BLOGSPOT atas

Sunday, May 17, 2009

[Kompas 100]: Alam Sutera Realty: "A Quiet Environmentally Friendly Developer"

Bagian 94 dari 100

Minggu, 17 Mei 2009 | 07:57 WIB

Berkat Bernie Madoff, kompleks hunian di Florida itu jadi terkenal.

Ini bukan sekedar kompleks hunian eksklusif yang dilengkapi dengan fasilitas lapangan golf kelas atas. Tidak sembarang orang kaya bisa masuk ke sana. Yang diterima di sana adalah orang kaya yang memang punya catatan panjang menyumbang dalam jumlah besar.

Dengan cara seperti ini, kompleks hunian beserta lapangan golf tersebut ingin menetapkan standar baru, yang diharapkan bisa membedakan dengan pesaingnya. Karena persyaratan tersebut dijaga sangat ketat, maka itu bisa menjadi upaya diferensiasi yang menarik. Dan memang, berkat profil tetangga dan teman yang seperti itu, bukan suatu hal yang susah bagi Madoff untuk mendapatkan klien yang sudah terseleksi seperti yang diinginkannya.

Tentu saja tingkah Madoff tidak bisa ditiru. Tapi persyaratan yang ditetapkan di komplek hunia di Florida itu dan dijaga ketat sungguh layak ditiru, karena benar-benar membuat diferensiasi sungguh kuat. Ini yang mestinya bisa ditiru oleh perumahan yang mengandalkan konsep ”hijau”.

Sebetulnya, belum banyak pengembang yang benar-benar bisa dan mau menunjukkan bahwa produk mereka tidak saja ”hijau” tapi benar-benar ramah lingkungan. Dan memang, ”hijau” dalam arti lokasi yang asri, rindang, berudara segar, dan banyak tanaman, sepertinya lebih diapresiasi oleh masyarakat Indonesia ketimbang sesuatu yang ramah lingkungan. Apalagi jika yang ramah lingkungan itu ternyata berakibat pada semakin mahalnya produk yang ditawarkan.

Mungkin karena sebab itulah beberapa pengembang perumahan, meskipun sudah mulai mengembangkan berbagai inisiatif untuk mengurangi dampak negatif pada lingkungan, belum berani untuk benar-benar menyatakan diri sebagai environmentally friendly. Salah satunya adalah PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), yang mengembangkan perumahan Alam Sutera.

Berlokasi di Serpong, Tangerang, dan mencakup wilayah sekitar 700 hektar, dimana 40 persen darinya dialokasikan untuk kawasan hijau, Alam Sutera memang bisa dikatakan perumahan yang menyatu dengan lingkungan. Ditunjang dengan family park yang mengusung konsep outdoors activities dan juga rencana pembangunan mal --yang tertunda pembangunannya hingga akhir 2009-- yang terintegrasi dengan theme park luar ruangan, ASRI sepertinya memang merancang perumahan ini untuk seolah-olah menyatu dengan alam.

Namun, lebih dari sekedar menyatu dengan alam, ASRI sebenarnya sudah menjalankan berbagai insiatif untuk menjadikan dirinya benar-benar ramah lingkungan. ASRI yang berdiri sejak 1993 ini sudah menerapkan ecological planning method untuk membagun Alam Sutera. ASRI bahkan mengenakan denda 15 juta bagi warganya yang berani menebang pohon di wilayah tersebut. Dan lebih dari itu, ASRI melakukan kerjasama dengan BPPT untuk membangun beberapa rumah yang sebagian kebutuhan listriknya dipasok oleh panel photovoltaic yang bisa mengkonversi sinar surya menjadi tenaga listrik. Proyek panel surya ini, menurut rencana, akan diintegrasikan pada 183 rumah di cluster Sutera Onyx.

Mungkin karena memang belum seluruh kegiatan ASRI ramah lingkungan atau mungkin juga karena kata ”ramah lingkungan” bukan sesuatu yang bisa menjual lebih banyak rumah, tampaknya ASRI seolah-olah malu untuk mendeklarasikan diri sebagai environmentally friendly. Padahal positioning Alam Sutera sebagai perumahan yang hijau tidak lagi menjadi sesuatu yang unik dan meaningful, saat semua pengembang perumahan di pinggiran Jakarta meng-claim hal yang sama.

Kami melihat bahwa ASRI harus bisa menemukan differensiasi yang lebih kuat. Lingkungan yang nyaman dan dekat dengan alam tidak dapat lagi menjadi andalan untuk berkembang, karena sudah menjadi generic. Jika ASRI berani dengan tegas menyatakan diri sebagai a truly environmentally friendly property developer --tentunya didukung oleh infrastruktur dan fasililtas yang memang benar-benar ramah lingkungan-- ini akan menjadi kekuatan yang signifikan untuk melepaskan diri dari komoditisasi perumahan hijau dan memperkuat positioning-nya diantara pengembang pinggiran Jakarta lainnya. Sehingga ASRI dapat semakin memperkuat kinerja perusahaan, dimana tahun 2008 mencatat kenaikan laba 190 persen, sehingga menjadi salah pengembang yang patut diperhitungkan di Indonesia.


"Philip Kotler's Executive Class: 10 Days To Go"

Hermawan Kartajaya, Taufik

Kompas

No comments: