuk BlackBerry.

Sekilas penampilannya tak jauh berbeda dengan pendahulunya, BlackBerry Curve 8900 (Javelin) dengan keyboard QWERTY. Namun, ada sedikit pengurangan pada Curve 8520 seperti kamera hanya 2 megapiksel, sedangkan pada Javelin 3,2 megapiksel.

Layarnya 2,64 inci TFT LCD 320X240 piksel. Ketebalannya hanya ,39 centimeter, panjang 10,9 cm dan lebar 6 cm. Beratnya 106 gram. Beberapa fiturnya juga setara belum mendukung 3G, baru GSM/GPRS/EDGE. WiFi dan Bluetooth tak ketinggalan. Curve 8520 menggunakan prosesor 52 MHz, memori internal 256 MB, dan mendukung slot memori eksternal microSD/SDHC dari 16 GB yang kini tersedia hingga generasi berikutnya 32 GB.

RIM menjanjikan bahwa produk ini mendukung sinkronisasi di komputer Apple Macintosh. Pengguna dapat melakukan sinkronisasi informasi kontak, kalender, dan note dengan BlackBerry Desktop manager yang berjalan di Mac. Namun, aplikasi ini baru akan tersedia mulai September.
Curve 8520 tersedia dalam dua warna, hitam dan putih kebiruan.

WAH

KOMPAS

- Muhammad Idham Azhari

Monday, July 27, 2009

Tips Sukses Bangun Jaringan Sosial Online

Senin, 27 Juli 2009 | 22:02 WIB

KOMPAS.com - 600 juta orang di dunia saat ini terlibat aktif dalam penggunaan jaringan sosial online, blog, dan situs foto. Bagi Anda yang belum pernah mengikuti atau ingin memperluas jaringan yang dimiliki, tips-tips ini semoga akan bermanfaat.

1. Bersikap Selektif
Terdapat banyak sekali jaringan sosial di dunia maya, seperti Facebook, Friendster, Twitter, Flickr, MySpace. Tidak mungkin untuk mempunyai akun di semua jaringan itu. Anda harus mengetahui tujuan membuat jaringan sosial tersebut karena setiap jaringan memiliki fungsi masing-masing, seperti apakah mau menambah teman? Mengetahui apa yang orang lain sedang lakukan? Mempromosikan berbagai karya musik dan video?

2. Tetap Fokus
Untuk memiliki jaringan sosial online yang sukses, Anda harus mengecek setiap perkembangan terbaru setiap harinya.

3. Siapakah Dirimu
Tampilkanlah informasi tentang diri kamu dengan baik, tetapi jangan terlalu berlebihan supaya tidak menarik perhatian cyber-stalkers.

4. Tetap Aktif
Pastikan tetap berhubungan dengan teman-teman secara rutinm misalnya ikut diskusi online, memperbaharui status, atau memberikan komentar. Tetapi janganlah berlebihan karena bisa-bisa kamu malah di cap sebagai 'spammer' oleh teman-temanmu.

5. Have Fun
Buatlah sederhana karena berhubungan dalam jaringan sosial online sangat menyenangkan. Anda bisa menambah teman, bersosialisasi, dan berbagi kepentingan yang sama.

M7-09

KOMPAS

Sunday, July 26, 2009

Metro 10: 10 Macam Investasi Terfavorit di Indonesia

Berikut 10 macam investasi terfavorit di Indonesia. Dikutip dari Acara Metro TV, "Metro 10", pada tanggal 26 Juli 2009, pukul 23:00 WIB,

1. Tanah
2. Rumah
3. Tabungan
4. Emas
5. Saham
6. Deposito
7. Membuka Usaha
8. Properti
9. Mobil
10. Asuransi

Investasi dan Keuangan: Pemeringkatan Investasi

Minggu, 26 Juli 2009 | 04:38 WIB

Elvyn G Masassya Praktisi Keuangan

Beberapa waktu lalu ada riset pada beberapa ribu responden tentang pilihan investasi saat ini. Hasilnya, masyarakat kebanyakan menempatkan tanah sebagai pilihan teratas, diikuti pilihan investasi lain, seperti emas, deposito, obligasi, saham, tabungan, rumah, dan mobil.

Tidak begitu jelas, apakah pilihan investasi tersebut muncul dari pernyataan responden atau pihak periset yang memberi pilihan tersebut. Hal itu perlu ditanyakan karena beberapa pilihan investasi yang disebutkan sebenarnya bisa menjadi konsumtif jika tidak hati-hati menyikapinya. Karena itu, tidak ada salahnya kita bahas kembali pilihan investasi, kelebihan, dan kekurangannya.

Tanah, misalnya, jika lokasinya strategis, lazimnya dari waktu ke waktu harganya akan meningkat. Di lokasi strategis biasanya akan terjadi perkembangan ekonomi sehingga ada permintaan terhadap tanah di sekitar yang ujungnya mendongkrak harga. Jadi, kata kuncinya adalah lokasi dan ini terkait dengan informasi rencana pengembangan. Kalaupun ada rencana pengembangan, tetapi lokasi tanah tidak strategis, malah bisa kena gusur dengan ganti rugi rendah.

Investasi berbentuk tanah juga dipengaruhi faktor luas tanah dan peruntukannya di sekitar lokasi. Jika tanah yang dibeli terlalu besar dan tujuan pembeliannya dijual kembali dalam bentuk ”mentah”, ada baiknya melihat apakah di lokasi itu nantinya akan dibangun perumahan.

Selanjutnya emas yang dikenal sebagai alat investasi tradisional dalam bentuk perhiasan, digunakan sebagai ”simpanan” yang sewaktu-waktu dapat dijual kembali, bahkan jika membutuhkan dana mendesak bisa digadaikan.

Instrumen keuangan

Lantas bagaimana dengan pilihan investasi lain, seperti saham, obligasi, dan deposito? Deposito berjangka pasti memberi imbalan setiap bulan bagi pemilik dan risikonya relatif rendah. Itu pula mengapa imbal hasil deposito berjangka relatif paling rendah dibandingkan produk lain di sektor keuangan.

Saham merupakan pilihan investasi yang berpotensi memberi hasil paling tinggi daripada investasi lain. Selain potensi dividen, investor juga mendapat capital gain jika harga sahamnya naik.

Masalahnya, di bursa yang masih berkembang seperti Bursa Efek Indonesia, kenaikan harga saham tidak selalu disebabkan perbaikan fundamental perusahaan yang sahamnya diperdagangkan, tetapi bisa juga karena faktor lain. Misalnya, ”digoreng” pihak tertentu dengan cara membeli dalam jumlah besar lalu investor lain ikut-ikutan. Setelah harga meroket, penggoreng menjual kembali dan harga saham seketika ambruk.

Demikian juga obligasi. Saat ini bahkan ada obligasi ritel yang diterbitkan pemerintah. Obligasi bisa menjadi alternatif menarik investasi jangka panjang karena investor akan mendapat imbalan bunga pasti dan kemungkinan capital gain jika harga obligasi naik. Obligasi juga berisiko lebih rendah daripada saham.

Sebagian masyarakat juga menganggap tabungan dan membeli mobil adalah investasi. Benarkah demikian?

Tabungan hakikatnya bukan alat investasi karena bisa ditarik kapan dan di mana saja sehingga sifatnya lebih sebagai kemudahan transaksi dan kebutuhan likuiditas. Tingkat bunga juga tabungan jauh di bawah bunga deposito yang bahkan kalau dihitung netto bisa di bawah laju inflasi.

Lain halnya dengan mobil. Jika penggunaannya untuk diproduktifkan, dalam arti disewakan dan pemilik mobil memperoleh pendapatan, maka mobil bisa dijadikan investasi. Itu pun dengan catatan pendapatan mampu menutupi biaya operasional, masih di atas penurunan nilai kendaraan, dan bisa menutup biaya pembelian kendaraan dalam waktu tidak terlalu lama. Lazimnya, 3-5 tahun dan pada tahun kelima pemilik kendaraan bisa menjual kendaraannya untuk mendapat capital gain.

Jika kendaraan semata-mata hanya untuk keperluan pribadi, apalagi hanya dipajang di garasi, maka itu sama sekali bukan investasi melainkan konsumtif belaka.

Kesimpulannya, pilihan investasi sesungguhnya tidak bisa diberi peringkat sebab masing-masing memiliki karakteristik risiko dan potensi keuntungan berbeda. Lagi pula setiap orang memiliki tujuan keuangan yang belum tentu sama.

Idealnya investor membagi dananya ke dalam berbagai jenis investasi dengan persentase berbeda-beda, disesuaikan dengan jangka waktu dan tujuan investasi. Lalu, secara periodik mengkaji ulang portofolio investasinya dan menentukan persentase baru.

KOMPAS

Friday, July 24, 2009

Terus Diburu, Rupiah Tembus di Bawah 10.000

Jumat, 24 Juli 2009 | 09:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kurs rupiah terhadap dollar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Jumat (24/7) pagi, berhasil menembus angka Rp 10.000 per dollar AS karena aksi beli rupiah oleh pelaku pasar masih berlanjut.

"Berlanjutnya kenaikan rupiah itu sudah diperkirakan sebelumnya, sehingga menembus angka Rp 10.000 per dollar," kata Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk Rully Nova di Jakarta, Jumat.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar menjadi Rp 9.990-Rp 10.000 per dollar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp 10.028-Rp 10.035 atau naik 38 poin.

Rully Nova mengatakan, kenaikan rupiah itu karena pelaku pasar percaya bahwa Indonesia tetap merupakan pasar potensial untuk menginvestasikan dana yang dimiliki. "Kenaikan rupiah itu juga didukung oleh membaiknya harga komoditas di pasar ekspor dan masih tingginya tingkat bunga rupiah terhadap dollar," katanya.

Faktor utama yang mendorong aksi beli terhadap rupiah, menurut dia, karena pemilihan pilpres yang berjalan hanya satu putaran dan pasar regional yang terus membaik.

"Kami optimistis rupiah masih akan mendapat sentimen positif pasar, meski ada laporan bahwa negara-negara maju mengalami pembengkakan defisit anggaran," katanya.

Indonesia, lanjut dia, merupakan negara Asia ketiga setelah China dan India yang merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi terus berkembang. "Karena itu pelaku pasar asing lebih optimistis untuk menempatkan dananya di Asia ketimbang di negara-negara maju terutama di Amerika Serikat," katanya.

Menurut Rully Nova, rupiah kemungkinan akan berada tak jauh dari kisaran Rp 10.000 per dollar karena Bank Indonesia (BI) akan menjaga agar tidak melonjak lebih jauh. "BI khawatir apabila rupiah terus menguat menjauhi angka Rp 10.000 per dollar, maka produk ekspor Indonesia di pasar ekpsor kurang menguntungkan," ucapnya.

EDJ
Sumber : Ant

KOMPAS

Sunday, July 19, 2009

Gershon, di-PHK untuk Jadi Pengusaha Sablon

Minggu, 19 Juli 2009 | 08:21 WIB

KOMPAS.com — Sahabat baik tidak selamanya harus dibela mati-matian. Dalam hal tertentu, seorang sahabat harus berani menyatakan sesuatu yang pahit. Akhir Desember 2002, pemutusan hubungan kerja ternyata bukan harga mati bagi Gershon Prasetya (39) untuk bangkit menggarap sablon kaus kecil-kecilan dengan penuh kegembiraan.

Sambil menirukan pesan sahabatnya, Gershon mengatakan, ”Gershon, saya terpaksa mem-PHK kamu. Ini pilihan berat. Aku harus relakan kamu keluar. Kalau kamu tetap di perusahaan ini, kamu tidak akan berkembang.”

Sebelumnya, dia bekerja di perusahaan importir elektronik. Gershon dikenai PHK karena perusahaan tersebut tiba-tiba bangkrut. Meski berbagai biaya operasional sudah dikurangi, langkah PHK tak bisa dihindari. ”Bayangkan, sahabat yang sudah bekerja sama dan membuat saya mencapai posisi general manager di perusahaan importir elektronik akhirnya mem-PHK saya,” kata Gershon yang kini berusaha bersama istrinya Suliani, membuat kaus sablon dengan merek Joyful.

Dengan satu bulan gaji hasil PHK, Gershon memulai ”hidup baru” bersama istrinya. Di tengah kegamangan setelah dikenai PHK, Gershon mendapatkan sebuah nasihat, ”Kerjakan dari apa yang ada padamu”.

Akan tetapi, dia dalam hatinya balik bertanya, ”Apa yang ada pada kami? Istri saya hanya sekadar memberikan les privat,” ujar Gherson.

Namun, pada suatu waktu Suliani tiba-tiba mendapatkan order tas ransel sablonan. Sementara Gershon yang pernah menjadi subdistributor Semen Gresik memberanikan diri untuk mencari order di pabrik semen itu. Rupanya, pabrik semen itu membutuhkan kaus sablon yang diproduksi Gershon.

Karena tidak memiliki latar belakang usaha pembuatan kaus, Gershon diajak kerja sama dengan temannya yang memiliki perusahaan teknologi informasi.

Tidak punya modal

Tahun 2003, Gershon diminta memanfaatkan ruang usaha di kawasan Sudirman, Jakarta. Namun, setiap mendapatkan order, pembagian keuntungannya hanya 35 persen, sedangkan selebihnya, yakni 65 persen, harus diberikan kepada rekanannya.

”Waktu itu, saya mau saja. Saya enggak punya modal sama sekali untuk buka kantor di Jakarta,” kata Gershon, yang kini sudah membuka kantor pemasaran di daerah lain di Jakarta.

Hanya berjalan sekitar 1,5 tahun, Gershon tersadarkan. Kerja kerasnya tidak mendatangkan keuntungan yang semestinya bisa diraihnya. Begitu dihitung-hitung ternyata Gershon merasa dibohongi sehingga kerja sama terpecah.

Dalam komitmennya, Gershon berjanji tidak akan mengambil seluruh daftar konsumennya. Namun, apabila selama setahun, konsumen dari perusahaan kongsiannya itu tidak digarap, Gershon sedikit demi sedikit mengambil alih untuk melayani konsumen lamanya.

Lelaki bertubuh gemuk yang kini dikaruniai dua anak itu menamakan usahanya ”Joyful”. Langkah usahanya seakan mulai bersinar.

Apalagi, seorang sahabat lainnya pernah mengatakan kepada Gershon, ”Jadilah raja di bidangmu. Fokuslah. Tekuni dahulu barulah melangkah menggali potensi usaha ke bidang lain.”

Hal itu pun diyakini istrinya. Apabila pengusaha lain hanya memproduksi dengan standar promosi, Gershon lebih menekankan standar ritel. Artinya, produksinya bukan sekadar memenangi tender dan meraih order sebanyak-banyaknya, tetapi juga juga mempertahankan kualitas dengan mulai melakukan pemilihan jenis kain, teknik pewarnaan, dan desain.

”Saya selalu mengincar order dari perusahaan-perusahaan. Bukan hanya ordernya besar, tetapi juga ada repeat order yang menggiurkan, apalagi kalau perusahaan itu sudah merasa terpuaskan oleh produk saya,” kata Gershon.

Tidak heran, ordernya bisa mencapai ribuan. Kapasitas produksinya kini bisa mencapai 50.000-100.000 per bulan. Meski banyak perusahaan yang kini meliriknya, Gershon tidak ingin serakah mengejar order.

Bagi dia, kepercayaan konsumen tidak boleh dianggap enteng. Menjaga hubungan baik dan membangun jaringan di dalam pemasaran lebih diutamakan. Karena itulah, komitmen untuk tidak akan membohongi konsumen diwujudkannya dengan pengendalian kualitas produksi. Mutu produk kain yang dipasok dari perusahaan tekstil di Surabaya juga dikontrol.

Gershon dan istrinya sudah memenuhi pesanan sablon dari sebuah perusahaan televisi swasta, produsen semen, dan produsen makanan olahan.

Apabila tidak sanggup menangani sendiri, Gershon pun dengan kerelaan memberikan desainnya secara gratis untuk diproduksi orang lain.(Stefanus Osa)

Sumber : Kompas Cetak

INVESTASI & KEUANGAN: Main Saham dengan Informasi Internal

Minggu, 19 Juli 2009 | 03:15 WIB

Adler Haymans Manurung praktisi keuangan

Beberapa minggu lalu pernah dibahas mengenai bermain saham dengan informasi eksternal. Pertanyaannya, apakah ada informasi internal? Umumnya, informasi internal ini merupakan faktor penting untuk digunakan investor dalam bertransaksi.

Tuturan empiris Eugene F Fama (1970), harga saham yang ditransaksikan investor di bursa maupun di luar bursa, merupakan refleksi informasi di perusahaan. Artinya, informasi tersebut membuat harga saham naik atau turun dan perubahan ini membuat investor bertransaksi. Bila informasi tersebut sangat bagus, harga saham diduga akan naik dan sebaliknya. Investor harus mengingat, ujung seluruh informasi harus dikaitkan dengan laba bersih perusahaan pada tahun bersangkutan.

Informasi dari internal perusahaan dapat digolongkan menjadi dua kelompok besar: informasi negatif dan informasi positif.

Kedua informasi itu dapat berdampak positif maupun negatif terhadap laba bersih perusahaan. Bila informasi itu berdampak negatif, harga saham di bursa akan ditransaksikan menurun sebab investor akan langsung menjual sahamnya dan menunggu untuk membeli kembali pada harga lebih rendah. Bila berdampak positif, investor akan beradu cepat membeli saham karena kemungkinan mendapat capital gain.

Laba bersih turun karena kenaikan harga bahan baku meningkat dan harga penjualan tidak bisa dinaikkan.

Bank mengalami kredit macet cukup besar karena ada perusahaan yang mendapat kredit bangkrut atau dalam proses memburuk pendapatannya.

Informasi negatif

Umumnya, informasi negatif lamban diberitakan atau diinformasikan perusahaan kepada publik karena ketakutan penurunan harga saham. Adapun informasi positif ialah perusahaan berekspansi karena permintaan produk naik cukup tajam, perusahaan ingin mengakuisisi perusahaan yang sangat menguntungkan. Bila perusahaan mengakuisisi perusahaan yang masih dikembangkan, harga saham tidak akan naik sehingga investor harus menunggu waktu tepat untuk membeli saham.

Pada sisi lain, perusahaan tak boleh sembarangan mengumumkan informasi perusahaan. Investasi yang masih direncanakan tidak boleh diumumkan kepada publik karena bisa menyesatkan investor. Salah satu contoh, direktur mengumumkan perusahaan berencana mengakuisisi perusahaan lain. Tindakan itu salah besar karena akuisisi belum terjadi dan ada kemungkinan tidak terjadi. Akibat pengumuman ini, investor mempunyai ekspektasi laba bersih perusahaan akan naik sehingga harga saham akan naik dan investor berlomba membeli saham itu.

Bila akuisisi tidak terjadi, tetapi harga saham terlanjur naik dan investor sudah membeli lalu harga saham drop, siapa menanggung kerugian investor? Banyak sekali informasi seperti ini dilakukan direksi perusahaan terdaftar di bursa dan tidak mendapat hukuman.

Pengumuman laba bersih perusahaan setiap kuartal atau pengumuman laba bersih tahunan pada awal tahun bisa membuat harga saham drop atau naik dalam jangka pendek. Tetapi, pengumuman laba bersih bisa membuat harga saham drop terus karena laba bersih akan berlanjut menurun sampai tahun-tahun mendatang. Bila pengumuman laba bersih hanya memberi fluktuasi harga saham dalam jangka pendek, investor harus menjual karena akan drop. Bila harga drop mencapai 5-10 persen, investor harus kembali membeli karena harga saham akan berbalik naik.

Tindakan investor untuk informasi internal yang diterima bisa beragam. Sebaiknya investor harus mengecek ulang informasi yang diperoleh secara berseliweran itu. Perusahaan yang terdaftar di bursa umumnya memiliki orang yang melayani investor, disebut investor relation, kepada siapa investor bisa bertanya karena mereka mempunyai seluruh informasi perusahaan. Nomor telepon mereka ada di situs perusahaan bersangkutan.

Ada beberapa tindakan harus dilakukan investor dalam memperoleh informasi tersebut dan kembali tergantung dari jenis informasi yang diperoleh. Bila informasi tersebut berdampak positif dan jangka panjang, investor bisa langsung membeli dan menyimpannya sesuai periode yang diduga. Bila informasi negatif, investor harus menjual dengan kecepatan tinggi (beradu cepat dengan investor lain) supaya bisa menjual dengan harga lebih tinggi dan kemudian membeli kembali setelah mencapai harga tertentu agar tetap memiliki saham itu. Bila saham diduga tidak bisa naik cepat, investor tidak perlu membeli.

Investor yang memperoleh informasi positif dapat langsung membeli saham dan bisa menjual kembali setelah naik 10 persen. Bila yakin naik sampai 20 persen investor sebaiknya menunggu sampai angka tersebut dan baru menjual. Angka itu telah memperhitungkan tingkat bunga bila investor berinvestasi pada deposito atau obligasi pemerintah.

Investor juga tidak bisa bertransaksi karena memperoleh informasi dari orang dalam perusahaan (insider information), yaitu mendapat informasi privat dan langsung bertransaksi serta mendapat kapital tinggi, dikenal dengan abnormal return. Investor hanya bertransaksi dengan informasi internal bila informasi tersebut tidak diperoleh secara privat. Ada sanksi atas perbuatan yang dianggap tindak pidana tersebut. Selamat bermain saham.

KOMPAS

Sunday, July 12, 2009

Tinggalkan Trackball, BlackBerry Onyx Pakai Trackpad Optik

Minggu, 12 Juli 2009 | 14:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Salah satu fitur yang identik dengan BlackBerry saat ini adalah trackball sebagai navigasi. Namun, rumor yang berkembang di internet saat ini, BlackBerry akan mengubah navigasi pada perangkat-perangkat barunya menggunakan trackpad optik.

Produk pertama yang akan menggunakan navigasi tersebut kemungkinan BlackBerry Onyx, penerus BlackBerry Bold. BlackBerry Gemini yang merupakan penerus Curve dan BlackBerry Magnum mungkin juga menggunakan fitur yang sama. Hal tersebut diketahui dari foto-foto yang beredar dari situs dan blog.

BlackBerry Onyx kemungkinan dirilis akhir tahun ini sekitar bulan September. Sejumlah spesifikasi dasar yang sudah bocor antara lain koneksi 3G/HSDPA, WiFi, GPS, kamera 3,2 megapiksel, dan layar beresolusi 480 x 360 piksel.

Meski demikian, sampai saat ini tak ada konfirmasi dari Research In Motion selaku produsen BlackBerry mengenai kabar tersebut. Jika benar, trackball sebentar lagi menjadi masa lalu.

WAH

KOMPAS

- Muhammad Idham Azhari

INVESTASI DAN KEUANGAN: Kontrak Pengelolaan Dana

Minggu, 12 Juli 2009 | 03:04 WIB

ELVYN G MASASSYA PRAKTISI KEUANGAN

Jika Anda seorang investor dan dana yang diinvestasikan cukup banyak, maka pertanyaannya, apakah Anda melakukan investasi seorang diri atau Anda menitipkan dana Anda pada pihak lain untuk ”diputar”? Jika Anda melakukannya seorang diri, dalam arti memilih jenis investasi, menganalisis, mengambil keputusan beli ataupun jual aset investasi, Anda disebut sebagai investor aktif atau direct investor. Tetapi, jika Anda menitipkan dana Anda kepada pihak lain dan pihak lain itu yang menginvestasikan dana Anda, maka Anda disebut sebagai passive investor atau in-direct investor. Lantas, mana yang lebih baik?

Dua-duanya bisa baik dan bisa buruk. Anda tentu masih mengingat aspek personal style dan juga financial behaviour dalam mengambil keputusan investasi. Jika Anda mencoba menjadi investor aktif atau direct investor, yang paling utama adalah Anda harus tahu apa tujuan keuangan Anda dan berani mengambil risiko terhadap putusan Anda dalam mencapai tujuan keuangan melalui investasi. Namun, sering kali seorang investor aktif gagal dalam berinvestasi karena, misalnya kurang memahami karakter investasi yang dipilih atau gagal mengelola diri sendiri dalam berinvestasi.

Apa contohnya? Seorang investor yang tertarik bermain saham karena temannya juga bermain saham sering kali akan memperoleh hasil berbeda dengan yang diinginkan. Kenapa? Karena personal style kedua investor berbeda. Yang satu risk taker, yang satunya lagi adalah risk avoider. Kedua jenis personality ini tidak akan ketemu dan pasti memberikan hasil berbeda tatkala berinvestasi. Dus, kalau Anda ingin melakukan investasi secara aktif, maka kemampuan menganalisis jenis investasi, kemampuan mengambil keputusan sesuai dengan tujuan keuangan, dan kemampuan mengelola diri sendiri menjadi sangat penting. Pendeknya, pengelolaan investasi langsung hanya akan sukses jika si investor bisa ”mengontrol” diri dalam melakukan investasi.

Sebaliknya investasi yang dilakukan sendiri juga berpeluang gagal jika banyak persyaratan untuk menjadi investor belum terpenuhi, dan yang paling penting adalah proses mengambil keputusan investasi. Lantas, kalau demikian, apakah meminta pihak lain yang melakukan investasi merupakan jalan keluar terbaik? Belum tentu.

Risiko

Sejak beberapa tahun silam di pasar modal sudah dikenal istilah kontrak pengelolaan dana (KPD). Investor menempatkan dana pada perusahaan pengelola investasi atau manajer investasi dan dijanjikan imbal hasil tertentu untuk setiap tahunnya. Untuk pengelolaan dana tersebut, manajer investasi akan mendapatkan fee pengelolaan (management fee). Biasanya, tingkat imbal hasil yang dijanjikan bisa jauh di atas tingkat bunga deposito. Kenapa? Karena dana tersebut akan diputar di saham dan juga obligasi dan bahkan juga investasi lainnya.

Masalahnya, seberapa yakin investor bahwa dana yang diserahkelolakan itu akan berhasil diinvestasikan? Sangat bergantung pada siapa yang menjadi manajer investasinya. Manajer investasi tentu juga memiliki karakteristik pribadi yang boleh jadi berbeda dengan si pemilik dana. Konkretnya, untuk mendapatkan imbal hasil investasi yang tinggi, manajer investasi mesti ”memutar” dana tersebut ke dalam investasi yang memiliki risiko. Ini sesuai dengan prinsip high risk high return.

Sementara itu, si pemilik dana mungkin hanya berpegang pada janji imbal hasil yang besar. Dalam kenyataannya, bisa jadi imbal hasil yang dijanjikan akan berbeda dengan imbal hasil yang direalisasikan. Lebih dari itu, si pemilik dana tidak bisa menuntut. Kenapa? Lihat klausul perjanjian yang dibuat antara kedua belah pihak. Pasti imbal hasil yang dijanjikan hanya berupa indikasi. Tidak berupa guaranteed yield atau imbal hasil pasti. Dan inilah yang sering terjadi di pasar, pemilik dana tidak bisa menuntut karena dana yang diserahkelolakan pada dasarnya hanya pengelolaannya saja, sementara risiko tetap mesti ditanggung oleh pemilik dana.

Lantas, apa untungnya menitipkan dana untuk dikelola dalam bentuk kontrak pengelolaan dana. Akan untung jika si manajer investasi memang piawai dan memiliki integritas dalam pengelolaan dana tersebut. Secara hakikat, semakin besar dana yang dikelola, semakin besar pula akses si pengelola dana terhadap berbagai informasi. Jika dana yang dikelola besar, perusahaan pengelola dana investasi akan mampu membiayai riset untuk mendukung investasinya. Perusahaan pengelola investasi yang sudah mapan biasanya juga tidak akan berani memberikan janji yield yang terlalu besar, apalagi yang tidak masuk akal. Dus, kalau ada perusahaan pengelola investasi yang menawarkan kontrak pengelolaan dana dengan iming-iming imbal hasil besar, boleh jadi itu merupakan strategi marketing agar banyak pihak tertarik dan dana yang diinvestasikan semakin besar. Padahal, hasilnya belum tentu semenarik yang dijanjikan.

Tak ada jaminan

Berangkat dari fenomena semacam itu, sebenarnya tidak ada jaminan bahwa investasi, baik itu dilakukan sendiri maupun dititipkan melalui kontrak pengelolaan dana akan menuai keberhasilan. Sebab, prinsip investasi yang paling utama bukanlah return atau imbal hasil, melainkan time horizon investasi dalam rangka mencapai tujuan keuangan. Artinya, jika tujuan keuangan Anda bersifat jangka panjang, investasi yang dilakukan mesti lebih konservatif dan memiliki kepastian. Anda bisa melakukannya sendiri sepanjang mampu memilih produk investasi yang sejalan dengan tujuan keuangan Anda.

Dalam hal ini, yang lebih dibutuhkan adalah penasihat investasi yang mampu memberikan gambaran plus minus, risiko dan potensi return, serta berbagai informasi valid yang bersifat independen. Keputusan tetap di tangan Anda sebagai investor. Jangan pernah berinvestasi jika hanya berdasarkan ”dorongan”, iming-iming, atau apa pun dari perusahaan pengelola investasi. Jangan lupa, perusahaan semacam itu tengah menjalankan bisnis. Mereka bukan yayasan sosial yang tengah berbagi kepada investor. Mereka adalah lembaga bisnis yang berorientasi profit. Sama seperti Anda yang ketika berinvestasi berharap mendapatkan keuntungan. Sementara lembaga penyelenggara kontrak pengelolaan dana berharap dana yang dikelolanya besar agar fee-nya besar.

Kesimpulannya, investasi adalah upaya memberikan nilai tambah pada dana yang Anda miliki dalam rangka mencapai tujuan keuangan. Ada risiko di dalamnya, selain ada potensi keuntungan. Silakan cermati kapabilitas Anda dalam berinvestasi. Jika merasa cukup mampu, lebih baik Anda kelola sendiri dan meminta bantuan penasihat investasi untuk memberikan saran-saran. Jika merasa lebih percaya untuk melakukan investasi melalui pihak lain, boleh saja menggunakan kontrak pengelolaan dana, sepanjang Anda mahir memilih siapa yang menjadi manajer investasi Anda. Selamat mencoba. ***

KOMPAS

Friday, July 10, 2009

Agoes, dari Iseng Jadi Pengusaha Jamur

Jumat, 10 Juli 2009 | 14:32 WIB

KOMPAS.com - Agoes Poernomo, pendiri usaha jamur UD Payung Manfaat, tak pernah membayangkan bahwa ia bakal menjadi pengusaha jamur seperti sekarang. Semula, pria kelahiran Blitar ini hanya iseng mencoba membuat bibit jamur merang di sekeliling rumahnya. Apalagi, keluarganya penyuka masakan jamur. Ternyata, selain hasilnya bagus, jamurnya juga disukai tetangganya. Agoes pun mulai memperbanyak bibit jamur yang disemainya.

Namun, aktivitas yang dilakoninya sejak tahun 1976 itu hanya bertahan setahun. Sebab, informasi tentang jamur masih sangat terbatas. Ketika itu, bapak dua anak yang masih berstatus pegawai di Departemen Kesehatan di Blitar itu akhirnya kembali menekuni bisnis sampingannya yang lain, yaitu usaha bengkel motor, pembuatan mebel kayu, dan kerajinan batu.

Meski tidak lagi membuat bibit jamur, Agoes terus mengikuti perkembangan bisnis jamur di Blitar. Uniknya, setelah tak menyentuh bisnis jamur beberapa tahun, ternyata nasib membawanya kembali ke budidaya jamur.

Lantaran melihat besarnya peluang bisnis jamur di Blitar dan jumlah pemainnya yang masih sedikit, Agoes memutuskan untuk kembali menekuni budidaya jamur pada 1996. Tapi, ia fokus menggarap bisnis jamur kayu. “Pertimbangannya secara ekonomi, produksinya lebih gampang,” papar Agoes.

Kali ini, Agoes serius menekuni bisnis ini. Pria berumur 59 tahun ini membangun satu rumah kecil di Desa Sumberdiren sebagai pusat usahanya. Ia memajang nama Toko Jamur. Untuk semua ini, dia mengeluarkan modal sekitar Rp 6 juta.

Karena ingin lebih fokus di bisnis jamur, Agoes mengajukan pensiun dini di tempatnya bekerja pada tahun 2000. Selanjutnya, bersama putra pertamanya, Agoes makin serius menekuni bisnis jamur. Ia mengubah nama usahanya menjadi UD Payung Manfaat.

Bisnis Agoes mengalami masa keemasan dari tahun 1998 hingga 2000. Kala itu, dia bisa memproduksi jamur kering maupun jamur segar hingga 6 kuintal setiap bulan.

Agoes pun rajin memberikan penyuluhan tentang budidaya jamur kepada para petani. Bahkan, saat ini, di Blitar saja ia punya sekitar 300 petani plasma binaan. Omzet di tahun pertamanya yang hanya Rp 10 juta per bulan kini berkembang hingga lima kali lipat.

UD Payung Manfaat sudah bisa memproduksi bibit sendiri dan mengolah jamur menjadi berbagai jenis makanan. Dengan dua pabrik serta rumah jamur yang dimilikinya, aset usaha Agoes kini mencapai Rp 700 juta.

Belajar secara otodidak

Menariknya, Agoes mempelajari semuanya dengan otodidak. Ia tak segan melancong ke luar daerah untuk belajar lebih dalam tentang jamur dari petani jamur lain.

Namun, meski tidak mempunyai pengetahuan cukup, Agoes memiliki semangat tinggi untuk belajar. Pada masa awal usahanya, di 1996, anak keenam dari 11 bersaudara ini belajar budidaya jamur lewat berbagai literatur, termasuk buku panduan terbitan dinas pertanian dan kehutanan. “Dua tahun pertama memang berat, cari informasi ke mana-mana, juga cari bibit sampai ke luar daerah,” kenang pria 59 tahun ini.

Setelah merasa memiliki pengetahuan lumayan memadai, ia mulai menjalin kerjasama dengan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang dan Universitas Airlangga Surabaya. Dengan kedua kampus itu, ia menggelar penelitian dan pengembangan budidaya jamur. Dari sini, ia belajar soal pemilihan media tanam.

Bersama putra pertamanya, Agung Hidayanto, Agoes juga beberapa kali melakukan studi banding ke petani jamur di wilayah Lembang, Bogor dan Yogyakarta. Tujuannya untuk mendalami budidaya jamur secara langsung.

Berbekal ilmu dari petani, dia belajar memodifikasi cara pembudidayaan mereka. Ternyata langkah-langkah itu membuahkan hasil. Bahkan, ia sukses membudidayakan jamur di wilayah Blitar, daerah dataran rendah yang sebenarnya kurang cocok untuk bertanam jamur.

Produktivitas dan kualitas tanaman jamurnya tak kalah dengan yang dihasilkan petani di dataran tinggi. Maka, dari sekedar budidaya, pada awal 1998, ia membuka toko untuk berjualan jamur.

Lini usaha Agoes kian bertambah. Kalau awalnya ia hanya memproduksi jamur kayu segar dan kering, sejak punya toko, dia mulai menjual bibit jamur dan media tanamnya. Pada tahun-tahun tersebut, dalam sebulan ia bisa menghasilkan 6 kuintal jamur segar, 4 kuintal jamur kering dan sekitar 3.000 media tanam yang sudah berbibit.

Pada 2000, Agoes melangkah lebih jauh lagi. Ia tak hanya mengolah jamur menjadi makanan seperti kripik jamur, kopi jamur, hingga kapsul jamur. Ia juga mengganti mereknya, dari semula Toko Jamur, menjadi merek Payung Manfaat. Ia memilih nama itu agar sesuai dengan visi usahanya yang ingin memberi perlindungan (payung) kepada masyarakat.

Di tahun yang sama, dia juga mendapatkan sertifikat dari Dinas Kesehatan untuk semua proses dan hasil produknya. Melihat berbagai kemajuan itu, Agoes makin jatuh hati pada jamur. Agar bisa lebih fokus mengembangkan Payung Manfaat, pria lulusan SMA ini pun mengajukan pensiun dini pada tahun 2000, enam tahun lebih cepat dari jadwal pensiunnya.

Sejak pensiun dini, Agoes kian optimistis terus mengembangkan usahanya. Dalam jangka pendek ini, dia ingin meningkatkan kapasitas produksinya. Selain itu, lelaki tamatan SMA ini terus melakukan inovasi, baik terkait bahan baku, proses pengolahan, hasil produksi, maupun pemasarannya.

Semua itu adalah bagian dari upayanya memujudkan impian besarnya. “Ekspansi ke seluruh Nusantara dengan pengembangan plasma adalah impian terbesar saya,” ujar kakek satu cucu ini.

Agoes yakin, pengembangan plasma di seluruh daerah Indonesia tidak terlalu susah. Sebab, sejak awal dia sudah melakukan pelatihan gratis kepada para petani jamur. Bukan hanya untuk petani di Blitar, Agoes juga memberikan pelatihan kepada para petani dari berbagai daerah lain. “Ini menjadi kebahagiaan tersendiri. Banyak orang bisa belajar dari pengalaman saya,” tuturnya.

Kerelaan Agoes berbagi ilmu inilah yang membuatnya sukses mengembangkan jaringan plasma selama ini. Saat ini dia sudah punya 300 petani plasma di Blitar. Dalam skema plasma ini, Agoes menyediakan bibit jamur dan menampung hasil panen. Jadi petani tinggal memelihara tanamannya saja.

Ke depan, Agoes berharap bisa merangkul ribuan orang yang pernah mendapat pelatihan darinya, khususnya yang berasal dari luar Jawa. Agoes akan memberi bimbingan dan konsultasi bagi mereka yang mau menjadi petani plasma. Da akan memanfaatkan teknologi agar konsultasi bisa kontinyu.

Seiring usianya yang kian bertambah, Agoes mundur perlahan dari kepadatan aktivitas bisnisnya. Sejak tahun 2000, meski masih memegang kendali bisnis, dia tak lagi turun tangan langsung memberi pelatihan.

Lalu sejak 2006, dia mendelegasikan kendali bisnis kepada putra sulungnya, Agung Hidayanto. Impian besarnya pun dia titipkan ke pundak Agung yang sejak awal ikut membesarkan Payung Manfaat. “Sekarang saya hanya turun tangan untuk pembibitan saja,” tuturnya.

Sebagai pegangan bagi penerus bisnisnya, Agoes mewariskan prinsip utama yang selalu dipegangnya selama ini. “Kunci sukses berbisnis adalah ketekunan, serta tidak pelit berbagi ilmu, karena itu sebuah bentuk ibadah,” ujar Agoes.

Dia juga berharap putranya bisa mengembangkan bisnis jamurnya dengan menerapkan teknologi tepat guna. “Dan jangan lupa menjadikan pengalaman sebagai guru terbaik,” ujar Agoes membagikan nasehatnya kepada putra tertuanya itu.

KOMPAS

Thursday, July 9, 2009

Mengeruk Puluhan Juta dari Bongkahan Batu Apung

Kamis, 9 Juli 2009 | 12:38 WIB

KOMPAS.com - Bongkahan batu apung bisa dimanfaatkan untuk rnempercantik lampu hias. Nilai ekonominya lumayan. Deddy Effendy, perajin batu apung untuk lampu hias dari Yogyakarta, bisa menghasilkan omzet puluhan juta per bulan dengan marjin 30 persen dari kerajinan ini.

Asal kreatif, banyak barang yang kelihatannya tak berguna bisa diolah menjadi barang yang punyai nilai jual lumayan. Salah satunya adalah batu apung. Batu yang lazim kita temui di dasar laut ini bisa hadir di dalam rumah sebagal interior dalam bentuk lampu bias.

Adalah Deddy Effendy, perajin asal Yogyakarta, yang memanfaatkan serpihan batu apung untuk mempercantik desain atau model lampu bias buatannya.

Sejatinya, sejak 2000, dengan modal awal Rp 30 juta, Deddy mulai menekuni bisnis pembuatan kerajinan lampu bias di bawah bendera usaha Palem Craft Jogya. Awalnya, ia hanya memakai material rotan.

Ide pemanfaatan batu apung muncul di benaknya pada 2002. Kala itu, Deddy mencoba memadukan sergihan batu apung pada media fiber. Saat disinari lampu, tekstur batu apungnya memunculkan kesan eksotik dan unik.

Yakin produk kreasi barunya itu bakal menarik minat konsumen, Deddy pun mulai menggunakan batu apung untuk produk lampu hiasnya. Apalagi, saat itu belum ada yang membuat produk sejenis. Hingga saat ini Deddy sudah membuat sekitar 70 model lampu bias dalam bentuk table lamp dan standing lamp.

Dia membeli bongkahan batu apung dari Lombok dan Bali. "Bata asal Lombok berwarna keputihan, sementara asal Bali agak keabu-abuan," papar Deddy. Deddy membeli batu apung dengan harga Rp 200.000 per karung. Satu karung dengan bobot 5-6 kg bisa menghasilkan sekitar 201ampu bias model table lamp.

Pembuatan satu lampu hias makan waktu satu hari. Proses pembuatannya dimulai dengan memotong batu apung dengan gergaji mesin menjadi lempengan setebal 2-3 milimeter dengan panjang dan lebarnya sekitar 10-15 cm. Lalu dicuci bersih.

Kemudian siapkan rangka besi sesuai bentuk dan ukuran yang dinginkan. Bentuknya, misalnya oval, persegi, atau piramida. Saat membuat kerangka tersebut sekaligus buat dudukan lampu dari bahan kayu atau bola-bola besi.

Kemudian, rangka besi dibalut bahan fiber atau mika dan dilapisi kain waring k atau jala. Selanjutnya, serpihan batu apung dilem dan ditempel memenuhi badan lampu. Hasilnya, bentuk rangkaian tersebut mengikuti karakter patahan batu sehingga terlihat alami.

Untuk finishing, Deddy menyemprotkan cat water base berwarna bening pada rangkaian batu. "Sengaja tidak diwarnai karena memang ingin menonjolkan warna alami bate apung," ujar lelaki 36 tahun ini.

Dibantu 30 perajinnya, Deddy bisa memenuhi pesanan 100 unit lampu batu apung per bulan. Sedangkan, untuk stok di galeri, dia biasa membuat 5 hingga 10 unit untuk setiap model. Lampu buatan Deddy rata-rata memiliki lebar dan panjang 20 cm - 45 cm, dengan tinggi 30 cm-150 cm.

Adapun harga jualnya tergantung model dan ukurannya. Untuk jenis table lamp, harganya Rp 150.000 - Rp 300.000 per unit. Sedangkan harga standing lamp sekitar Rp 500.000 - Rp 1,5 juta per unit. Harga standing lamp lebih mahal karena membutuhkan material lebih banyak dan pengerjaannya makan waktu lebih lama.

Dari penjualan lampu bertahtahkan batu apung ini, Deddy meraup omzet Rp 30 juta - Rp 50 juta, dengan margin sekitar 30 persen.

Pasar Deddy bukan hanya di di dalam negeri, tetapi juga luar negeri. Misalnya, Italia, Spanyol, Australia, Jepang, Polandia, dan Rumania.

Menurut Deddy, sejauh ini tak ada kendala dalam usahanya.Bahan bakunya melimpah, dan perajin dengan mudah mempelajari proses pembuatannya. Soal persaingan, meski kini sudah ada pesaing, Deddy optimistis permintaan lampu kreasinya akan terus mengalir karena dia selalu mengeluarkan disain baru. (Dupla Kartini PS/Kontan)

KOMPAS

Mengeruk Puluhan Juta dari Bongkahan Batu Apung

Kamis, 9 Juli 2009 | 12:38 WIB

KOMPAS.com - Bongkahan batu apung bisa dimanfaatkan untuk rnempercantik lampu hias. Nilai ekonominya lumayan. Deddy Effendy, perajin batu apung untuk lampu hias dari Yogyakarta, bisa menghasilkan omzet puluhan juta per bulan dengan marjin 30 persen dari kerajinan ini.

Asal kreatif, banyak barang yang kelihatannya tak berguna bisa diolah menjadi barang yang punyai nilai jual lumayan. Salah satunya adalah batu apung. Batu yang lazim kita temui di dasar laut ini bisa hadir di dalam rumah sebagal interior dalam bentuk lampu bias.

Adalah Deddy Effendy, perajin asal Yogyakarta, yang memanfaatkan serpihan batu apung untuk mempercantik desain atau model lampu bias buatannya.

Sejatinya, sejak 2000, dengan modal awal Rp 30 juta, Deddy mulai menekuni bisnis pembuatan kerajinan lampu bias di bawah bendera usaha Palem Craft Jogya. Awalnya, ia hanya memakai material rotan.

Ide pemanfaatan batu apung muncul di benaknya pada 2002. Kala itu, Deddy mencoba memadukan sergihan batu apung pada media fiber. Saat disinari lampu, tekstur batu apungnya memunculkan kesan eksotik dan unik.

Yakin produk kreasi barunya itu bakal menarik minat konsumen, Deddy pun mulai menggunakan batu apung untuk produk lampu hiasnya. Apalagi, saat itu belum ada yang membuat produk sejenis. Hingga saat ini Deddy sudah membuat sekitar 70 model lampu bias dalam bentuk table lamp dan standing lamp.

Dia membeli bongkahan batu apung dari Lombok dan Bali. "Bata asal Lombok berwarna keputihan, sementara asal Bali agak keabu-abuan," papar Deddy. Deddy membeli batu apung dengan harga Rp 200.000 per karung. Satu karung dengan bobot 5-6 kg bisa menghasilkan sekitar 201ampu bias model table lamp.

Pembuatan satu lampu hias makan waktu satu hari. Proses pembuatannya dimulai dengan memotong batu apung dengan gergaji mesin menjadi lempengan setebal 2-3 milimeter dengan panjang dan lebarnya sekitar 10-15 cm. Lalu dicuci bersih.

Kemudian siapkan rangka besi sesuai bentuk dan ukuran yang dinginkan. Bentuknya, misalnya oval, persegi, atau piramida. Saat membuat kerangka tersebut sekaligus buat dudukan lampu dari bahan kayu atau bola-bola besi.

Kemudian, rangka besi dibalut bahan fiber atau mika dan dilapisi kain waring k atau jala. Selanjutnya, serpihan batu apung dilem dan ditempel memenuhi badan lampu. Hasilnya, bentuk rangkaian tersebut mengikuti karakter patahan batu sehingga terlihat alami.

Untuk finishing, Deddy menyemprotkan cat water base berwarna bening pada rangkaian batu. "Sengaja tidak diwarnai karena memang ingin menonjolkan warna alami bate apung," ujar lelaki 36 tahun ini.

Dibantu 30 perajinnya, Deddy bisa memenuhi pesanan 100 unit lampu batu apung per bulan. Sedangkan, untuk stok di galeri, dia biasa membuat 5 hingga 10 unit untuk setiap model. Lampu buatan Deddy rata-rata memiliki lebar dan panjang 20 cm - 45 cm, dengan tinggi 30 cm-150 cm.

Adapun harga jualnya tergantung model dan ukurannya. Untuk jenis table lamp, harganya Rp 150.000 - Rp 300.000 per unit. Sedangkan harga standing lamp sekitar Rp 500.000 - Rp 1,5 juta per unit. Harga standing lamp lebih mahal karena membutuhkan material lebih banyak dan pengerjaannya makan waktu lebih lama.

Dari penjualan lampu bertahtahkan batu apung ini, Deddy meraup omzet Rp 30 juta - Rp 50 juta, dengan margin sekitar 30 persen.

Pasar Deddy bukan hanya di di dalam negeri, tetapi juga luar negeri. Misalnya, Italia, Spanyol, Australia, Jepang, Polandia, dan Rumania.

Menurut Deddy, sejauh ini tak ada kendala dalam usahanya.Bahan bakunya melimpah, dan perajin dengan mudah mempelajari proses pembuatannya. Soal persaingan, meski kini sudah ada pesaing, Deddy optimistis permintaan lampu kreasinya akan terus mengalir karena dia selalu mengeluarkan disain baru. (Dupla Kartini PS/Kontan)

KOMPAS

Mengeruk Puluhan Juta dari Bongkahan Batu Apung

Kamis, 9 Juli 2009 | 12:38 WIB

KOMPAS.com - Bongkahan batu apung bisa dimanfaatkan untuk rnempercantik lampu hias. Nilai ekonominya lumayan. Deddy Effendy, perajin batu apung untuk lampu hias dari Yogyakarta, bisa menghasilkan omzet puluhan juta per bulan dengan marjin 30 persen dari kerajinan ini.

Asal kreatif, banyak barang yang kelihatannya tak berguna bisa diolah menjadi barang yang punyai nilai jual lumayan. Salah satunya adalah batu apung. Batu yang lazim kita temui di dasar laut ini bisa hadir di dalam rumah sebagal interior dalam bentuk lampu bias.

Adalah Deddy Effendy, perajin asal Yogyakarta, yang memanfaatkan serpihan batu apung untuk mempercantik desain atau model lampu bias buatannya.

Sejatinya, sejak 2000, dengan modal awal Rp 30 juta, Deddy mulai menekuni bisnis pembuatan kerajinan lampu bias di bawah bendera usaha Palem Craft Jogya. Awalnya, ia hanya memakai material rotan.

Ide pemanfaatan batu apung muncul di benaknya pada 2002. Kala itu, Deddy mencoba memadukan sergihan batu apung pada media fiber. Saat disinari lampu, tekstur batu apungnya memunculkan kesan eksotik dan unik.

Yakin produk kreasi barunya itu bakal menarik minat konsumen, Deddy pun mulai menggunakan batu apung untuk produk lampu hiasnya. Apalagi, saat itu belum ada yang membuat produk sejenis. Hingga saat ini Deddy sudah membuat sekitar 70 model lampu bias dalam bentuk table lamp dan standing lamp.

Dia membeli bongkahan batu apung dari Lombok dan Bali. "Bata asal Lombok berwarna keputihan, sementara asal Bali agak keabu-abuan," papar Deddy. Deddy membeli batu apung dengan harga Rp 200.000 per karung. Satu karung dengan bobot 5-6 kg bisa menghasilkan sekitar 201ampu bias model table lamp.

Pembuatan satu lampu hias makan waktu satu hari. Proses pembuatannya dimulai dengan memotong batu apung dengan gergaji mesin menjadi lempengan setebal 2-3 milimeter dengan panjang dan lebarnya sekitar 10-15 cm. Lalu dicuci bersih.

Kemudian siapkan rangka besi sesuai bentuk dan ukuran yang dinginkan. Bentuknya, misalnya oval, persegi, atau piramida. Saat membuat kerangka tersebut sekaligus buat dudukan lampu dari bahan kayu atau bola-bola besi.

Kemudian, rangka besi dibalut bahan fiber atau mika dan dilapisi kain waring k atau jala. Selanjutnya, serpihan batu apung dilem dan ditempel memenuhi badan lampu. Hasilnya, bentuk rangkaian tersebut mengikuti karakter patahan batu sehingga terlihat alami.

Untuk finishing, Deddy menyemprotkan cat water base berwarna bening pada rangkaian batu. "Sengaja tidak diwarnai karena memang ingin menonjolkan warna alami bate apung," ujar lelaki 36 tahun ini.

Dibantu 30 perajinnya, Deddy bisa memenuhi pesanan 100 unit lampu batu apung per bulan. Sedangkan, untuk stok di galeri, dia biasa membuat 5 hingga 10 unit untuk setiap model. Lampu buatan Deddy rata-rata memiliki lebar dan panjang 20 cm - 45 cm, dengan tinggi 30 cm-150 cm.

Adapun harga jualnya tergantung model dan ukurannya. Untuk jenis table lamp, harganya Rp 150.000 - Rp 300.000 per unit. Sedangkan harga standing lamp sekitar Rp 500.000 - Rp 1,5 juta per unit. Harga standing lamp lebih mahal karena membutuhkan material lebih banyak dan pengerjaannya makan waktu lebih lama.

Dari penjualan lampu bertahtahkan batu apung ini, Deddy meraup omzet Rp 30 juta - Rp 50 juta, dengan margin sekitar 30 persen.

Pasar Deddy bukan hanya di di dalam negeri, tetapi juga luar negeri. Misalnya, Italia, Spanyol, Australia, Jepang, Polandia, dan Rumania.

Menurut Deddy, sejauh ini tak ada kendala dalam usahanya.Bahan bakunya melimpah, dan perajin dengan mudah mempelajari proses pembuatannya. Soal persaingan, meski kini sudah ada pesaing, Deddy optimistis permintaan lampu kreasinya akan terus mengalir karena dia selalu mengeluarkan disain baru. (Dupla Kartini PS/Kontan)

KOMPAS

Mudahnya Berbuat Baik

Kamis, 9 Juli 2009 | 08:55 WIB

Oleh: Roy Thaniago

Siapa nyana bahwa umur blog yang belum menapaki bilangan dasawarsa ternyata beranakpinak dengan amat beragam, amat pelangi?

MAKSUDNYA, bahwa blog yang dipopulerkan pertama kali oleh blogger.com milik perusahaan Google (setelah diakusi dari Pyralab), kini hadir dalam perwajahan yang beragam. Kalau selama ini blog lebih identik dengan halaman maya yang memuat salinan keseharian seseorang, maka siap-siaplah menyimpan kembali anggapan itu setelah melihat blog yang satu ini.

Coba ketikkan keluargapelangi.blogspot.com bila sedang berselancar di dunia maya. Di alamat tersebut, mata kita akan disambut dengan warna dominan hijau dengan sebuah gambar yang tergantung di kepala halaman. Gambar tersebut sama sekali tidak proporsional. Bagi yang mengerti komposisi visual tentu akan tersenyum kecut, meledek dalam hati.

Pada gambar sederhana itu tergambar dua sosok makhluk kartun yang bentuknya sama sekali tidak menarik. Dua makhluk tersebut menunjukkan sosok dewasa (mungkin kakak atau orangtua) yang menggandeng anak kecil yang memegangi permen lollipop. Mereka berdiri berhadapan dengan gunung yang menyembulkan sebilah pelangi.

Bila memilin scroll pada mouse ke halaman bawah, kesan bahwa ini blog main-main tetap terasa. Tak ada yang istimewa pada desainnya, fiturnya, maupun teknik mengoperasikan blog. Dan bila mata kita sampai pada masing-masing foto anak perempuan yang diberi keterangan nama, umur, kelas, deskripsi latarbelakang, sampai biaya hidup dan sekolah, barulah kita mengerti bahwa ada sesuatu yang mendalam di balik keluguan tampilan blog ini.

Foto-foto tersebut adalah pelangi tersebut. Merekalah kanak-kanak yang menyinari kehidupan dengan keriangan. Kanak-kanak yang pada kenyataannya mesti menanggung derita akibat ulah mereka yang lebih tua. Mereka anak-anak panti asuhan yang kehilangan keluarganya yang entah bercerai, ditinggal mati, atau tak kuat membiayi hidup. Namun sinar dalam mata mereka tidak akan hilang karena ada dua orang sahabat yang menaruh mereka dalam hati dan pikiran.

Adalah Andrea Christina dan Vanessa, dua orang sahabat yang berani menceburkan diri mereka dalam genangan masalah orang lain. Dea – panggilan dari Andrea – bersaksi kalau ia mulai mendirikan blog ini sekitar awal April 2008. Berawal dari e-mail seorang kawan yang pernah mengunjungi sebuah panti asuhan dan kemudian membuat gerakan orangtua asuh.

Secarik surat elektronik tersebut kemudian memancing kepekaan dalam diri Dea, yang berujung pada kerelaannya mengangkat anak asuh. Bukan itu saja, Dea bahkan mengirim e-mail berantai pada teman-temannya, berharap para teman larut dalam solidaritas yang dihimpun Dea. “Menyadari kalau sistem seperti itu ribet, akhirnya muncul ide untuk membuat semacam website untuk program ini”, jelas Dea mengenai blog Keluarga Pelangi.

Panti Asuhan yang dijadikan partner dalam usaha sosialnya ini bernama Pondok Damai. Panti yang hanya menampung anak-anak perempuan dari berbagai latar belakang ini terletak di Bekasi, Jawa Barat. Dengan dikelola 3 suster dan 15 karyawan, panti yang berdiri sejak tahun 1979 ini tengah menampung 72 anak dari umur 5-16 tahun.

Sampai saat ini, lewat blog Keluarga Pelangi, sudah terjaring 15 orangtua asuh untuk 10 anak yang tinggal di panti asuhan. Menariknya, sebagian besar orangtua asuh justru berdomisili di luar Indonesia. Maka melihat fakta ini, Dea dan Vanessa juga membuatkan versi bahasa Inggris blog ini agar dapat diakses oleh mereka yang tidak bisa berbahasa Indonesia.

Bagi kedua sahabat yang sama-sama pernah mengenyam pendidikan di negeri kangguru ini, tugas sebagai moderator blog tidaklah usai. Karena acap kali mereka juga bertugas menjadi tukang pos atau belanja keperluan sehari-hari bagi anak-anak panti. Motivasi dua perempuan muda dalam mengelola blog ini sangat lugu seperti tampilan blognya. Dea bahkan berujar singkat, “Mendingan kita bantu pemerintah dengan cara yang positiflah”.

Nah, masih berani menyematkan anggapan bahwa blog hanya memuat sesuatu yang sepele dan remeh temeh? Lewat blog Keluarga Pelangi kita tahu, bahwa banyak medium yang dapat dipakai untuk berbuat baik. Dan lewat sepasang sahabat Dea dan Vanessa, kita belajar sesuatu, bahwa berkarya tidak perlu tertunda karena umur dan materi.

Roy Thaniago
Penggiat di Agenda 18

KOMPAS

- Muhammad Idham Azhari

Wednesday, July 8, 2009

Minyak Melorot, Wall Street Terpuruk

Rabu, 8 Juli 2009 | 08:09 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Saham-saham dalam perdagangan di Wall Street Rabu (7/7) waktu setempat, terpuruk di zona merah setelah harga minyak mentah kembali merosot ke bawah level 63 dollar AS per barrel.

Indeks-indeks saham utama Wall Steet melorot rata-rata 2 persen, setelah harga minyak kembali turun dalam lima hari berturut-turut. Hal ini menjadi indikator bahwa para investor mengira permintaan energi dan basic material masih tetap rendah.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup berkurang 161,27 poin atau 1,9 peren pada 8.163,60. Ini merupakan level penutupan terendah untuk indeks saham-saham blue chip tersebut sejak 28 April 2009.
Sementara indeks Standard & Poor’s 500 turun 17,69 poin atau 2 persen ke posisi 881,03 yang merupakan posisi terendah sejak 1 Mei 2009. Adapun indeks komposit Nasdaq melorot 41,23 poin (2,3 persen) menjadi 1.746,17, level terendah sejak 27 Mei 2009.

Penurunan dipimpin oleh sektor energi, dengan ExxonMobil merosot 2,26 persen menjadi 66,56 dollar AS, Chevron turun 2,25 persen menjadi 62,70 dollar AS dan ConocoPhillips turun 2,06 persen menjadi 39,99 dollar AS.

Boeing turun 3,75 persen menjadi 39,04 dollar AS, setelah mengumumkan akan mengakuisisi usaha dan operasi yang dilaksanakan oleh Vought Aircraft IndustriesI pada fasilitasnya di Carolina Selatan. Vought, juga perusahaan AS, yang membangun struktur kunci untuk pesawat terbang Boeing 787 Dreamliner.
Pembuat chip terkemuka Intel memberikan kembali keuntungan pada awal perdagangan dan jatuh 1,75 persen menjadi 16,25 dollar AS setelah Bank of America menyarankan membeli saham tersebut.

Alcoa berbalik naik (rebound) dari pelemahan pada Senin dan naik 1,62 persen menjadi 9,41 dollar AS jelang laporan hasil kinerjanya.

Sementara pasar obligasi naik di tengah mengalirnya "safe haven" (tempat berlindung yang aman). Imbal hasil (yield) pada obligasi negara 10-tahun jatuh menjadi 3,460 persen dari 3,495 persen pada Senin dan pada obligasi negara 30-tahun jatuh menjadi 4,308 persen dari 4,351 persen. Harga dan yield bergerak dalam arah berlawanan.

EDJ
Sumber : ANT,AP
Kompas

- Muhammad Idham Azhari

Tuesday, July 7, 2009

Langkah-langkah Siapkan Dana Darurat

Selasa, 7 Juli 2009 | 21:03 WIB

KOMPAS.com - Masa mendatang penuh dengan ketidakpastian. Anda harus pandai-pandai menjaga diri, baik di masa sekarang maupun masa mendatang. Siapkan dana darurat untuk menghadapi ketidakpastian di masa mendatang dengan ‘celengan’ darurat yang bisa digunakan ketika diperlukan. Berikut 10 langkah ini bisa Anda terapkan untuk mulai membuat dana darurat:

1. Hitung jumlah pengeluaran setiap bulan.
2. Buat target tabungan dana darurat yang besarnya 3-6 kali dari biaya hidup per bulan.
3. Sisihkan dana sedikit demi sedikit dari pendapatan bulanan. Sesuaikan besarnya dengan kemampuan.
4. Simpan dana dalam bentuk rekening pasar uang, rekening tabungan berbunga tinggi, dan reksadana pasar uang.
5. Perlakukan dana darurat sebagai salah satu tagihan yang harus dibayar setiap bulan agar termotivasi.
6. Kurangi alokasi anggaran yang tidak krusial untuk mempercepat terkumpulnya dana darurat.
7. Simpan uang receh yang diterima sebagai kembalian saat bertransaksi. Karena, jika dikumpulkan bisa jadi tabungan juga.
8. Batasi akses terhadap rekening dana darurat agar tidak tergoda menggunakannya.
9. Jangan habiskan bonus, tunjangan hari raya (THR), atau lainnya. Lebih baik masukkan ke rekening dana darurat.
10. Evaluasi jumlah pengeluaran dan pendapatan setahun sekali dan buat revisi anggaran dana darurat sesuai dengan kondisi yang terjadi saat ini.

(Erma)

Kompas

Monday, July 6, 2009

SBY Terpilih, Rupiah Bakal Perkasa?

Senin, 6 Juli 2009 | 08:07 WIB

KOMPAS.com — Dalam tiga dari empat pilpres 12 tahun terakhir ini, rupiah terapresiasi terhadap dollar AS di bulan pelaksanaan pilpres. Berdasarkan data musiman ini, kita dapat mengharapkan penguatan rupiah lebih lanjut. Bulan pelaksanaan pilpres merupakan bulan yang unik di pasar uang karena tidak hanya terlihat kecenderungan tren yang kuat, namun juga menjadi bulan di mana mata uang rupiah menguat beberapa persen.
Seperti kita ketahui bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kembali ingin memenangkan pemilihan presiden tanggal 8 Juli nanti. Mantan Presiden Megawati Sukarnoputri serta Wakil Presiden Jusuf Kalla akan menjadi saingan dalam pemilu. Setelah melalui jalan yang cukup panjang untuk menentukan pilihan siapa yang akan menjadi partnernya dalam pemerintahan, di luar dugaan publik, SBY memilih Boediono (Gubernur Bank Sentral Indonesia) sebagai wakilnya, dan ini mengangkat kredibilitas SBY dalam menjalankan kebijakan ekonomi mendatang.
Popularitas SBY terangkat sebagian karena persepsi strategi antikorupsi yang dijalankannya, perdamaian di Aceh, dan meningkatnya produktivitas agrikultur, serta kinerja ekonomi di masa krisis keuangan yang lebih baik dibandingkan negara ASEAN, terbukti mata uang rupiah menjadi best performer di Asia dengan penguatan sebesar 9 persen per akhir Juni 2009.
Penguatan rupiah saat itu dipicu oleh sentimen yang sama dengan konsensus yang terlihat di pasar saham global, yaitu optimisme atas potensi pertumbuhan pesat di tahun 2010 yang akan mengangkat ekonomi dari titik terbawah. Sinyal perbaikan prospek makro-ekonomi global ini serta berkurangnya pengalihan risiko investor menjadi daya tarik arus modal asing ke Indonesia. Di bulan Februari 2009, devisa BI ikut naik hingga 54 miliar dollar AS berkat tarikan swap agreement dengan Jepang, China, dan Korea. Faktor inilah yang memupuk tingkat keyakinan para investor sehingga risk appetite (minat terhadap aset risiko) atas pasar Indonesia (obligasi dan saham) meningkat.
Kami melihat adanya korelasi yang kuat antara pasar saham, obligasi, dan rupiah. Performa rupiah banyak bergantung pada arus modal masuk dan keluar di pasar saham dan obligasi. Rupiah akan berada dalam tekanan jika pengalihan risiko global kembali berembus, ini bisa saja terjadi jika resesi berlangsung lebih lama dari yang diharapkan. Apalagi saat ini pasar optimistis ekonomi global sudah memasuki masa pemulihan.
Sentimen bisa cepat berubah yang efeknya akan mendorong pelaku pasar menarik modal mereka dan memarkirnya di dollar AS atau obligasi denominasi dollar AS yang dianggap lebih aman. Keluarnya modal asing secara besar-besaran pernah terjadi di pertengahan 2007, ketika itu rupiah melemah tajam dari level 9.000 ke 12.500.
Namun, kondisi ekonomi Indonesia saat ini bisa dikatakan kondusif dalam situasi resesi. Surplus neraca membaik dan masih bakal stabil sepanjang 2009, indikasi permintaan domestik akan pulih lebih awal dibanding perkiraan sebelumnya.
Di sisi lain, BI yang terus melanjutkan pemotongan suku bunga berdampak positif untuk pertumbuhan ekonomi. Kebijakan bank sentral yang baru diumumkan Januari 2009 lalu mengenai kewajiban eksportir komoditas untuk menggunakan letter of credit yang diterbitkan oleh bank lokal dengan tujuan membatasi capital outflow akan menjadi faktor pendukung rupiah.
Pasar pastilah berharap pemerintahan SBY akan terpilih kembali untuk 5 tahun mendatang dan melanjutkan program-program ekonomi yang dipandang pro bisnis. Namun, orang bijak selalu waspada. Kita tidak akan terlena dengan hal-hal positif di atas. Ingat bahwa pasar Indonesia merupakan bagian dari pasar global. Faktor eksternal mungkin dan sangat mungkin membalikkan situasi.
Rupiah saat ini bergerak melemah namun masih terbatas di area 10.500 (level tertinggi 24 Juni) dan 10.750 (tertinggi 30 April), area ini merupakan strong resistance di samping BI sendiri memang menjaganya agar tidak terlalu jauh.
Jika SBY kembali memerintah maka rupiah sangat berpeluang kembali menembus level di bawah 10.000 sebelum menyentuh area 9.000. Dengan memanfaatkan momen ini semoga di hati kita semua kembali hadir semangat “aku cinta rupiah”. (CK/Senior Research and Analyst PT. Monex Investindo Futures)
Kompas

- Muhammad Idham Azhari

Sunday, July 5, 2009

Investasi & Keuangan: Kaya dari Bermain Saham?

Minggu, 5 Juli 2009 | 03:03 WIB

Adler Haymans Manurung - praktisi keuangan

Belakangan berita surat kabar sangat banyak menceritakan bursa saham mengalami kenaikan atau penurunan cukup tajam. Ada juga berita investor mendapat keuntungan atas hasil investasinya mencapai 400 %. Bila dibandingkan dengan investasi pada produk lain, tidak mungkin mendapat keuntungan sebesar itu. Pertanyaannya, mungkinkah kaya dari bermain saham?

Kaya yang dimaksud adalah mempunyai dana lebih dari dana yang diharapkan, bahkan tidak perlu bekerja lagi, tetapi masih bisa hidup dari hasil uang simpanan.

Kaya juga berarti tidak perlu memikirkan bagaimana mendapatkan uang, tetapi uang datang sendiri karena sudah berlebih akibat dikumpulkan sangat lama pada masa lalu.

Kaya dari bermain saham artinya dana terkumpul karena keuntungan dari transaksi saham di bursa. Bila pemilik dana berinvestasi pada saham BUMI saat harganya Rp 470 dan kini mencapai Rp 2.000 per saham, investor tersebut mendapat keuntungan 325,53 %. Artinya, dalam tempo sangat singkat dana sudah berlipat ganda. Bahkan keuntungan itu bila dihitung dalam setahun mencapai 650 %, cukup mengagumkan, bukan?

Bila investor juga masuk ke saham ASII, ia akan mendapat untung cukup besar pula. Saham ini pernah mencapai harga Rp 10.000 per lembar dan kini Rp 24.000, berarti investor mencapai keuntungan sekitar 140 % dalam waktu kurang dari enam bulan.

Banyak lagi saham lain yang memberi tingkat pengembalian cukup menggembirakan bagi investor yang tepat melakukan investasi saham. Sayangnya, investor hanya melakukan investasi dalam jumlah kecil dengan alasan melakukan diversifikasi. Bayangkan bila investor melakukan investasi satu juta saham.

Bila investor bertransaksi jual beli, pada harga tinggi menjual dan membeli kembali saat harga turun, keuntungan akan lebih tinggi lagi. Adanya harga saham yang naik dan kembali turun sudah sering terjadi, terutama pada saham yang kerap digoreng. Artinya, investor yang piawai bertransaksi dalam sehari bisa memperoleh keuntungan dua atau tiga kali karena saham bisa dua, tiga, bahkan empat kali naik-turun seperti yoyo.

Untuk mendapat saham yang memberi tingkat pengembalian tinggi, investor harus memerhatikan saham tersebut secara saksama. Bila perlu, harus menunggu di depan monitor transaksi harga saham. Tetapi, ada juga pemain saham yang tidak memberi perhatian saksama dan tetap mendapat keuntungan besar.

Investor juga bisa menghubungi analis perusahaan pialang di mana investor bertransaksi untuk berdiskusi. Investor harus menyimak dan menganalisis agar hasil dapat lebih maksimal. Investor juga harus mengenal analis tersebut supaya lebih wajar bertransaksi saham yang diinginkan. Tetapi, belakangan ini karena IHSG naik terus, sering kali investor tidak menggunakan pandangan analis karena apa pun yang dibeli pasti naik. Informasi yang diperlukan investor adalah keberlangsungan hidup dari saham yang akan diinvestasikan.

Dua pendekatan

Investor dapat menggunakan dua pendekatan dalam analisis saham, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.

Pendekatan fundamental mencoba menganalisis saham sampai mendapatkan harga intrinsik saham dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar saham. Bila harga intrinsik saham lebih tinggi daripada harga pasar, saham tersebut dibeli. Pendekatan ini mencoba meramal harga saham dengan menggunakan informasi fundamental perusahaan. Analis dengan pendekatan ini juga mencoba menganalisis perkembangan tingkat bunga ke depan. Pendekatan fundamental menyatakan, dalam membeli saham yang dibeli prospek perusahaan.

Pendekatan teknikal menggunakan volume transaksi dan harga saham masa lalu untuk menentukan harga. Biasanya, harga saham dibuat dalam bentuk gambar (chart) sehingga ditemukan kemungkinan harga saham yang akan terjadi. Asumsi yang sering didengungkan pencinta pendekatan ini, pola harga saham akan berulang kembali. Karena itu, pendekatan ini juga sangat bagus dan dapat menentukan kapan membeli saham.

Ada juga investor yang menggunakan kedua pendekatan tersebut dalam bertransaksi. Pendekatan fundamental digunakan untuk mendapatkan harga intrinsik saham dan pendekatan teknikal untuk menentukan waktu membeli saham. Biasanya, penggunaan dua pendekatan ini memberi hasil lebih optimal daripada hanya satu pendekatan.

Tetapi, investor juga harus hati-hati karena transaksi saham mempunyai risiko cukup tinggi dibandingkan dengan transaksi deposito, obligasi, dan properti. Bila investor tidak kuat melihat harga saham menaik atau menurun tajam, jangan mencoba karena bisa membuat jantung investor tidak berdenyut.

Umumnya, investor usia muda bisa menolerir transaksi yang sangat fluktuatif. Bermain saham tidak disarankan untuk investor yang tidak bisa menolerir risiko tersebut, umumnya mereka yang berumur lebih dari 60 tahun. Investor yang mempunyai pekerjaan tetap dan dana yang dimiliki tidak dipergunakan untuk periode minimum lima tahun sebaiknya mencoba transaksi saham.

Yang harus diperhatikan, bila harga drop, jangan panik. Investor tetap sabar karena harga saham bisa naik kembali, terutama perusahaan yang kinerjanya baik atau berumur panjang.

Kompas

- Muhammad Idham Azhari

Saturday, July 4, 2009

Anomali pada Bursa Indonesia

Sabtu, 4 Juli 2009 | 03:48 WIB

Jakarta, Kompas - Di tengah pelemahan sebagian besar bursa dunia akibat derasnya sentimen negatif, indeks harga saham dalam negeri lagi-lagi masih menguat. Pasar modal Indonesia berpotensi memberikan tingkat keuntungan lebih besar.

Pada penutupan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jumat (3/7), indeks harga saham gabungan menguat 9,55 poin atau 0,46 persen menjadi 2.075,30.

Adapun Indeks LQ45 naik 2,72 poin atau 0,68 persen ke level 404,83 dan Indeks Kompas100 naik 3,19 poin atau 0,63 persen menjadi 504,71.

Sekalipun tipis, penguatan indeks harga saham dalam negeri ini cukup mencengangkan pelaku pasar modal.

Sebelumnya, sejumlah analis memperkirakan, indeks harga saham dalam negeri akan anjlok menyusul derasnya sentimen negatif yang mengalir beberapa hari terakhir sehingga menekan indeks di bursa global, termasuk Amerika Serikat, Eropa, dan Asia.

Pada sesi pertama perdagangan, Jumat kemarin, IHSG sempat anjlok sampai 20 poin atau hampir 1 persen. Namun, di sesi kedua, IHSG berangsur membaik dan akhirnya ditutup positif.

Sementara itu, mayoritas bursa kawasan pada perdagangan kemarin ditutup melemah. Indeks Nikkei-225 di Jepang turun 0,61 persen dan Indeks Straits Times di Singapura turun 0,91 persen, sedangkan Indeks Hang Seng di Hongkong naik 0,14 persen.

Adapun Indeks Dow Jones Industrial Average pada perdagangan saham di New York Stock Exchange, Kamis waktu setempat, anjlok hingga 2,63 persen.

Pelemahan ini terjadi karena adanya sentimen negatif pelaku pasar modal terhadap peningkatan angka pengangguran di AS, dari 322.000 orang pada Mei 2009 jadi 467.000 orang (Juni 2009) atau tertinggi sejak 1983.

Direktur PT CIMB-GK Securities Indonesia William Henley memperkirakan, tingginya angka pengangguran di AS akan mengurangi konsumsi minyak dunia sehingga akan berpengaruh pada harga komoditas dan energi lainnya. Harga minyak yang saat ini berada di kisaran 66 dollar AS per barrel diperkirakan akan diperdagangkan berdasarkan harga fundamentalnya, yaitu 50-55 dollar AS per barrel.

Pengamat pasar modal, Robert Nayoan, mengatakan, penguatan indeks harga saham di BEI termasuk anomali. Penguatan itu dipicu oleh pengumuman Bank Indonesia yang menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin menjadi 6,75 persen. BI melakukan itu setelah melihat data inflasi Juni 2009 yang turun menjadi 3,65 persen (YoY) dan 0,11 persen (MoM).

Selain didukung fundamental yang kuat, lanjut Robert, turunnya BI Rate kembali memperkuat tesis bahwa Indonesia dan BEI adalah ”firdaus investasi global” atau tempat yang sangat menjanjikan bagi investor.

Dinilai cukup menjanjikan karena pasar modal Indonesia berpotensi memberikan tingkat keuntungan di atas yang disyaratkan oleh investor global.

Selanjutnya, keuntungan yang diperoleh investor di bursa Indonesia dipakai untuk menutup kerugian investasi akibat krisis pada akhir 2008. (REI)

Kompas

Toko Buku "Online" Kian Marak

Sabtu, 4 Juli 2009 | 03:42 WIB

Jakarta, Kompas - Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, toko buku online semakin marak dua hingga tiga tahun terakhir. Sebagian toko buku tersebut dioperasikan para pencinta buku dengan keinginan agar distribusi buku lebih merata ke berbagai daerah di Indonesia dan akses masyarakat kepada buku semakin besar.

Hal itu terungkap dalam diskusi mengenai ”Toko Buku Online di Indonesia” dalam rangkaian acara Pesta Buku Jakarta yang berlangsung 27 Juni-5 Juli 2009 di Istora Gelora Bung Karno.

Strategic Partner Development Google Erik Hartmann mengatakan, sekitar dua tahun lalu, berdasarkan pemantauannya, di Indonesia jumlah toko buku online masih dapat dihitung dengan jari. Namun, sekarang setidaknya mencapai 150 toko buku online.

”Kendala biasanya pada kebiasaan dan kepercayaan masyarakat terhadap toko buku online. Dengan demikian, toko buku yang ada harus secara profesional menjalankan usahanya,” ujarnya. Google menjalin kerja sama dengan sejumlah toko buku online di Indonesia.

Savic Alielha dari Khatulistiwa Online mengatakan, dia dan sejumlah rekannya memulai toko buku online tersebut sekitar 1,5 tahun lalu. Para awak toko buku itu tidak ada yang berlatar belakang pendidikan komputer. ”Kami ingin agar buku dapat terdistribusi lebih baik ke seluruh Indonesia. Sejauh ini sebagian pembeli buku berasal dari daerah-daerah di luar Jawa yang toko buku konvensional besar tidak menjangkaunya. Warga memesan buku lewat katalog online dan kami mengirimkan buku tersebut,” ujar Savic.

Perkembangan toko buku online pada akhirnya ikut berperan meningkatkan minat baca. Sejumlah toko buku online kemudian membangun komunitas dan menyelenggarakan berbagai kegiatan terkait buku. Setiawan dari BukuKITA.com yang memulai usaha tersebut dua tahun lalu mengatakan, komunitas merupakan kekuatan dari toko buku online-nya. ”Karena itu, kami mendesain situs dan kegiatan toko buku online agar dekat dengan pembaca,” ujarnya. (INE)

Kompas